Break up

1.8K 170 10
                                    

Bibirnya menyentuhku seketika, membuatku bungkam dan kehabisan nafasku yang paling dalam. Aku sedang berciuman dengan bos yang baru saja mengatakan kata cinta dengan mudah begitu saja dari mulutnya.

Apakah aku ada dalam mimpi?

Aku segera menarik diriku dari dirinya, wajahnya masih datar setelah mencium bibirku, aku menahan kesabaranku untuk tidak mengumpat kata kata kotor, "hey tuan, kau tau batasanmu, kan? Kau benar benar harus pergi sekarang, maaf." aku segera mengalihkan diriku darinya, aku beranjak dari dudukku dan membukakan pintu apartemenku untuk mempersilahkannya pergi. Ia memasang wajah datarnya yang membuat bulu kudukku berdiri namun di beberapa detik kemudian ia tersenyum dan segera beranjak dan melangkah cepat kearahku, mencium keningku dengan cepat yang membuatku merasakan perasaan yang benar benar tidak tenang. Dan ia pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Kupastikan alex akan mengamuk jika ia tau semua ini. Kupastikan itu.

🔥🔥🔥

"dia gila, benar benar gila." gerutuku pada jade. jade hanya tersenyum geli akan ocehanku sejak pertama kali datang kerumahnya. "kurasa dia menyukaimu, feb. kau disukai oleh seorang bos kaya raya, bukankah itu luar biasa? hidupmu bisa berubah drastis bersamanya." ujar jade yang sekarang tengah fokus pada laptop di depannya. 

"Kevin juga seorang pilot." ucapku dengan penekanan pertanda kontra akan ucapannya Karena hatiku hanya untuk Kevin. kali ini jade menatapku, "tapi apakah kau memiliki hati kevin? ia bankan menghilang begitu saja." balas jade yang membuatku menatapnya kesal, "tapi setelah itu kevin mengabariku bahwa ia mempunyai acara makan malam mendadak dengan keluarganya karena ia sudan lama tak mengunjungi ibunya di Washington." 

"dan kau percaya begitu saja?" 

"ya tentu saja, dia kekasihku, dia bahkan menebusnya dengan menjemputku dan mengajakku kembali makan malam harı ini." 

jade menghembuskan nafasnya pasrah, "ya itu terserahmu feb, kuharap ia tak memberi harapan palsu lagi. aku bahagia jika kau juga." ujarnya dan kali ini ia memasangkan earphone yang terhubung ke laptopnya pada kedua telinganya. 

sebenarnya Aku masih sangat kecewa dengan Kevin Karena ia tidak datang kemarin malam namun alasan dibalik itu membuatku memakluminya, ia memang sangat jarang mengunjungi ibunya di Washington, ia lebih sering mengunjungiku setelah sederet jadwal penerbangannya yang sangat padat. kuharap kevin menebusnya dengan baik malam ini, mungkin kita bisa berjalan di downtown sembari memakan es krim, oh tidak ada yang lebih baik dari itu. aku benar benar merindukannya. kuharap akan ada kejutan seperti yang ia katakan terakhir di chat kami saat aku sedang melakukan pertemuan kafe dengan justin.

Kevin menjemputku tepat di depan kediaman jade, aku sudah menghabiskan waktu dari pagi hingga sore dirumah jade untuk sekedar memasak, bercerita dan melakukan hal lainnya bersama jade, bahkan Aku memakai make up serta baju jade untuk kencan dengan kevin malam ini.

kakiku melangkah menuju mobil Kevin dan menyadari bahwa tak seperti biasanya, ia akan menunggu diluar dan membukakan pintu mobilnya untukku, kali ini ia Hanya berdiam diri di dalam mobil, aku tidak menuntut itu namun hanya ia tak seperti biasanya. ketika aku masuk kedalam mobilnya, aku segera memeluknya singkat, ia bahkan tidak membalas pelukanku dan wajahnya terlihat sangat muram, "ada apa?" tanyaku khawatir karena tak biasanya kevin bersikap seperti ini. 

"aku ingin kita berakhir." jawabnya dingin. tubuhku terasa lemas seketika setelah mendengar kata katanya begitu saja. 

apa yang ia bicarakan?

"apakah kau mabuk, kevin?" tanyaku memastikan dan mencoba membalas perkataannya sebagai sebuah lelucon. kevin kali ini menatapku dengan serius, bahkan ia tidak pernah menatapku seperti ini, "aku serius febe. aku ingin kita berakhir. ibuku baru menjodohkanku dengan seseorang."

Revenge ✔Where stories live. Discover now