Ekstrakurikuler

80.2K 8K 1K
                                    

Hari terakhir MOS adalah masa paling santai. Tidak ada lagi bentakan, tugas-tugas aneh, dan semacamnya. Tadi pagi para siswa baru melakukan kerja bakti, setelahnya istirahat sebentar, lalu dikumpulkan di GOR. Berbeda dengan hari pertama saat pembukaan tempo hari, kali ini berbagai stand mengelilingi tempat itu.

"Hari ini kalian akan berkenalan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sini. Kalian boleh bertanya apa pun pada senior mengenai kegiatan yang membuat kalian tertarik. Seperti yang kalian tahu, semua siswa dan siswi Atlantis School wajib mengikuti minimal satu kegiatan ekskul."

Desahan pelan dari barisan murid baru terdengar, menutup pidato itu. Kemudian, mereka semua diperintahkan tetap teratur, tidak grasak-grusuk, dan mulai menghampiri satu-per satu stand di sana

"Lo pengin ikut yang mana?" tanya Nadya.

Ganda mengerdikan bahu. "Yang mana aja, asal nggak kamu ikuti."

Nadya berdecak. "Cinta sama gue, tahu rasa lo."

Ganda memilih mengabaikannya, hal yang biasa dia lakukan saat Nadya sudah mengoceh tidak jelas.

Gara-gara terlambat masuk kelas saat hari pertama MOS, mereka berdua seolah terkucilkan. Semua anak di kelas sudah memiliki geng masing-masing, kecuali mereka. Nadya masih sempat mencoba berbaur, tapi diabaikan, membuat gadis itu dongkol setengah mati dan mengadu pada Ganda. Ganda sendiri tidak peduli. Dia juga tidak yakin bisa berbaur dengan anak lain.

Karena tidak mendapatkan teman lain, Nadya jadi merecoki Ganda. Anak itu tipikal orang yang tidak bisa sendirian, berlawanan dengan Ganda yang justru lebih suka sendirian. Ganda awalnya sangat terganggu. Tapi setelah beberapa hari berselang, dia jadi membiarkan saja. Paling kalau kelakuan Nadya mulai mengganggu, tombol 'deny'-nya langsung on seketika.

"Drama tuh," Ganda menunjuk salah satu stand. "Cocok sama kamu."

Nadya menoleh ke arah yang ditunjuk Ganda. "Gue tampang aktris, ya?" Dia tampak berbinar.

"Tampang drama queen banget."

Nadya cemberut, membuat Ganda terkekeh pelan.

Tapi mereka tetap mendekat ke stand itu, yang ternyata dijaga oleh senior berkostum macam-macam. Melihat itu, Ganda sudah akan putar balik, namun Nadya lebih cepat mencekal lengannya.

"Halo! Selamat datang di klub drama! Ini klub paling ramah, kekeluargaan, dan cinta damai. Nggak ada senioritas. Semua yang ada di sini sejajar." Seorang senior laki-laki yang mengenakan kostum ala raja Inggris kuno menyapa keduanya.

"Kegiatannya apa aja, Kak?" tanya Nadya, disambut dengusan Ganda. Gadis itu menoleh. "Apa?"

"Ini klub drama. Kamu ngarepnya kegiatan apa? Mancing?"

Senior itu masih menyunggingkan senyumnya. "Sama seperti ekskul lain, kita juga kegiatannya setiap Sabtu. Kumpul di sekretariat, belajar satu-per satu tentang semua aspek yang ada dalam pertunjukan drama. Mulai dari penulisan skrip, pemilihan pemain, perencanaan tata panggung, semuanya. Setiap tiga bulan sekali, kita bikin pementasan kecil. Pas akhir tahun ajaran, yang juga berdekatan sama ulangtahun sekolah, kita baru bikin pementasan besar. Khusus buat senior, sebelum lepas masa jabatan juga harus bikin satu film pendek buat kenang-kenangan."

"Kayaknya seru..." gumam Nadya. "Mau deh!"

Senior itu berbinar senang. "Saya Ori." Dia mengulurkan tangan.

"Bukan KW, ya? Hehe..."

Ganda bergeser menjauh, membiarkan Nadya mempermalukan diri tanpa mengajaknya. Sementara gadis itu mengisi formulir sambil bertanya berbagai hal dengan Ori, Ganda melihat-lihat sekitar. Pandangannya menyapu bagian stand olahraga. Klub basket, futsal, voli...

No Place Like HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang