[1] Nerd and Innocent

20.3K 1.3K 43
                                    

BUGH

Lelaki itu terjerembab setelah mendapat bogem mentah di tulang pipi kirinya. Terdengar suara tawa meremehkan dari segerombol siswa yang mengelilingi, melihat dirinya tak berdaya melawan satu dari mereka yang merupakan penguasa kelompok tersebut.

“Emang dasar cowok lemah. Baru gue kasih bogeman kecil aja udah layu!”

Dhanu Satya, lelaki bertubuh kekar disertai wajah sangar tersebut baru saja mengamuk karena lelaki tak berdaya itu sudah menabraknya sehingga menumpahkan minuman yang dibawanya dan mengenai seragamnya. Saking geramnya, dia bersama anak-anak buahnya itu langsung menyeret si lelaki malang ke belakang gedung sekolah yang sepi lalu menghajarnya hingga seperti sekarang.

Dengan napas sedikit terengah karena sudah mengeluarkan banyak tenaga untuk memukul, Dhanu membungkuk demi menarik lelaki itu agar terbangun. Mencengkeram kerah kemeja putih namun sudah lusuh milik lelaki itu hingga sang empu merintih tertahan akibat caranya yang sangat kasar.

“Ganti kacamata culun lo itu! Kayaknya minus lo makin nambah sampai nggak bisa lihat gedenya gue!” kemudian Dhanu menghempaskan tubuh lelaki itu kembali. Menendang kakinya sebelum melangkah meninggalkannya tergeletak di depan gudang sekolah. Diikuti oleh para anak buahnya yang memandang remeh si lelaki malang.

Sambil memegangi perutnya yang menjadi korban tonjokan juga tendangan, lelaki culun bernama Abiandra itu berusaha untuk mendudukkan diri. Mengerang tertahan menahan rasa sakit yang mendera hampir di sekujur tubuhnya. Lalu mencari-cari kacamatanya yang ternyata tergeletak tidak jauh.

Abiandra meringis pelan melihat kacamatanya sudah retak. “Sialan,” adalah desisan yang keluar dari mulutnya. Dia sandarkan tubuhnya pada dinding gedung sekolah ini.

Abiandra Janitra, biasa dipanggil Andra, adalah siswa yang tidak seberuntung siswa lainnya. Hari-harinya tidak pernah jauh dari teror seorang Dhanu Satya yang mengaku-ngaku sang penguasa dan kerap kali melakukan aksi penindasan pada siswa kutu buku di matanya seperti Andra. Hanya karena mengenakan kacamata tebal dan cara berpakaian yang rapi sudah dimasukkan kategori culun oleh Dhanu dan antek-anteknya itu.

Andra meringis merasakan nyeri di sekujur tubuh. Kondisi belakang gedung yang dihiasi rumput-rumput kurang terawat ini sudah menjadi teman sunyinya, pun juga saksi tiap kali Dhanu mulai menindasnya seperti tadi. Dia mengatur napasnya yang terengah sambil memejamkan mata. Bel masuk setelah istirahat menggema. Dalam keadaan mengenaskan seperti ini, dia tidak mungkin mengikuti pelajaran selanjutnya. Bukannya mendapat simpati, yang ada dia menjadi bahan tertawaan satu kelas nanti.

Aah, kenapa kehidupan sekolah barunya sangat menyedihkan seperti ini? Sudah berapa lama Andra bertahan? Sandungan kaki, toyoran kepala, senggolan tiba-tiba, ejekan dan umpatan kasar, semua sudah dia dapatkan sejak menginjakkan kaki di sekolah ini tiga bulan lalu. Selama itu pula Andra harus menggali dalam kesabarannya.

“Aduh!”

Andra tak mampu menahan rintihannya begitu merasakan sesuatu menempel di tulang pipinya yang membiru. Matanya terbelalak lalu terpaku begitu mendapati seseorang sudah berjongkok di hadapannya. Menatap dirinya dengan raut bersalah.

“Maaf. Gue terlalu nekan, ya?”

Andra mengerjap kaget. Sejak kapan gadis ini datang bahkan dia tidak mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya?

Two People - Nerd and InnocentWhere stories live. Discover now