"Hanya ingin mengucapkan terima kasih" Mirae menunjuk kedua benda itu dengan dagunya. Lalu, menatap Jungkook yang juga menatapnya.

"Lunch box?" Jungkook meraih jaket dan lunch box yang Mirae sodorkan. Dia terlihat membolak-balikan kotak makanan itu. Menatapnya seakan itu barang aneh yang baru ia temui.

"Anggap saja itu ucapan terima kasih dariku, bukan seberapa sih, tapi ya, terima kasih" Mirae menggidikan kedua bahunya seolah tak perduli. Alih-alih, Mirae bergerak mengeluarkan buku dari tasnya.

"Hanya ini?" tatapannya sontak beralih, ketika mendengar suara Jungkook yang berdominasikan dengan kunyahan. Tepat di hadapannya, laki-laki itu dengan santai melahap salah satu kimbab dari kedua yang Mirae bawakan.

"Apa maksudmu dengan hanya ini?"

"Iya, hanya ini? Maksudku- kau hanya membayarku dengan ini?" Jungkook menggoyangkan kimbab yang ada di tangannya. Tatapannya terus tertuju pada kimbab yang hampir habis karena lahapannya itu.

"Membayar? Aku kan, berterima kasih. Bukan membayarmu, yah... Jungkook-ssi, hargailah rasa terima kasih yang kau terima" kalau begini jadinya dia tak akan membuatkan laki-laki ini bekal makan siang. Dia begitu menyebalkan.

Hanya ini? Apa maksudnya dengan hanya ini? Yak! Haruskah dia berteriak di depan wajahnya kalau membuat kimbab di pagi hari itu merepotkan?

"Berterima kasih artinya membayar"

"Terserah, kau fikir aku perduli?" Mirae berdesis kesal seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap Jungkook yang masih terlihat sibuk dengan kimbabnya.

"Wah... Kau tak tahu berterima kasih ternyata" Jungkook menggeleng kecil dan hendak berbalik sebelum Mirae memekik.

"Apa? Lalu yang di tanganmu itu apa? Jadi kau mau aku bagaimana untuk berterima kasih pada mu? Eoh?" Dia benar-benar gemas ingin meremas wajah laki-laki itu. Sekarang Jungkook malah terlihat menyerit berfikir dengan tampan. Sialan.

"Buatkan aku bekal makan siang setiap hari, satu semester" apa? bagaimana? Mirae hendak membuka mulutnya untuk berbicara tapi dia menutupnya lagi. Dia gila. Mirae tak bisa berbicara apa-apa lagi dibuatnya.

"Bagaimana bisa seperti itu? tidak mau!"

"Kalau begitu jadi teman ranjang ku" Mirae sontak memundurkan wajahnya. Jungkook dengan sialan mendekatkan wajah mereka. Ini... di kelas.

"Jung... Jungkook, bisa kau mundur?" Mirae kembali memundurkan wajahnya, tapi dia sudah benar-benar berbenturan dengan sandaran kursi. Sedikit pergerakan di belakang, dia bisa saja terjengkang.

"Tidak" dia gila. Laki-laki itu semakin mendekatkan wajah mereka hingga keningnya bersentuhan. Dia masih duduk di bangkunya. Tangannya bertopang pada meja Mirae dan terus mencoba untuk menggapai gadis itu.

"Jadi teman ranjangku, bukan opsi yang buruk, semua gadis menginginkannya, kau tahu?" Dia berbisik tepat di depan wajah Mirae. Laki-laki ini sama gilanya dengan temannya, Taehyung. Membuat jantungnya menggila tak terkendali.

"Ka-kau... Yah... Ini di kelas" Mirae ikutan berbisik. Kedua matanya terpejam. Dia tak ingin melihat bagaimana wajah Jungkook sekarang ini.

"Jadi, kau mau langsung di kamar ku?" dia bisa rasakan bagaimana darah mengalir naik keatas kepalanya. Kedua pipinya memanas. Haruskah Jungkook mengatakan itu?

"Baik-baik, kau bisa mundur" tangannya bergerak menekan dada Jungkook, yang malah membuat dia gugup karena laki-laki itu malah mencekalnya.

"Kau memilih jadi teman ranjang ku?"

UNTRUE (BTS FanFict) Where stories live. Discover now