Welcome

1.3K 53 2
                                    

Sore itu aku hanya diam di balkon kamarku. Melihat daun-daun yg berguguran karena tertiup angin. Aku mengingat lagi kejadian sebelum aku pulang tadi.

Argh!

Kenapa aku tidak bisa mengontrol emosiku? Padahal apa yg diucapkan Nina itu benar. Tidak seharusnya aku memarahi Nina seperti itu.

"Aku harus minta maaf!" gumamku.

------------------

Aku masih belum berani untuk menyapa Anya, Meila, apalagi Nina. Aku masih malu untuk menjelaskan semuanya.

"Kamu kenapa Nan? Ko ngelamun gitu?" tanya Adisa.

"Mmm.. Dis, kalau misalnya kamu bikin kesalahan, terus kamu mau minta maaf. Kamu bakal ngelakuin apa?"

"Aku bakal ngejelasin kesalahan aku itu. Emang kenapa? Kamu lagi ada masalah ya sama temen-temen kamu?"

Aku hanya menjawab dengan mengangguk.

"Aku tau, pasti kamu malu kan buat ngejelasin nya? Nanda, mereka itu sahabat kamu. Pasti mereka ngertiin kamu. Kamu gak perlu malu buat minta maaf. Malah menurut aku kalau kamu diemin mereka kaya gini kamu bakalan lebih malu lagi."

Adisa benar, akhirnya aku memutuskan untuk meminta maaf saat itu juga. Kebetulan Anya, Meila, dan Nina sedang berkumpul.

"Girls.." sapaku dengan nada bersalah.

"Hey, Nan. Sini yuk kumpul," ucap Nina.

Bahkan Nina masih baik kepadaku.

"Guys.. Aku.. Aku mau minta maaf atas sikap aku yg kemarin. Gak seharusnya aku kaya gitu. Aku tau niat kalian baik, kemarin aku bener-bener gak bisa kontrol emosi aku" tuturku.

"Nanda, aku gak bakal maafin kamu" ucap Nina yg membuatku benar-benar kaget.

"Tapi aku bener-bener gak sengaja Nin. Semuanya terjadi gitu aja. Kalian sahabat aku, kalian pasti tau aku kaya gimana, kan?"

"Nan, aku tetep gak bakal maafin kamu. Soalnya bagi aku kamu itu gak salah. Aku yg harusnya minta maaf, gak seharusnya aku nyinggung masa lalu kamu."

"Ta..tapi kenapa kalian ngediemin aku?"

"Kita sengaja Nan, kita pikir kamu butuh waktu buat sendiri." tutur Anya

Jujur aku terharu *alay mode on* aku benar-benar salah sudah marah kepada mereka. Mereka itu sahabat terbaik.

"Makasih guys.. Aku sayang kalian. Tetep disamping aku ya, bantu aku kalau aku kesusahan, kritik aku kalau aku salah, hibur aku kalau aku sedih."

"Iya Nan. Kita juga sayang sama kamu" jawab Nina.

Dan terjadilah acara berpelukan.

tapi bukan ala teletubbies😂

----------------

Malam itu, Anya menginap dirumah ku. Seperti biasa, dia membawa gitar kesayangan nya. Dia terus memainkan gitar nya itu, sementara aku hanya memperhatikan dan sesekali bernyanyi mengikuti suara petikan senar.

PING!!!

Suara bbm ku, aku membuka pesan nya,

Yuda Fernanda : Hey, Nanda

"Dari siapa Nan? Ko cuma diliat aja?" tanya Anya.

"Aku juga gak tau Anya, perasaan gak kenal deh."

"Oh, Yuda Fernanda. Dia itu yg waktu kemarin merhatiin kamu terus, Nan"

"Terus ngapain dia bbm aku?"

"Ya gak tau, tanya aja ke orang nya."

Akhirnya aku membalas bbm dari Yuda.

Setetes Cinta Di Putih Abu-Abu [Completed]Where stories live. Discover now