Philophobia Part 18: Who's Jeon Jungkook?

Start from the beginning
                                    

"I-itu.. Jim, berjanjilah kau tidak akan marah setelah mendengar pengakuanku nanti." pinta Jungkook dengan wajah memelas.

Jimin mengernyit heran sejenak sebelum akhirnya mengangguk kecil dan kembali mengembangkan senyum simpulnya.

"Ne, Baby. Aku janji. Katakan saja, jangan ragu."

Jungkook tanpa sadar kembali menggigit bibir bawahnya sangsi, kemudian berujar pelan.

"A-Aku.. dipecat, Jim."

"MWO!?" pekik Jimin kaget, namun disalah-artikan oleh Jungkook sebagai luapan amarah sang Kekasih.

"Mi-Mian, Jim. Aku –"

Grab.

"Sejak kapan?" tanya Jimin, tanpa sadar kedua tangannya sudah mencengkram erat bahu Jungkook, membuat sang empu mengernyit kesakitan dan ketakutan.

"Jungie-ah, jawab aku. Sejak kapan mereka memecatmu?! Kenapa!?" desak Jimin, membuat Jungkook tersentak takut.

"A-Aku.. i-itu.. tepat di hari kakiku terlindas ban sepeda motor."

Jimin mengernyit, menaikkan kedua alisnya sebelum tertegun kala mulai memikirkan satu hal –satu nama, Min Yoongi.

"Apa alasan mereka memecatmu, Jungie!?" emosi Jimin tanpa sadar.

Jungkook tertunduk takut seraya menggigit bibir bawahnya, "A-Aku tidak tahu pasti, J-Jim. Mereka hanya.. mengatakan bahwa.. bahwa.. aku tidak berkompeten bekerja di Perusahaan mereka." Karang Jungkook, ia tidak ingin Jimin tahu bahwa pemecatannya merupakan buah tangan seorang Produser muda yang merupakan mantan Kekasih dari Kekasihnya itu –Min Yoongi.

Jimin menatap lurus kala mendapati pupil Jungkook bergerak gelisah. Ia tahu bahwa Jungkook tidak bisa berbohong, matanya memberitahu segalanya.

"Jangan berbohong padaku, Jungie!" desis Jimin dingin, membuat Jungkook kembali menunduk takut.

"Katakan padaku, mengapa mereka bisa memecat Karyawan ulet sepertimu, Jungie!?"

Jungkook bergetar takut mendengar bentakan dari Jimin, air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, siap meluncur kapanpun.

"M-Mian, Jim.. a-aku –"

"Apa karena.. Min Yoongi?" tebak Jimin, membuat bahu Jungkook menegang.

Takut-takut Jungkook mengangkat wajahnya, menatap takut sang Kekasih yang masih menatapnya tajam.

"Jawab aku, Jeon Jungkook." Desis Jimin penuh penekanan.

Dengan gemetar Jungkook mengangguk kecil, membuat Jimin membuang nafas kasar seraya melepaskan cengkraman tangannya di bahu Jungkook untuk mengacak surainya kesal.

"Brengsek!" umpat Jimin kalap, membuat Jungkook kembali tersentak kaget, kali ini air mata ketakutannya sudah jatuh di pipinya.

"M-Maafkan aku, Jim –"

Grab.

Kembali mencengkram bahu Jungkook, "Mengapa kau tidak pernah memberitahuku, Jungie!? Mengapa baru sekarang kau memberitahukannya padaku!?"

"Hiks, maafkan aku, Jim.. aku.. aku hanya tidak ingin kau khawatir. Aku tidak ingin menganggu –hiks, pekerjaanmu di Jeju-do kemarin. Hiks, aku mohon maafkan aku.."

Philophobia (JiKook / MinKook)Where stories live. Discover now