5. A for Arveann

Zacznij od początku
                                    

"Begitu, ya?" gumamnya tanpa sadar.

Tapi...

Senyum lega di bibir Rissa memudar saat ia teringat tentang rencana Mayang dan yang lain yang ingin mengerjai Eann. Apa yang mereka lakukan pada gadis itu? Seberapa parah? Apa yang harus Rissa lakukan?

.

Arveann turun dari motor 250cc milik Ren. Dengan gemas dipukulnya helm yang Ren gunakan karena kesal, pemuda itu membawanya keliling kota sebelum mengantarnya pulang. Katanya merayakan damainya hubungan mereka berdua. Meskipun kata 'damai' itu hanya berlaku untuk Ren, sementara Eann masih terus bersikap ketus padanya. Tapi itu mending dari pada saat mereka pertama bertemu.

"Aku nggak diajakin mampir, nih?" tanyanya sembari mengedarkan pandangannya menjelajahi rumah Eann dengan tatapannya. Ini pertama kalinya dia menginjakkan kaki di sana. Rumah itu tak terlalu besar untuk ukuran pengusaha sukses seperti ayah Eann. Tapi tampak nyaman untuk ditinggali.

"Aku nggak menghajar kamu aja, harusnya kamu udah bersyukur!" ucap Eann ketus.

Ren meringis. "Ya, ya! Baiklah, terserah padamu. Aku balik aja."

"Balik sono! Emang aku peduli?!" balas Eann.

"Ck! Besok aku jemput kamu."

"Nggak perlu!"

"Jangan keras kepala! Besok kamu udah nggak punya kartu bebas, mereka akan mengerjaimu habis-habisan, Ve!" geram Ren.

"Aku bisa mengatasinya. Jangan khawatir."

"Jangan menghalangiku untuk menebus semua kesalahanku sama kamu! Jika kamu nggak mau maafin aku, setidaknya cukup diam dan jangan menghalangi tugasku untuk melindungimu menggantikan kakakmu!"

Eann tersentak. "Jangan bercanda! Kamu bahkan lebih mu-"

"Lebih tua bukan berarti kamu lebih dewasa dariku, Veann. Aku bukan bocah SMA lagi sekarang. Aku bahkan lulus ujian SIM A dengan nilai terbaik, kamu tahu!" sungut Ren.

Eann terkekeh. "Apa hubungannya ujian SIM dengan tingkat kedewasaan seseorang?"

"That's it! Kau terlihat cantik saat tersenyum, kamu tahu?" ucap Ren sembari menumpukan kedua sikunya di atas tangki untuk menyangga kepalanya.

"Aku memang cantik. Nggak perlu kamu beri tahu!" jawan Eann.

Ren mencibir. "Iyaaa, cantik tapi jutek!"

Eann mengangkat tangannya bersiap memukul Ren. Tapi suara deru mesin mobil yang mendekat membuat keduanya menoleh.

"Sepertinya ada tamu. Aku balik aja, deh. Sampai besok!"

Ren menutup kaca helmnya, lalu menarik gas motornya meninggalkan gerbang rumah Eann. Sementara gadis itu hanya menatap kepegiannya dengan acuh, sebelum mengalihkan pandangannya pada mobil yang telah berhenti di depannya.

"Baru pulang, sayang? Dianter sama siapa tadi?"

Eann memiringkan kepalanya melihat ibu dari Navintar keluar dari mobil itu.

"O-oh, temen, bun. Kok bunda ada di sini?" tanyanya sembari melirik ke arah mobil itu, mencari sosok lain yang mungkin mengantar wanita itu.

"Navintar di rumah. Ada beberapa temannya yang mampir."

"Aku nggak lagi nyariin dia, kok."

Wanita yang bersamanya terkekeh. "Iya, bunda tahu. Bunda ada janji sama mama kamu," ucapnya seraya menggandeng Eann memasuki gerbang rumahnya. Meninggalkan sopir pribadinya yang telah ia minta untuk menunggu di mobil.

MY EX-BOY'S FRIENDSOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz