❄t

1.9K 248 13
                                    

Inspirasi dari manga oneshoot milik sensei yang namanya kulupa ._.

❄❄❄

-Jung Hoseok-

🌂

"Kau bawa payung lagi?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Park Jimin tepat saat aku mengeluarkan payung lipat berwarna merah dari tasku dan meletakkannya di laci.

Kepalaku langsung mendongak menatapnya yang duduk di atas meja Jungkook, tepat di depan bangkuku. "Ya, kau tahu aku selalu membawa payung."

"Kupikir kau sudah tidak bawa payung lagi sejak kemarin."

"Aku lupa kemarin."

"Tapi..." Jimin menghela napas, tampak lelah denganku, "Kau tidak lihat perkiraan cuaca tadi pagi? Kau tidak lihat langit yang cerah begini?" Nada suaranya sedikit naik pada kata terakhir yang ia ucapkan.

"Lalu apa masalahnya?"

"Mas-"

"Masalahnya alasan dibalik ini."

Sebelum Jimin menuntaskan kata-katanya, seseorang duduk di bangku Jimin -yang ada di sebelahku, melingkarkan tangannya di bahuku lalu menyambung perkataan Jimin.

Itu Taehyung.

Sudut bibirku tertarik sedikit membentuk sebuah kurva. Kuputuskan untuk mengabaikan maksud mereka. Maksudku, aku mengerti yang mereka pikirkan, tapi...

... aku hanya ingin melakukan yang bisa kulakukan.

"Di mana Jungkook?"

Mereka berdua menghela napas nyaris bersamaan, tampaknya mereka tahu aku tidak ingin membahas ini lagi.

"Dia kalah taruhan dengan Yoora kemarin, jadi sekarang Yoora meminta Jungkook jadi pacarnya selama satu hari," jelas Taehyung dan melepaskan rangkulannya dari pundakku.

"Oh itu Jungkook!" Sontak aku dan Taehyung ikut menoleh ke pintu belakang kelas hanya untuk menemukan Jeon Jungkook dengan wajah suntuknya.

"Gadis sialan menyebalkan." Kata itu yang pertama ia katakan saat menghampiri kami setelah mendorong Jimin agar menyingkir dari mejanya.

***

Katanya, perkiraan cuaca hari ini akan cerah sekaligus terang benderang atau mungkin sesilau kepala plontos guru sejarah kami. Katanya, hari ini tidak akan hujan.

Katanya.

Iya, katanya.

Karena nyatanya adalah dua puluh menit sebelum jam pelajaran terakhir usai, hujan perlahan turun. Mulanya hanya berupa rintik-rintik kecil namun kelamaan berubah jadi semakin deras dan begitu pula suhu yang mulai menurun.

Saranku, jangan terlalu memercayai perkiraan cuaca saat ini karena bisa saja tiba-tiba berubah. Kau tahu, efek dari global warming.

Dan Jimin, salah satu orang yang terlalu memercayai perkiraan cuaca akhirnya hanya dapat mendumel sepanjang pelajaran terakhir. Ia terus mendumel karena setelah jam sekolah selesai ia harus segera pergi ke tempat latihan dance berhubung mereka akan mengikuti perlombaan.

Berbanding terbalik dengan suasana hati Jimin yang sesuram cuaca saat ini, suasana hatiku justru berbanding 180 derajat dengannya.

Tak terasa jam pelajaran akhirnya usai, segera kukemasi barang-barangku dan memakai tas ranselku bersiap meninggalkan kelas.

Moments ➳ BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang