Episode 11

313 26 1
                                    

Aku tak tahu ada dimana tapi aku bisa mendengar suara Raj yang sangat aku cinta, sambil berusaha menahan rasa pening di kepala aku mengereyit

"Cantik bangun cantik" suaranya begitu khawatir dan aku bahagia dia ada disini, oh tidak dia disini berarti Raj ada di kantor dan.., aku segera membuka mata lalu duduk secepatnya membuat kepalaku dan Raj berbenturan

"ouch" erangku sambil menggosok jidatku yang terasa sakit

"cantik maafkan aku , aku tak menyangka kau akan bangun mendadak seperti itu" wajah Raj terlihat khawatir, aku sempat berpikir kepalanya terbuat dari apa karena dia sama sekali tak terlihat kesakitan

"iya Raj tidak apa-apa, ini salahku, bagaimana kau bisa ada disini" aku tahu Ruk ada di di ruangan ini tapi pandanganku tak bisa lepas dari wajah tampan Raj

"aku merindukanmu dan merasa kurang puas dengan pertemuan kita tadi, maafkan aku bila membuatmu merasa tertekan hingga pingsan seperti ini" wajah Raj terlihat menyesal, ia mencium punggung tanganku lalu tersenyum simpul

"tidak Raj, bukan begitu maksudku bukan karena dirimu , maksudku iya ada hubungannya denganmu tapi tidak secara langsung, maafkan aku membuatmu bingung"

"aku tahu menikah adalah langkah yang besar Ridhi tapi aku tidak sanggup kehilanganmu sayang" Raj menjalankan jemarinya di wajahku membuatku memejamkan mata merasakan sentuhannya, ketika aku membuka mata kembali wajah Raj sudah begitu dekat , aku tersenyum melihat wajahnya yang begitu imut, aku menakup wajahnya dengan kedua tangan dan menyentuhkan hidungku di hidungnya yang mancung

"begitupun denganku Raj, kau satu-satunya buatku, eehhmm bagaimana kalau kita lupakan saja dulu semua tentang menikah dan berikan aku ciuman" aku harus menelan kata terakhir karena bibir raj sudah menempel di bibirku, kedua tangannya memegang kedua sisi tubuhku, ciuman kami begitu lembut dan terkesan hati-hati karena hanya mengecup tanpa melibatkan lidah, tidak puas hanya mengecup bibirku Raj mulai menjelajah ke dagu , rahang dan leherku

"ehemehem..hai Ridhial Raj kalian pikir aku patung" suara Ruk membuat Raj segera menarik diri, wajahnya memerah antara malu dan bergairah, aku tersenyum melihatnya begitupun dengan Ruk

"hai bos sorry aku lupa ada kau" kataku santai kearah Ruk sedangkan Raj masih terlihat salah tingkah

"kau melupakan aku yang sudah seperti bayanganmu" Ruk membesarkan matanya sambil bertolak pinggang

"aku bercanda sobat" kataku sambil tertawa, Ruk menggelengkan kepala lalu ikut tertawa sedangkan Raj menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal melihat bergantian antara aku dan Ruk

"sebaiknya aku tinggalkan kalian" kata Ruk sambil berjalan kearah pintu

"Ruk boleh aku tahu letak kantin di perusahaan ini" Tanya Raj sebelum Ruk jauh melangkah

"mau apa" Ruk berbalik cepat dengan wajah khawatir yang berusaha ia tutupi

"Ridhi belum makan siang , mungkin itu salah satu penyebab dia pingsan jadi aku ingin membelikannya makanan" aku dan Ruk saling pandang dan berkomunikasi lewat penglihatan kami

"kau tetap disini bersama Ridhi, aku akan mengirim makan siang untuk kalian berdua" aku beruntung karena Ruk selalu mengerti apa yang aku rasakan, tidak mungkin Raj keluar kantor ini dengan resiko bertemu Bella ataupun Prince yang mungkin masih berkeliaran di dalam gedung

"Ridhi saja Ruk, bukannya aku menolak tapi aku benar-benar sudah makan, kau tahu aku harus jaga pola makanku" aku penasaran apa sih yang di lakukan Raj selain ahli mengenai mobil, detektif yang aku sewa sepertinya tidak menilik terlalu dalam. Apa dia memiliki penyakit tertentu yang mengharuskannya menjaga apa yang di makan, nanti saja setelah semuanya beres aku akan bertanya secara langsung

Fight For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang