Kepalan tangannya makin erat. Ia berusaha keras meredam suaranya. Ya, ia hanya bisa menjerit dalam hatinya. Semua yang ingin ia katakan dengan sebenarnya tak bisa keluar melalui mulutnya. Entah kenapa, padahal ingin sekali Soojung mengatakannya secara gamblang didepan lelaki ini. Bukan malah mengalihkan topik seperti tadi.

Bibirnya bergetar. Mata indahnya mulai berarir. Dadanya juga terasa amat sesak. Bahkan untuk bernapaspun sulit. Terlalu banyak yang ia simpan dalam dirinya sendiri.

Hiks!

Tak bisa. Hati Soojung bukan baja. Ia tak sekuat itu untuk menyimpannya sendiri. Dan beginilah akhirnya. Tangisnya pecah.

Butiran air bening yang sejak tadi ia tahan agar tidak jatuh itu, akhirnya lepas juga. Bersama seluruh rasa sakit di hatinya. Sakit karna kecewa pada dirinya sendiri yang tak bisa menjadi wanita yang benar-benar tegar di depan Jongin.

Sadar bahwa gadis yang dikasihinya itu menangis, Jongin segera menepikan mobilnya di bahu jalan.

Disentuhnya lembut pundak Soojung yang makin lama berguncang makin keras. Mengisyaratkan pada gadis itu untuk menatapnya.

'Apa aku salah bicara?'

'Kim Jongin! Tidak bisakah kau tidak membuatnya menangis sekali saja?!' Jongin makin frustasi dengan dirinya sendiri yang tak pernah benar saat menghadapi Soojung.

Ia menatap sedih gadis di sampingnya itu. Kemudian merengkuhnya dalam pelukan hangatnya. Sangat erat. Ia menyalurkan seluruh perasaan cintanya yang bahkan tak pernah berubah sedikitpun pada Soojung. Membiarkan isak tangis gadis yang teramat ia sayangi itu memasuki gendang telinganya. Untuk membagi rasa sakit yang dirasakan gadis itu dengan dirinya.

"Maafkan aku kalau aku menyakitimu.."

"Menangislah sepuasmu.. luapkan semuanya. Ada aku disini." Ucap Jongin lirih di telinga Soojung. Mengusap sayang rambut gadis itu, membuatnya makin sesenggukan. Genggaman tangan Soojung beralih pada kemeja sekolah Jongin yang memang belum sempat digantinya di rumah tadi.

"Soojung-ah.. aku bukan orang lain untukmu. Begitupun sebaliknya. Jangan pernah memendam semuanya sendiri. Aku tak suka melihatmu sedih dan menangis seperti ini.."

Hikss..

Seragam Jongin basah karna airmatanya yang tak kunjung berhenti.

Tak perlu berbicara. Belum. Jongin memang sengaja membiarkan gadis ini menumpahkan seluruh amarahnya melalui tangisan. Dengan begitu Soojung akan lebih relaks lagi saat mengungkapkannya nanti.

Jongin tau gadis ini menyembunyikan sesuatu darinya. Dan merasa bahwa hal inilah yang membuat hubungan mereka berakhir.

Tes!

Jongin mengerjap.

'Ah, sial!' Batin Jongin.

Benar, ternyata bukan hanya Soojung yang menangis disini. Butiran bening itu juga berhasil lolos dari pelupuk mata Jongin. Walau tak sebanyak Soojung, tapi setetes air mata itu sudah cukup menandakan bahwa ia tulus dengan gadis ini. Semua orang tahu, bahwa lelaki tak akan semudah itu menangis, kecuali karna orang yang benar-benar dikasihinya.
Dan Jongin berani bersumpah, ini adalah pertama kalinya ia menangisi seorang wanita selain ibunya.

Dengan segera Jongin menghapus airmatanya itu. Tak ingin Soojung juga melihatnya menangis.

***
"

Ayah Jongin ingin mengirim Jongin ke Harvard setelah ia lulus nanti. Ia tidak akan pernah membiarkan Jongin bersenang-senang sebelum impiannya itu tercapai."

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Feb 29, 2020 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

[KAISTAL] We Broke UpKde žijí příběhy. Začni objevovat