Special Part : Nina Trisywara

827 29 2
                                    

-Author POV-

Nina menghampiri Dias yg sedang memainkan gitarnya. Sebenarnya mereka cukup dekat, hanya saja tidak banyak yg mengetahui hal itu.

"Hai Ka Dias!!" Nina duduk disamping Dias.

"Eh Hai Nin.." Dias membalas sapaan Nina dan sedilit tersenyum padanya.

Berlebihan memang, tapi bagi Nina, melihat Dias tersenyum padanya saja jantungnya sudah berdegup tidak karuan. Sangat berbeda ketika bersama Rully.

"Ka nyanyiin aku lagu kesukaan kakak dong!"

"Buat apa?"

"Ga buat apa-apa sih. Cuma pengen dengerin suara kakak aja" Nina tersipu karena Dias memperhatikannya dengan senyuman yg penuh arti.

"Oke, kakak nyanyi." jeda sekejap karena Dias menarik nafas untuk mulai bernyanyi. "Nina bobo.. Ooh.. Nina bobo.. Kalau tidak bobo di gigi-- Awww!!!"

Dias meringis ketika merasakan perut sebelah kiri nya sakit. Dan apalagi sebabnya kalau bukan karena di cubit oleh Nina. Sadar akan kesalahan nya, Dias beralih menatap Nina. Terlihat Nina melipat tangan nya didada, dengan bibir manyun menandakan bahwa dia sedang kesal.

"Ka Dias nyebeliiinnnnn!!!!" Nina mengeluarkan suara 8 oktafnya yg memekikan telinga.

Sementara Dias terkekeh nelihat tingkah gadis dihadapan nya itu.

"Lucu amat sih!!" Dias mengacak rambut Nina pelan "kalau single udah dijadiin pacar dah"

Deg!

Ucapan Dias membuat Nina terdiam seketika. "Apa aku ga salah denger? Ka Dias mau jadiin aku pacarnya?? Aaaaa!!!!! Mauuuuu!!!!" batin Nina.

Sedangkan Dias yg melihat Nina tersipu pun langsung melanjutkan kata-katanya.

"Inget ya, kalau single. Sayangnya udah keduluan yg lain sih!"

"Apa Kakak serius?"

"Serius apaan?"

"Itu yg tadi.."

"Yg tadi yg mana?"

"Ish! Yg bilangnya mau jadiin.." Nina menggantungkan kata-katanya, dia sangat ragu untuk menanyakan ucapan Dias tadi.

"Aku bukan cowok yg suka main-main sama ucapan aku. Tapi ya, seperti yg aku bilang tadi. Aku udah keduluan. Lagian belum tentu juga kamu mau sama aku" Dias terkekeh geli karena ucapan nya sendiri.

"No!! Kakak salah! Apa kakak tau? Selama ini aku selalu berharap hubungan kita lebih dari adik-kakak kelas. Tapi sikap kakak yg biasa aja bikin aku pesimis. Sampai akhirnya aku jadian sama Ka Rully"

Dias yg mendengar itu tersontak kaget. Bagaimana tidak? Gadis yg selama ini dia harapkan, yg dia tau sudah dimiliki orang lain, menyimpan perasaan lebih padanya.

"Kamu tau Nin? Sejak pertama aku ngeliat kamu, waktu kamu masih MOS, aku ngerasa ada yg beda dari kamu. Diem-diem aku perhatiin kamu. Dan waktu aku tau kamu ikutan OSIS, aku seneng banget. Karena apa? Karena aku bisa cari tau tentang kamu lebih jauh lagi"

Dias beralih menatap Nina, dan saat itu juga dia yakin bahwa cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan. Karena dengan jelas Dias bisa melihat cinta di mata Nina untuknya.

"Mungkin aku emang cowok yg ga gentle karena ga berani ngedeketin kamu secara terang-terangan. Tapi, disaat aku udah yakin mau ngungkapin semuanya, aku denger kamu udah jadian sama Ka Rully. Dan hal itu bikin aku berpikir bahwa kamu ga punya perasaan lebih ke aku. Sampai akhirnya aku tau semuanya detik ini"

Dias tersenyum penuh arti pada Nina. Senyuman yg tulus dari hatinya. Senyuman bahagia karena cinta nya yg terbalas.

Nina? Dia sudah tidak mampu berkata-kata lagi. Lidahnya terasa kelu. Yg dia rasakan hanya hatinya yg membuncah bahagia. Hingga akhirnya dia sadar, bahwa ada hati lain yg menantinya.

"Tapi Ka.. Aku sekarang bingung. Gimana sama hubungan aku sama Ka Rully?"

"Saran aku, kamu ceritain semuanya sama dia. Tapi tentunya nanti setelah UN selesai. Aku yakin dia bakal ngerti. Ya walaupun hatinya terluka. Lagipula aku ga bisa jadian sama kamu selama aku masih ada di OSIS. Kamu tau kan kenapa?"

Nina menganggukan kepalanya, memberi isyarat bahwa dia tau apa alasan nya.

"Karena dalam satu organisasi ga boleh ada yg pacaran." jawab Nina lantang.

"Anak pinterrr..." Dias kembali mengacak rambut Nina.

Mereka tertawa bersama. Di pagi hari yg cerah dan sejuk itu, dibawah satu pohon yg besar, mereka saling mengetahui bahwa cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan.

Mereka juga harus menyiapkan diri untuk nanti. Karena pasti akan ada hati yg terluka, dan itu bisa menyebabkan masalah untuk mereka berdua. Tapi mereka sama-sama memantapkan hati untuk menghadapinya.

"Biarkan seperti ini, cukup seperti ini pun aku bahagia. Sampai nanti waktu akan tiba. Dimana nama belakangku menjadi nama belakangmu. Hingga namamu menjadi Nina Trisywara Firmansyah. Karena aku yakin, cinta ini bukan main-main" batin Dias disela-sela kebersamaan mereka.

"Mimpi terindah dalam hidupku adalah menjadi sumber kebahagiaanmu. Dan sekarang mimpi itu terjadi. Jika memang ini mimpi, ku mohon siapapun jangan bangunkan aku. Aku rela tidur selamanya asal tetap berada dalam mimpi indah ini. Karena sampai kapanpun, cinta ini hanya untuk kamu, Dandias Firmansyah" sama seperti Dias, Nina pun mengucapkan sesuatu dihatinya.

----------------

.o0o.

Cinta adalah misteri dalam hidupku
Yg tak pernah ku tahu akhirnya
Namun tak seperti cintaku pada dirimu
Yg harus tergenapi dalam kisah hidupku

Ku ingin selamanya
Mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Ku ingin selamanya
Ada disampingmu
Menyayangi dirimu
Sampai waktu kan memanggilku

Ku berharap abadi dalam hidupku
Mencintamu bahagia untukku
Karena kasihku hanya untuk dirimu
Selamanya kan tetap milikmu

Ku ingin selamanya
Mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Ku ingin selamanya
Ada disampingmu
Menyayangi dirimu
Sampai waktu kan memanggilku

Di relung sukmamu
Ku melabuhkan seluruh cintaku
Di hembus nafasmu
Abadilah seluruh kasih dan sayangku

♡Nina Trisywara
~Dandias Firmansyah

Setetes Cinta Di Putih Abu-Abu [Completed]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon