Bab 15 - Riana...

24.5K 1.4K 47
                                    

NABILA POV

“ Jadi.. kapan kalian akan menikah?”,

Aku menoleh dan melotot kearah Alwan, dasar sepupu resek ngapain coba dia tanya – tanya kapan ‘kami’ nikah. Ooh.. aku sendiri aja belom menjawab lamaran Agha bagaimana mungkin ‘kami’ bisa menikah.

                “ Segera “, dan jawaban singkat dari Agha sukses membuatku merona. Aku butuh pengalihan, lebih baik aku tidak berada didekat dua pria – pria yang sepertinya kurang bahan obrolan.

                “ Aku permisi keluar, kalau ada apa – apa hubungi aku saja”, Ujarku lalu pamit meninggalkan Agha dan Oscar begitu saja. Aku tak peduli apa yang akan mereka bicarakan yang pasti jika itu menyangkut aku, aku tak ingin berada disana pastinya.

Bingung harus kemana aku memutuskan untuk ke kantin rumah sakit. Sejak menemani Agha aku sudah akrab dengan kantin ini. Aku memesan jus mangga dan duduk dimeja paling pojok.

                “ Cepetan tanyain, ini aku udah dirumah sakit dari tadi”,

Suara itu..

                “ Oke.. aku tunggu”,

Aku menoleh bak robot kearah meja disampingku dan tampak tak percaya dengan apa yang kulihat. Seseorang yang sudah lama tidak kutemui. Sahabatku yang akhirnya kembali.

                “ Riana..”,

Sosok Riana tidak berubah, ia masih fashionable dan cantik. Mata bulatnya semakin bulat kala melihatku dan tak lama ia sudah bangkit dan meraihku dalam pelukannya.

                “ Ya Allah Bila… apa kabar, aku kangen banget sama kamu”, Ucapnya sambil mempererat pelukannya.

                “ Ya An, aku juga”, aku mengusap punggungnya dengan lembut.

                “ Kapan kamu balik dari Milan?”, tanyaku setelah ia berhasil melepaskan pelukannya dan kami bisa bicara dengan santai.

                “ Kemarin pagi, tapi karena jet leg aku memutuskan untuk istirahat, kamu sendiri sedang apa disini?”, pertanyaan darinya membuktikan kalau Riana masih mengira aku sudah tidak berkomunikasi dengan Agha.

                “ Aku.. menjenguk Agha”, Riana tiba – tiba saja bergeming. Wajahnya yang tadi berseri kini tiba – tiba saja berubah padam. Aku sendiri masih menunggu reaksinya.              

                “ Kamu sudah bertemu dengannya?”, tanyanya dengan suara datar. Aku mengangguk.

                “ Sejak kapan kamu bertemu dengan dia?”, aku semakin bingung mengapa Riana terlihat tidak suka aku bisa bertemu kembali dengan Agha. Namun firasat buruk itu segera kuhapus. Aku tak ingin merusak pertemuan kami ini.

                “ Sejak beberapa bulan yang lalu”, jawabku singkat. Aku tak akan menjelaskan hal yang tidak perlu kujelaskan sebelum aku tahu mengapa Riana bersikap seperti ini.

                “ Beberapa bulan yang lalu itu berapa bulan Bil?”, tanyanya mendesakku. Aku mendengus sebal mendengar nada suaranya yang bossy.

                “ Aku tidak mengingatnya, tapi yang pasti saat itu Bunda sedang berbelanja di butik dan aku bertemu dengan Agha”, Jelasku sejujurnya. Riana masih bergeming ia menatapku seakan sedang meneliti apakah aku sedang bohong atau tidak padanya.

                “ Kamu mau mengantarku bertemu dengan Agha?”, pintanya. Aku mengangguk lalu menyeruput jus mangga’ku sedikit lalu kami pun beranjak dari kantin.

My SunshineWhere stories live. Discover now