Weird Feeling

4K 334 40
                                    

Justin membawaku dari tempat yang ia sebut sebagai 'rumah sakit'. Otakku berpikir dengan sangat lambat, ketika mengatakan hal itu, aku baru ingat bahwa aku juga pernah mendengar kata kata itu sebelumnya.

Dan disinilah aku, berdiri di depan rumah kaca dengan kolam renang di depan rumahnya, rumah ini benar benar besar.

Dan disinilah aku, berdiri di depan rumah kaca dengan kolam renang di depan rumahnya, rumah ini benar benar besar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"rumah siapa ini? Apakah ini rumahku?" Tanyaku. justin sama sekali tidak menjawabku, perhatianku juga teralih pada lampu lampu yang mulai menyala di sekitar rumah ini dikarenakan langit yang semakin gelap.

Sebuah tangan menarikku dengan kasar untuk berjalan dengan cepat, "bisakah kau jangan bertingkah layaknya orang idiot?" Kali ini justin balik bertanya dengan nada kesal. Aku hanya menatapnya aneh dan bingung sembari melangkah cepat mengikuti langkahannya yang cukup besar.

Tangannya menyentuh pintu masuk yang transparan dan tebuat dari kaca di hadapan kami lalu ia menahan pintunya dan menarikku untuk masuk kedalamnya. Rumah ini benar benar kosong, hanya ada beberapa perabotan, tidak ada lukisan atau patung patung yang menghiasi rumah ini. Pandanganku teralih keatas, rumah ini lebih terlihat seperti gedung kantor, bukan rumah untuk ditinggali. Bagaimana seseorang bisa mendapat privasi jika tempat tidur saja bisa terlihat dari halaman luar rumah ini.

Justin melepaskan tanganku dan beralih melangkah meninggalkanku namun aku menahan tangannya, "kau ingin kemana? Jangan tinggalkan aku" ucapku sedikit memohon. Aku dapat melihat ia memutar bola matanya dan kembali menggenggam tanganku lalu menarikku untuk mengikuti langkahan kakinya. Kami naik keatas tangga lalu berjalan datar setelah tangga terakhir, terdapat pintu berwarna putih dan justin segera mendorong pintu itu dengan satu gerakan, "masuk" ucapnya dingin. Aku mengikuti kata katanya dan melangkah untuk masuk ke dalam dan diikuti dengannya yang kembali menutup pintu, "Kamar di rumah ini hanya satu, jadi kau akan tidur denganku" lanjutnya. Aku hanya mengangguk dan memajukan langkahku pada kaca besar di depan sana yang menampilkan seluruh pemandangan kota.

Ini benar benar indah, aku pasti tidak akan bisa tidur jika terus menatap kesana.

Aku kembali membalikkan tubuhku dan mendapati seseorang melempar sebuah kain pada wajahku, aku segera menyingkirkan kain itu dari wajahku dan memasang wajah kesalku, "bajumu membosankan, ganti dengan itu" justin beralih untuk membuka bajunya yang memperlihatkan tubuhnya dengan tatto salib di dadanya yang terlihat menonjol. Ketika ia menangkap basah jika aku menatapi tubuhnya, aku segera mengalihkan pandanganku pada pakaian tidur berwarna biru yang tengah kukenakan dan dapat kutebak bahwa ini adalah seragam pasien penyakitan di rumah sakit. Aku beralih untuk menatap pakaian yang diberikan justin, sebuah tanktop berwarna hitam serta celana olahraga laki laki bermerek adidas, "aku tidak punya celana perempuan, pakai saja celanaku" justin beralih untuk naik keatas ranjang dan menyalakan tv dengan remot di tangannya.

Revenge ✔Where stories live. Discover now