CHAPTER 5

29.5K 1.9K 110
                                    

No edit, sorry for typo and happy reading
--------------------------------------------

Setelah yakin memarkir mobilnya dengan baik, Cindy berjalan menuju apartemennya dengan pikiran yang masih berkecamuk di kepalanya mengenai pembicaraannya dengan Steve tadi. Bagaimana bisa dia melupakan tujuan awalnya saat mengajak Steve bertemu hanya karena Steve menyebutkan nama gadis mungil nan manis itu. Mengingat nama gadis tersebut membuat dirinya menjadi merindukannya. Cindy menggeleng-gelengkan kepalanya saat bayangan ayah dari gadis itu muncul, lalu dia mempercepat langkahnya menuju tempatnya berteduh selama beberapa bulan ini. "Mungkin berendam air hangat di bath tube bisa membuat pikiranku jernih kembali, dan sosok itu tidak muncul lagi secara tiba-tiba," ucapnya pada dirinya sendiri.

***

"Steve, tadi saat kami makan malam ada hal yang menarik yang kamu lewatkan." Christy memberitahu suaminya saat Steve menaiki ranjang, tempat istri dan anaknya berada.

"Apa sayang?" Steve mengambil putri kecilnya yang akan dia pindahkan ke tempat tidur mungilnya yang menyerupai ranjang seorang putri raja.

"Tadi Tere bilang akan meminta aunty Angel-nya agar mau menjadi Mommy-nya," ucap Christy sambil memperhatikan gerakan suaminya yang dengan hati-hati menaruh buah hatinya.

"Tere yang bilang begitu?" Steve bertanya setelah dirasa anaknya sudah kembali terlelap.

"Iya. Aku pun tak menyangka jika Tere mengatakan hal itu, secara dia dan Cindy baru sekali bertemu," ucapnya sambil tersenyum mengingat kejadian saat makan malam tadi.

Steve ikut menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang disebelah istrinya dan merangkul bahu istrinya itu. "Terus bagaimana reaksi Mama dan Jonathan?"

"Mama senang dan antusias sekali, meskipun beliau tidak tahu jika yang dimaksud aunty Angel oleh Tere itu adalah Cindy. Sedangkan Kak Jo, tadi aku lihat sekilas dia terkejut dan menegang namun secepatnya dia merubah ekspresinya," jelas Christy sambil meraba-raba dada hangat suaminya.

"Oh iya bukannya Cindy belum pernah bertemu dengan Kak Jo ya sayang?" tanya Christy yang tangannya sudah ditahan oleh Steve.

"Hmmm....bertemu mungkin sudah pernah sayang saat Cella akan dioperasi, saat itu kan Jo sedang bersama keluarga Cella tapi kalau berkenalan langsung aku rasa belum," jawab Steve yang mengeratkan rangkulannya.

"Sayang, sebenarnya tadi aku juga sudah meminta kepada Cindy agar dia dan Jo mau berkenalan," tambahnya.

"Pasti Tere yang kamu jadikan alasan?" tebak Christy.

Steve menyengir sehingga hidung mancungnya dipencet oleh Christy. "Dasar."

"Tapi boleh juga tindakanmu itu, siapa tahu kalau mereka berjodoh mereka bisa menjadi suami istri." Christy akhirnya menyepakati tindakan suaminya.

"Tapi kasihan juga ya Cindy," ucap Christy lagi.

Steve mengernyitkan keningnya, tak mengerti maksud ucapan istrinya. "Kasihan kenapa memangnya?"

"Cindy mendapatkan duda beranak satu," cicitnya.

Steve terbelalak mendengar cicitan istrinya lalu akhirnya dia juga memahami pemikiran istrinya. "Benar juga katamu, tapi Jo seperti ini memang karena takdir yang memisahkan dia dengan mendiang istrinya," jawab Steve sedih.

"Maafkan aku Steve, aku tidak bermaksud....." sesal Christy dan Christy tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Steve telah menaruh telunjuknya didepan bibir istrinya.

"Kamu ngga salah buat apa juga minta maaf, memang itu kenyataannya kan?" Steve mencium kening Christy yang sedang mendongakan wajahnya.

"Bagaimana jika besok malam kita undang Cindy makan malam bersama disini?" Christy memberikan idenya.

Wife Or Just A Replacement?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang