Bagian 11

3.2K 333 5
                                    

Sasuke masuk ke kamar dan tak mendapati Naruto. Ia mencari ke beranda, mana tahu Naruto sedang mencari angin segar seperti dirinya, namun ia tak melihat sosok berisik itu, hanya matahari yang mulai perlahan terbenam yang dapat ia saksikan disana.

"Bukankah aku menyuruhnya tetap diam didalam kamar."

Ia mendengar bunyi air, Sasuke berjalan ke arah kamar mandi dengan perasaan tak enak. "Naruto.. kaukah itu?"

Sasuke memasang sikap waspada, "Naruto? Apa kau didalam kamar mandi?"

"Ya!"

Sasuke menarik nafas lega. "Sial.. kukira..." Sasuke melihat pintu kamar mandi yang terbuka. "Lain kali tutup pintu kalau kau mandi!"

"Kenapa? Kau mau mandi denganku? Jangan!" teriak Naruto dari dalam kamar mandi.

Sasuke tersenyum tipis dan menggelengkan kepala. "Dasar..." namun senyum Sasuke langsung sirna saat Naruto keluar dari kamar mandi.

Tak ada tanda-tanda Naruto selesai mandi, Sasuke memicingkan mata melihat gelagat aneh Naruto yang berjalan mendekatinya. Wajah Naruto yang serius dengan kedua tangan bersembunyi dibelakang badan membuat Sasuke mundur selangkah demi selangkah.

Melihat perubahan wajah Naruto, Sasuke yakin ada yang tak beres.

Punggungnya membentur dinding, Sasuke tak bisa kemana-mana lagi sementara Naruto makin mendekat. "Naruto..."

Naruto berhenti tepat selangkah didepan Sasuke. "Kau membohongiku, Sasuke..."

"Apa maksudmu?"

Naruto menodongkan pistol ke kening Sasuke.

Sasuke meneguk ludah, "Naruto.. tenanglah.."

Naruto tak bergeming dari posisinya.

"Letakkan pistol itu, Naruto..."

Naruto menarik pelatuk.

"Kenapa kau takut, Sasuke, aku sudah tahu kalau kau bohong..."

Apa kebohongan Sasuke pada Naruto?

.

.

.

.

To be continue...

bacanda ding!

enjoy the omake

"Apa ini? Kenapa lembek?" Naruto menarik keluar sesuatu yang lembut ditanganya.

"Wua.. Sasuke.. ini lucu sekali! Apakah ini untukku? Terima kasih!" Naruto menghambur memeluk Sasuke, namun Sasuke terlebih dahulu mundur dan mengacungkan kepalan tangan.

"Kau mahu mati?" ancam Sasuke sambil mengambil paksa boneka hello kitty ditangan Naruto. "Dan aku tak tahu ini milik siapa! Pasti ada seseorang yang salah meletakkan ini ke keranjangku, mengerti? Ini bukan untukmu!"

Muka masam telak menghantam Naruto.

"Tidak ada lai-laki yang bermain dengan boneka! Mengerti?!" hardik Sasuke sambil membalikan badan.

Sasuke berencena hendak mengembalikan boneka itu, mumpung belum dibayar, tapi panggilan dari Naruto membuat ia menjerit frustasi.

"Sasuke, kau mau pakai kolor warna apa?" ditangan Naruto sudah ada dua celana dalam beda warna. Ia nyengir lebar dengan wajah berseri-seri.

"Kemana muka kecewamu tadi?"

"Kita harus membeli perlengkapan dalam juga kan?"

Pelipis Sasuke kembali berkedut.

"Aku tak tahu ukuranmu, tapi menurut lututku, ukuranmu XL, iyakan?" tutur Naruto dengan manja.

Denyutan dipelipis Sasuke makin cepat dan menyiksa saat mengingat insiden lutut sialan itu.

Naruto menimang-nimang dua celana dalam ditangannya, "Hm.. yang mana ya.. bagaimana kalau kau pakai model transparan saja agar-"

Naruto tak sempat menyelesaikan kalimatnya saat Sasuke dengan kasar menyumpal bra kedalam mulutnya. Tangan lebar Sasuke menutupi setangah wajahnya. Sasuke mendorongnya hingga ia hampri terjungkal jika dinding kamar ganti tidak menahan tubuhnya.

"Tutup mulutmu, oke!"

Naruto megap megap, terpaksa mengangguk.

"Jangan berbicara yang aneh-aneh lagi atau kutinggalkan kau disini, mengerti?" Sasuke membentak Naruto.

Kehabisan nafas, Naruto hanya bisa mengangguk dan menurut sebelum mati tercekik. Sasuke melepaskan bekapannya dan Naruto segera menarik keluar bra yang tersumpal dalam mulutnya. Naurot terbatuk dan menghirup nafas panjang.

Sasuke mendecih kesal dan berbalik pergi namun Naruto menarik kaos belakang Sasuke sebelum pria itu keluar kamar ganti. "Lepaskan, aku benar-benar marah sekarang."

Naruto menunduk dan berkata lirih dibalik tubuh Sasuke.

"Maafkan aku..."

"Kubilang lepaskan, sialan!"

Sasuke terkejut saat Naruto melingkarkan tanganya dipinggang Sasuke. "Apa yang kau lakukan, hah?"

"Maafkan aku..." Ujar Naruto sedih.

Naruto meletakan kepalanya di pundak Sasuke sambil mengeratkan pelukannya.

"Aku benar-benar bahagia, Sasuke, aku belum pernah sesenang ini. Rasanya begitu lepas dan bebas. Mungkin kau marah dengan sikap dan sifatku, tapi untuk kali pertamanya aku merasa seperti ini."

Sasuke merasakan tubuh Naruto bergetar dipunggungnya.

"Kau boleh memakiku.. boleh memukul kepalaku sesuka hatimu, tapi aku mohon padamu jangan mengatakan kalimat tadi, jangan katakana bahwa kau akan meninggalkanku..aku mohon padamu, Sasuke..."

"Aku tak punya alasan untuk tidak meninggalkanmu..." jawab Sasuke sambil melepaskan tangan Naruto yang melingkari pinggangnya.

"Tapi aku punya alasan untuk mempertahankanmu," Naruto bersikeras, "Karena aku..."

Keduanya terdiam.

Naruto merasakan matanya memanas.

"Karena aku menyu-"

"Ayo kembali ke motel, Naruto..." Sasuke menyibakkan tirai kamar ganti dengan kasar.

"Kenapa Sasuke... kenapa kau tidak mahu mendengarkanku sampai selesai..." Naruto menatap kecewa punggung Sasuke yang semakin menjauh.

End of Omake

Run Run!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang