Part 15; Present

2K 251 15
                                    

Karna liburan telah berakhir, aku nggak bakalan bisa rajin update tiap hari kayak semingguan ini huhuhu 🥲

Tapi tenang aja, cerita ini pasti akan aku selesaikan kok! Enjoy! 🧡

==========

"I've made mistakes, I could have treated you better.

I let you get away, there goes my happily ever after.

Tell me why, why can't we try and start again? This can't be how our story ends.

You're more than my girl, you're my best friend.

Tell me you remember when I was your man and you were my girl.

It was you and me against the world."

Too Good to Say Goodbye by Bruno Mars.




Rey berdecak kesal mendengar ucapan Debby. Mengapa dia merasa déjà vu saat ini?

"Bilang sama Leo buat cancel semua meeting saya hari ini." Rey segera memberi perintah kepada resepsionis yang ada di hadapannya.

Dia berbalik dan menatap Luna dengan tajam. Rey sudah dengan jelas memberitahu wanita itu untuk menjauh darinya. Namun dia sangat keras kepala. Wajahnya setebal kulit badak. Terus saja mengikuti Rey sampai ke kantornya dan membuat masalah baru untuknya.

"Lo dulu mungkin selamat, tapi gue nggak yakin lo akan selamat kali ini." Rey berbisik ketika berada di samping Luna. "Mending lo berdoa supaya Debby mau balik sama gue dan pergi sejauh mungkin dari hidup gue."

Luna menelan air ludahnya dengan sulit. Dia tahu jika Rey tidak main-main dengan ucapannya.

Tanpa menunggu balasan dari Luna, Rey segera pergi menyusul Debby. Meninggalkan Luna yang terlihat syok dengan perkataan Rey.

Rey dengan cepat menyusul Debby. Beruntung lantai tempat Rey bekerja berada di lantai enam, sehingga dia memutuskan untuk turun ke lobby melalui tangga darurat.

Dengan langkah lebar, Rey menuruni tangga darurat dengan cepat. Sesampainya di lobby, Rey dengan cepat mencari Debby di tengah keramaian manusia.

Ketika dia melihat rambut panjang berwarna cokelat terang yang ia yakini milik Debby, Rey segera menghampirinya. Menurut orang sewaan Rey, Debby telah mewarnai rambut hitamnya setelah dia sampai di Australia. Terlihat jelas jika Debby ingin memulai hidup barunya di sana.

Rey meraih pergelangan tangan wanita berambut cokelat tersebut dan memutar tubuhnya. Membuat wanita tersebut terpekik kaget.

Rey menyeringai ketika wanita yang ada di hadapannya adalah Debby. Dengan cepat, Rey segera menarik pergelangan tangan Debby dengan setengah menyeret wanitanya. Memaksa Debby untuk mengikutinya ke parkiran mobil.

"Rey! Kamu tuh kebiasaan! Suka banget maksa dan bersikap semaunya!" Omel Debby ketika mereka sudah di dalam mobil. Mengenal Rey, tidak ada gunanya untuk kabur saat ini.

"Kamu kalo nggak dipaksa, nggak akan mau ikut sama aku." Tembak Rey. "Iya, kan?"

Debby berdeham. Mereka berdua tahu akan jawaban dari pertanyaan Rey barusan.

Tanpa berkata apa-apa, Rey mulai melajukan mobilnya. Rey bahkan tidak menyalakan radio mobilnya, membuat keadaan di dalam mobil semakin hening dan sedikit canggung untuk Debby.

IntoxicatedWhere stories live. Discover now