Philophobia Part 15 : He is Kim Namjoon

Start from the beginning
                                    

Jin menatap Jimin lurus, mencoba mencari kebohongan disana, namun tak kunjung ia temukan hingga akhirnya lelaki berbahu lebar itu menghela nafas lega.

"Baiklah, aku percaya padamu.Tapi, jika sampai kau melakukan 'sesuatu' yang intim pada Jungkook, aku takkan segan-segan membunuhmu. Mengerti, Park?"

Jimin mengangguk malas, kemudian mengacak surainya asal."Tenang saja, Hyung.Jangan terlalu kaku, santai saja.Toh, kau juga pernah melakukannya dengan Taehyung-ssi saat kalian masih berpacaran, bukan?Mengapa aku dan Jungkook tidak boleh melakukannya sementara kami saling mencintai?Cham!"

Jin berdeham canggung, sedikit malu kala Jimin menyindir perbuatannya bersama Taehyung semasa mereka berpacaran.

"Kami berbeda, setidaknya Taehyung ku lebih kuat secara mental dari Jungkook, Jimin-ssi. Jungkook itu..kau harus lebih berhati-hati dan pelan-pelan untuk membuatnya mencintaimu. Adik iparku itu memiliki hati yang terlampau lembut mendekati rapuh, jadi jangan berani-berani kau menyakitinya dan membuatnya hancur, atau kau akan berurusan denganku! Sekarang dia adalah Adikku, dan menyakiti Adikku dalam bentuk apapun, sama saja mengibarkan bendera perang padaku. Mengerti?"

Jimin tertegun sejenak sebelum akhirnya mengangguk mantap."Eum, aku mengerti, Hyung. Tenang saja, aku berjanji tidak akan pernah menyakitinya sedikitpun. Kau bisa pegang janjiku, dan membunuhku jika suatu hari aku melakukannya."

Jin berdecih geli, kemudian menepuk pelan bahu Jimin. "Baiklah, aku pegang janjimu, Man."

Jimin hanya menyeringai mendengarnya, sebelum ucapan Jin berikutnya membuatnya tertegun.

"Jungkook itu..terlalu takut disakiti, Jimin. Dan dia juga sedikit sulit untuk menerima skinship yang biasanya dilakukan sepasang Kekasih.Jadi, saranku jangan terlalu cepat memintanya untuk melakukan itu.Tunggu sampai dia sendiri yang benar-benar memintanya.Tapi, kau juga harus memperlakukannya dengan sangat lembut dan hati-hati, jangan sampai kau menyakitinya."

"Aku tahu kalian sedang dimabuk asmara, tapi tolong pikirkan juga apa dampak yang ditimbulkan satu sama lain jika kalian melakukan hal itu terlalu dini. Well, kalian baru menjalin hubungan sekitar dua bulan, jadi kupikir masih terlalu cepat untuk kalian melakukannya. Aku harap kau bisa mengerti maksudku, Jimin-ssi."

Jimin menghela nafas kecil sebelum mengangguk dan tersenyum simpul pada Jin.

"Ne, aku sangat mengerti, Hyung.Lagipula aku tidak begitu menginginkan kami melakukan hal itu, setidaknya tidak dalam waktu dekat, karena aku pun ingin Jungkook benar-benar mencintaiku terlebih dahulu."

Jin membalas senyum simpul Jimin dengan senyum tipisnya, kemudian kembali menepuk pelan bahu Jimin.

"Aku tahu kau bisa diandalkan dan dipercaya, Jimin-ssi."

Jimin terkekeh pelan, kemudian menepuk pelan lengan atas Jin."Panggil saja aku 'Jimin', Hyung.Jangan se-formal itu."

Jin tertawa kecil kemudian mengangguk singkat, "Baiklah, Jimin-ie?Seperti itu?"

Jimin mengedikkan bahunya singkat, "Well, begitu lebih baik."

Sementara itu di dalam kamar Jungkook, lelaki manis dengan perut besarnya tengah menatap Jungkook memicing, penuh selidik, lengkap dengan kedua lengan yang bersidekap offensive.

Philophobia (JiKook / MinKook)Where stories live. Discover now