CHAPTER 2

30.2K 2.1K 41
                                    

Siang.....
Semoga part ini bisa menjadi hiburan dan menemani istirahat siang kalian 😊

No edit, sorry for typo and happy reading
--------------------------------------------

"Sayang, mau ikut uncle dan aunty ke rumah sakit atau disini saja bersama nenek serta adik Fanny?" tanya Steve kepada Tere yang berada dalam pelukan istrinya di sofa ruang tengah.

Tere menatap mata neneknya seolah meminta pertimbangan. Setelah mendapat persetujuan akhirnya Tere menerima tawaran uncle-nya. "Mau uncle," jawabnya sedikit serak karena habis menangis.

"Baik, tapi cuci dulu wajahnya ya biar ngga kelihatan tambah sipit matanya!" Christy menghapus sisa airmata dipipi keponakan suaminya itu dengan setengah bercanda.

"Tunggu Tere ya aunty," pinta Tere segera meluncur ke wastafel yang ada di dapur.

"Tadi Tere dapat bercerita apa sayang?" tanya Steve pada istrinya sambil mengambil anaknya dari pangkuan Rachel.

"Tidak jelas. Mama hanya mendengar gumaman disela-sela isak tangisnya." Rachel menjawab pertanyaan Steve yang ditujukan pada istrinya.

Steve hanya mengangguk setelah mendapat isyarat dari istrinya lalu mengajak Fanny berbicara sambil menunggu Tere. "Sayang jangan nakal sama nenek di rumah ya, Papa dan Mama mau menjenguk aunty kesayanganmu dulu," suruh Steve sambil menciumi pipi gembil anaknya yang sudah tertawa kegelian.

"Ayo aunty.....uncle....Tere sudah siap." Tere setengah berlari ke tempatnya tadi.

"Sayang, Fanny sudah diberi ASI?" tanya Steve saat Christy hendak mencium kening anaknya.

"Sudah, tadi sambil menunggumu. Jangan nakal ya sayang Mama tidak lama." Christy mencium pipi putrinya.

"Ayo Nak." ajaknya pada Tere lalu mendahului suaminya yang masih berpamitan dengan anak serta mertuanya.

"Aunty, adik Fanny cantiknya seperti aunty ya?" tanya Tere setelah duduk di bantu Christy memasang safety belt di kursi penumpang belakang.

"Iya sayang, anak perempuan kalau cantik pasti seperti Mamanya. Sama juga seperti Tere yang cantik seperti Mamanya Tere," ucap Christy lembut.

"Tere kangen Mommy. Tere ngga mau aunty Felly jadi Mommy  Tere." Tere kembali bersedih mengingat ucapan ayahnya tadi.

"Sudah....sudah....jangan nangis lagi, nanti matanya tambah ngga kelihatan." Christy mencoba mengalihkan kesedihan Tere.

"Sudah siap ladies?" tanya Steve setelah memasuki mobilnya.

"Siapppp," jawab serempak Tere yang sudah menghapus airmatanya dan juga Christy.

Mobil pun meluncur menuju tempat tujuan, di dalam mobil obrolan tidak pernah berhenti ada saja yang menjadi bahan obrolan mereka bertiga. Tere pada dasarnya adalah anak yang cerewet dan enerjik tapi karena dibatasinya dia bergaul dengan orang-orang membuatnya sedikit lebih tertutup. Namun bersama uncle dan aunty-nya itu dia seperti kembali menemukan sosok dirinya yang hilang. Ditengah-tengah obrolan mereka Tere berharap suatu saat nanti dia bisa mempunyai keluarga lengkap seperti ini.

***

"Sore Cell....sore Al, bagaimana keadaan kalian?" sapa Christy setelah sampai di ruang perawatan kembaran dan iparnya.

"Sore Kak, sudah lebih baik." Cella mewakili suaminya menjawab dengan posisi menyandar pada kepala ranjang rumah sakit.

"Sendiri Chris?" Albert bertanya setelah membenarkan posisi duduknya yang dibantu oleh adiknya.

Wife Or Just A Replacement?Where stories live. Discover now