TMAL : (17) Menghilang

47.5K 4.3K 90
                                    

17. Menghilang

 

Dengan langkah berderap, Jason masuk ke dalam rumah Lovalita diikuti kelima anak-anaknya. Wajah Jason merah padam, matanya melotot penuh amarah dan dia melempar jasnya di sudut sofa. Jason berbalik tiba-tiba sehingga langkah lima anaknya berhenti. Mata Jason hanya terfokus pada Spencer, anak sulungnya.

“KAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN, HAH?!” Jason berteriak hingga urat-urat lehernya menyembul.

Lovalita, masih dengan wajah sembab, mendekati Jason. Tangan gemetarnya mengusap-usap punggung Jason yang kembang-kempis. Lova masih tidak percaya, Danies tahu cita-cita lamanya. Lova tak percaya, anak dari calon suaminya mempermalukan anaknya sendiri di depan umum. Tak masalah jika Lova dijadikan bahan pembicaraan.

Lova hanya mencemaskan Danies.

Karena Spencer tak kunjung menjawab, malah tersenyum puas, Jason nyaris meledak andai saja Lova tidak mencegahnya. Dengan sisa amarah, Jason duduk di sofa dengan kepala berdenyut-denyut. Dia tidak menyangka anaknya sendiri malah memperlakukan calon adiknya, Jason tak habis pikir. Mata elang Jason menatap Spencer, dan dia baru menyadari ada lebam kecil di pipi anaknya.

“Apa itu?” tuduh Jason sambil menunjuk pipi Spencer.

Spencer merespon, suaranya benar-benar santai, “ini? Dipukul sama cowoknya Danies. Kenapa?”

“KENAPA KAU SETENANG ITU?!” Jason kembali berteriak, “Kau mempermalukan adikmu di depan umum!”

“Itu fakta ‘kan?” tanya Spencer, benar-benar tidak terintimidasi, “dia harusnya tau, cepat atau lambat rahasia konyolnya ketauan.”

“TAPI—“

“Jason,” sela Lova, wajahnya tampak cemas, “tak ada gunanya marah-marah, seharusnya kita mencari Danies.”

Keadaan semakin mencekam ketika lima bersaudara dan Jason menyadari bahwa Danies tak pulang. Serempak mereka melihat jam di dinding. Sudah lewat tengah malam. Tanpa menunggu reaksi apapun, Jason berdiri, mengambil mantel, dan berderap ke luar rumah. Sebelum Jason sempat mengambil kunci mobil, Daniel bersuara.

“Jangan cari Danies,” cegah Daniel, kening Jason lantas mengkerut tanda bingung. Daniel melanjutkan, “dia butuh waktu sendiri. Pas Mama sama Papa cerai, Danies juga ilang berhari-hari.”

Ketika mata Jason melebar, Daniel kembali menambahkan, “dan dia akan kembali, pasti.”

“Memang Danies menghilang pas Mama sama Papa cerai? Kok kamu gak bilang?” tanya Lova, semakin bingung.

Daniel memutar bola mata. Jika sudah terjadi hal seperti ini, barulah orangtua peka dan mulai memberi perhatian pada anak-anaknya. Pantas saja, banyak anak-anak yang melakukan tindak kriminal untuk mendapatkan perhatian orangtua. “Mama sibuk sama hotel. Papa sibuk nyari ceweknya. Emang selama ini, Danies keliatan di mata Mama?” tanya Daniel.

Wajah Lova diliputi rasa bersalah. Wanita itu ingat ketika dia dan mantan suaminya bercerai. Danies selalu bungkam dan hanya menatap sendu punggung ayahnya yang berlalu sambil membawa koper kala itu. Lova ingat ketika dia tak sengaja melewati kamar Danies setelah perceraian terjadi, anaknya menangis. Tapi karena Lova teringat deadline pekerjaannya, dia tak ada waktu untuk Danies.

“Salah Mama,” Lova menarik nafas, tiba-tiba dia sulit bernafas.

Ternyata selama ini, Danies kesepian. Lova tak tahu karena dia jarang berada di rumah. Lova tak peka karena dia sibuk mengurusi pernikahannya dengan Jason. Lova bahkan tak tahu, anaknya menyembunyikan identitas untuk memberi Lova kejutan.

ST [6] - Teach Me About LoveWhere stories live. Discover now