CHAPTER 4

27.6K 1.9K 72
                                    

No edit, sorry for typo and happy reading
-------------------------------------------

Seorang wanita cantik sedang duduk manis disebuah bangku dekat jendela sambil menikmati semilir angin sore yang membelai dirinya. Wanita cantik itu tengah asyik memainkan permainan onet klasik yang ada pada gadget ditangannya sambil menunggu kehadiran seseorang. Karena saking seriusnya dengan permainan tersebut, dia tidak menyadari kehadiran seorang pria berada tepat dibelakangnya, mengintip apa yang sedang dikerjakan oleh wanita yang memungguginya.

"Ternyata masih betah juga dengan permainan itu ya?" Suara seorang pria yang sudah dihafalnya segera menghentikan kelincahan jari-jari lentik itu diatas screen gadget-nya.

"Eh kamu sudah disini rupanya?" tanya Cindy sambil menekan tombol stop pada icon yang tertera pada gadget tersebut.

"Iya sudah dari tadi," jawabnya lalu Steve duduk dikursi yang ada di depan tempat duduk Cindy setelah Steve mencium pipi kiri dan kanan Cindy.

"Ish ngapain sih cium-cium? nanti kalau istrimu tiba-tiba datang bisa-bisa aku dicakarnya, secara istrimu itu seperti singa betina," protes Cindy.

Steve tersenyum mendengar kalimat protes sahabatnya yang satu ini. "Tenang saja kalau aku hanya mencium pipimu dia tidak akan marah, tapi berbeda halnya jika aku mencium bibirmu itu baru dia akan mengamuk dan mungkin membantaimu." Steve melayangkan godaan kepada Cindy yang wajahnya sudah memerah karena ucapannya.

"Ya Tuhan ada apa dengan dirimu Steve? Mengapa kau punya pikiran seperti itu?" Cindy benar-benar tidak menyangka jika sahabatnya yang satu ini sekarang sudah pandai menggodanya.

"Jika Christy benar-benar ada disini dia tidak akan segan lagi menerkamku dan juga aku jamin kamu pun akan bernasib sama, mungkin lebih parahnya lagi kamu akan dicoret menjadi suaminya," ucapnya lagi dengan kesal.

Steve tidak merasa takut dengan semua ucapan sahabatnya, melainkan dia menikmati semua cerososan yang keluar dari bibir mungil itu. "Sudah ngomelnya Nona Wilson? Aku mau pesan dulu." Steve melambaikan tangannya pada Icha yang saat itu melihat kearahnya.

"Kamu mau tambah pesanan lagi?" tanya Steve setelah Icha memberinya daftar menu.

"Tidak. Punyaku masih ada," jawab Cindy.

"Kenapa kalian hanya berdua? Kak Christy ngga ikut?" tanya Icha sambil menunggu Steve mengutarakan pesanannya.

"Tidak, dia sedang di rumah dan kami disini sedang berkencan," jawab Steve yang masih memperhatikan daftar menu ditangannya.

"Steve!!!" Cindy benar-benar dibuat kesal oleh Steve lalu dia melihat kearah Icha yang menampakkan raut wajah terkejutnya setelah mendengar jawaban dari sahabatnya itu.

"Tidak Cha, dia hanya bercanda. Kami ke sini karena lagi ada urusan yang penting yang akan kami bicarakan. Kamu jangan salah persepsi ya, kami hanya bersahabat dan tidak lebih," ucap Cindy meyakinkan Icha. Dia takut Icha akan berpikiran buruk tentangnya.

"Iya aku percaya ucapan Kakak," balas Icha lalu mencatat pesanan Steve.

"Ditunggu sebentar ya Kak," ucap Icha pada Steve lalu Icha pun undur pamit.

"Steve kamu jangan keterlaluan begitu menggodaku! Aku ngga suka!" Cindy memperingatkan Steve dengan tegas.

"Iya....iya....maaf ya, aku hanya iseng saja. Lagi pula aku tidak mungkin bisa berpaling dari sosok Christy. Harus jatuh bangun dulu baru bisa aku memilikinya seperti sekarang." Steve berkata seperti bernostalgia dengan kenangan bersama istrinya.

Cindy tersenyum melihat Steve yang seperti sangat mengagumi pendamping hidupnya itu. "Makanya kalau sudah tahu susahnya jatuh bangun untuk bisa bersatu dengan Christy seperti sekarang, jangan coba-coba dan berani kamu bermain hati dengan wanita lain, jika tidak mau menyesal dikemudian hari." Cindy kembali mengingatkan Steve.

Wife Or Just A Replacement?Место, где живут истории. Откройте их для себя