18. Gelap

1.7K 185 96
                                    

Chapter 18--Gelap

Kenyamanan yang Vio rasakan saat berada dalam dekapan Biel kini sirna seketika. Kenyataan kembali menyadarkan Vio bahwa lelaki di hadapannya kini adalah sosok yang telah menyembunyikan fakta besar dalam hidupnya.

Dorongan yang diberikan Vio membuat dekapannya dengan Biel terlepas.

"Vi?" Biel menatap Vio bingung.

Sekuat tenaga Vio berusaha menahan tangisnya. "Jahat! Kamu jahat! Ke--kenapa, sih, kamu nyembunyiin semuanya? Selama hampir enam belas tahun aku hidup, aku cuman tau kalo bokap udah meninggal. Dan kamu ... kamu tau yang sebenernya tapi gak bilang ke aku?"

"A--aku pikir lebih baik kayak gini aja. Kamu yang nganggep bokap udah meninggal daripada tau dia masih hidup, tapi ternyata kayak gitu. Aku pikir ini cara yang bener buat ngelindungin kamu supaya kamu gak tambah sakit lagi. Tapi ... kayaknya aku salah. Aku minta maaf, Vi. Niat aku cuman mau ngelindungin kamu. Bukan malah bikin kamu kayak gini," jelas Biel.

Tatapan mata Vio menajam. Jari telunjuknya ia angkat ke depan wajah Biel. "Bodoh! Sepinter-pinternya kamu nyembunyiin, pasti akhirnya aku bakal tau juga. Dan kalo kamu pikir ini bakal ngelindungin aku ... kamu salah. Kamu buat ini makin parah."

"Tapi, Vi--"

Ucapan Biel segera Vio potong. Vio tertawa kecut. "Bahkan mama juga nyembunyiin ini dari aku. Sebenernya kalian nganggep aku apa, sih, sampe aku gak boleh tau?"

Biel menarik napasnya dalam-dalam. "Mama kamu pasti punya maksud baik, Vi."

"Gak, kalian salah. Semuanya malah bikin keadaan makin parah tau gak," ucap Vio ketus. "Sekarang jelasin ke aku, kamu sebenernya ada perjanjian apa sama Retha?"

Biel belum mempersiapkan diri untuk ini. Ia pikir Vio tidak akan mengetahui semuanya secepat sekarang. Namun, kenyataan berkata lain. Semua sudah terlanjur terbongkar.

"Inget waktu aku tiba-tiba cuek sama kamu sehari setelah Retha dateng?" tanya Biel ragu.

Anggukan kecil disertai tatapan bingung Vio berikan.

"Kalo kamu inget, waktu itu Retha ngajak aku ke rumahnya sebelum aku berubah. Nah, di sana dia mulai ngasih tau tentang bokap kamu dan ngancem bakal ngasih tau semuanya ke kamu kalo aku gak ngikutin apa yang dia mau."

"Terus?" tanya Vio, masih tidak mengerti dengan alasan mengapa Biel menjauhinya.

Biel melanjutkan, "Retha bilang kalo aku harus jadi pacarnya dan jauhin kamu kalo gak mau dia bocorin semuanya ke kamu. Jadi, aku gak pernah bener-bener nembak Retha. Bahkan waktu di balkon sekolah yang Retha cerita tentang aku nembak dia, itu semuanya boong. Dia tau kamu lagi nguping makanya dia sengaja ngomong gitu. Ini semua skenario Retha, Vi."

Mata Vio membulat saking tidak percayanya. Apa yang baru dikatakan Biel barusan makin memupuk rasa bencinya pada Retha. "Jadi, semuanya skenario Retha? Ta--tapi, kenapa dia sampe berambisi banget jauhin kamu dari aku?"

"Aku gak tau, tapi dia pernah bilang, sih, kalo dia benci banget sama kamu karena gara-gara bokap kamu, ibunya Retha jadi pisah sama bokapnya. Mungkin dia jadi ngelampiasin semuanya ke kamu?" Alis Biel terangkat sebelah.

"Semuanya gak masuk akal tau gak. Aku gak nyangka dia sampe seambisius itu," ucap Vio.

"Jadi ... kamu maafin aku?" Biel menatap Vio penuh harap.

Senyuman terukir sedikit di wajah Vio. "Maaf, Bi. Menurut aku kamu juga salah karena udah nyembunyiin ini semua. Aku tau kamu ngelakuin ini buat lindungin aku, tapi sayangnya cara kamu salah. Jadi, kasih aku waktu, ya."

My Girly BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang