Akibat dari aksi kriminal itu, ratusan bahkan ribuan tanaman mati dalam waktu satu minggu. Segala macam cara dilakukan Tuan Evanders guna menghidupkan kembali pohon Ghoul, tetapi sihirnya tidak bekerja sama sekali. Beruntung paman Elijah—yang belum meninggal saat itu—bertindak cepat dengan membuat ramuan yang dapat mengembalikan pohon Ghoul seperti semula. Sebulan kemudian tanaman-tanaman yang mati mulai kembali tumbuh, dan pohon Ghoul perlahan menunjukkan kehidupannya dengan menampakkan daun-daun hijau yang segar.

Si pria mabuk tidak dibiarkan pergi begitu saja. Dia mendapat hukuman yang setimpal: diasingkan ke Rumania dan menjadi pesuruh para petuah seumur hidup. Hukuman itu jauh lebih baik daripada harus mendekam di penjara kaum *Mozic.

(*Penjara khusus bagi mereka yang meragukan adanya kekuatan sihir. Atau mereka yang dengan sengaja menjatuhkan para penyihir dengan membuka identitas mereka di depan publik. Orang-orang seperti itu biasanya akan segera ditangkap tanpa diadili karena mereka sangat membahayakan kelangsungan hidup kaum penyihir).

Semenjak hari itu, Tuan Evanders meningkatkan keamanan di rumahnya sampai ke level satu. Bukan dengan menggunakan jasa para petugas keamanan berbadan tegap dan berotot, tetapi dia melafalkan mantra—mantra yang diperuntukan bagi mereka yang berniat jahat memasuki kediaman rumahnya—di seantero rumah. Selain itu, Tuan Evanders juga mengoleksi hantu gentayangan yang gunanya menakut-nakuti para penyusup--pencuri mawar hitam.

Tepat di hari ini, kejadian yang sama terulang kembali. Kali ini bukan zat yang berasal dari urin seseorang yang mengakibatkan pohon Ghoul mati, melainkan zat mematikan bernama Herbisida. Pohon Ghoul sudah menjadi urat nadi kehidupan tanaman-tanaman lainnya di sekitar rumah keluarga Waterhouse selama lebih dari tiga ratus tahun. Tetapi bukan itu yang membuat Tuan Evanders merasa cemas. Masalanya jika pohon itu mati, para anggota keluarga Waterhouse yang telah meninggal, dipastikan tidak akan dapat bangkit dari kubur pada malam Halloween.

"Sepertinya dia tidak selamat." Tuan Evanders mengambil satu helai daun pohon Ghoul yang gugur dari tanah, mengamatinya dalam-dalam sampai pohon itu rapuh tertiup angin dan bertebangan di udara. "Ghoul tidak pernah gugur pada musim gugur."

Keadaan pohon Ghoul saat ini benar-benar menyedihkan. Pohon yang semula berdiri tegak—dengan daun-daun segar yang setiap waktu menari, terkadang menjadi tempat persembunyian peri hutan—sekarang tampak kering kerontang. Batang dan pohon Ghoul mengerut seperti seseorang yang kehilangan nutrisi. Daun-daunnya rontok dan berubah warna menjadi kecoklatan. Jika diibaratkan sebagai monster pohon, Ghoul sedang membungkuk sambil memejamkan mata tak sadarkan diri.

Jack O'lantern yang baru mendarat di pundak Tuan Evanders, melolongkan suara pahit di udara, yang seketika dibalas oleh burung-burung liar dari dalam hutan. Paman Elijah muncul dari balik batang pohon Ghoul—yang berdiameter satu meter—tak lama kemudian. Dari gerakan tubuhnya, dia tampak terkejut begitu melihat pohon sakral keluarga Waterhouse mati.

"Sebagian akarnya terbakar"—Tuan Evanders mendaratkan telapak tangan di batang pohon sambil memejamkan mata—"dan api itu telah merenggut intisari kehidupan Ghoul. Dia sudah berdiri selama lebih dari tiga ratus tahun."

Aku tidak percaya ini terjadi lagi. Paman Elijah berkata. Meski tidak dalam bentuk ucapan, tetapi itu bukan masalah bagi Tuan Evanders yang memang dapat membaca benak manusia. Setelah sepuluh tahun berlalu.

"Bukankah ini suatu kebetulan?" komentar Tuan Evanders. "Aku bahkan bisa merasakan akar-akarnya bergerak di tanah dalam keadaan skarat."

Ghoul yang malang. Paman Elijah membiarkan tangannya—yang hanya berupa bayangan tembus pandang—menyentuh ranting pohon Ghoul yang nyaris patah. Seharusnya kau bisa hidup selama ribuan tahun lagi.

Arabella & The Waterhouse FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang