Grave 6

18K 2.3K 213
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

For you who walks alone at the funeral

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

For you who walks alone at the funeral

"Darwin," ucap Arabella pelan, matanya melebar karena terkejut.

Di bawah terik cahaya matahari yang menggebu-gebu, ditambah lagi dengan suasana hati yang sedang kacau, sontak membuat Arabella nyaris kehilangan pijakan. Bagaimana bisa Darwin Johansson yang berasal dari keluarga menyebalkan itu hadir di depan matanya?

Darwin merupakan anak tunggal satu-satunya yang lahir dan besar dari keluarga Johansson, keluarga yang Arabella yakini cukup menjengkelkan. Kedua orang tua cowok itu sering mengunjungi rumahnya setiap hari Minggu hanya untuk memuji karya-karya terbaru dari mendiang sang ayah. Tak jarang Darwin yang nakal dan suka main hakim sendiri ikut datang dengan tujuan membuat gadis itu menderita dan tertindas.

Sejak kecil Arabella tidak henti-hentinya mendapat perlakuan buruk dari Darwin sang pengganggu. Sementara orang tua mereka malah menganggap keduanya adalah sahabat karib. Padahal, tidak ada yang tahu bahwa Darwinlah penyebab patahnya dua gigi bagian depan Arabella sewaktu malam Natal tujuh tahun lalu.

Sekarang mereka berdua telah sama-sama menginjak remaja. Terakhir kali Arabella berjumpa dengan Darwin yaitu pada saat pemakaman ayahnya minggu lalu. Darwin tampak canggung dan aneh ketika megucapkan ungkapan bela sungkawa. Mereka juga saling mengernyitkan dahi kebingungan setelah melihat perbedaan penampilan masing-masing. Maklum saja, mereka berdua tidak pernah bertemu selama hampir lima tahun. Tidak ada yang menyangka bahwa kini Darwin memiliki tubuh tegap berotot bak pemain sepak bola profesional. Padahal dulu dia merupakan salah satu anak yang mengidap penyakit kelainan obesitas.

Meski sikap Darwin tidak bisa dibilang baik hati, namun tidak ada perasaan sakit hati atau dendam yang membekas di hati Arabella. Tetapi tetap saja, Darwin sampai kapan pun akan tetap menjadi Darwin, iya kan?

"Hey, cantik," Darwin menurunkan kacamata hitam merk gucci dan mengedipkan mata sekali. Tatanan rambutnya persis tanaman kaktus yang tandus di padang pasir.

Arabella memperhatikan sosok Darwin dengan seksama, seolah dia sedang mengamati badut yang asik menari tanggo. "Darwin ... apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanyanya curiga.

Arabella & The Waterhouse FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang