Second

2.2K 175 13
                                    

Duk..duk..duk..!

Aku mendrible bola basket di tanganku dengan kasar.
Jangan tanya apapun padaku. Hatiku sedang panas kali ini.

Kacau!

Itu yang mungkin akan orang lain katakan saat melihat kondisiku saat ini.
Dan memang seperti itu kenyataannya.

Aku tidak habis pikir, bisa-bisanya gadis itu memutuskan hubungan secara sepihak.
Bahkan selama 3 tahun menjalin hubungan, tidak pernah sedikitpun terlintas di pikiranku untuk mengakhiri semuanya.

Slap!

Bola basket yang sedetik lalu aku shoot ke arah ring, kini menghantam papan di depannya. Lalu menggelinding manis di bibir ring. Alih-alih bolanya masuk, dia lebih memilih untuk jatuh ke arah luar.

Shit!! Aku mengumpat geram.

Aku mengepalkan kedua tanganku.
Dan sekarang kau bisa melihat tanganku yang mulai memutih dan menunjukkan buku-bukunya.
Kakiku menendang balik bola yang kini menggelinding di depanku.

Brak!!

Amarahku tidak bisa lagi dibendung.
Aku pikir setelah ini aku harus segera minta maaf pada bola itu karena sudah membuatnya kesakitan akibat dari pelampiasan amarahku.

Apa boleh buat? Karena memang dialah yang cocok menjadi objekku kali ini.
Tidak mungkin kan kalau aku memukuli Oh Sehun yang menyebalkan itu sebagai gantinya?

Aku menyeringai,
"Aku pikir kau hanya bercanda Jung." Desisku.

"Katakan kalau itu karna April Mob!"

Miris sekali, aku makin terlihat benar-benar frustasi berbicara dengan gedung kosong.

Aku mengambil kembali bola basketku. Mendriblenya lagi dan lagi.
Tidak peduli dengan keringatku yang mulai bercucuran.
Napasku tersengal.

"Katakan kau bercanda, Jung!" Ucapku geram.
Kau bisa mendengar gigiku gemeretak kali ini.
Panas di hatiku tidak kunjung reda.

"Katakan Jung katakan!!!"

"Aarrghhh!" Aku mengerang frustasi.
Teriakanku menggema di seluruh penjuru ruang olahraga, memecahkan kesunyian.

Sudah kubilang, gedung ini kosong. Hanya ada aku. Dan bola. Dan ring.
Semua siswa mungkin sudah memilih melangkahkan kakinya menuju rumah, atau mungkin pergi berkencan ke suatu tempat dengan kekasihnya setelah hampir 11 jam penuh mendekam di sekolah dengan suguhan berbagai pelajaran yang tak pernah membiarkan otakmu beristirahat.

Bertanya kenapa aku disini? Cih!

Kriekk! Bam!

Terdengar suara pintu yang terbuka lalu tertutup kembali.
Aku menoleh kebelakang. Masih dengan napasku yang tersengal.

"Seperti dugaanku, kau berada di sini."
Suara cempreng Oh Sehun memasuki gendang telingaku.

Aku memalingkan wajahku kembali menghadap ring.

Memusatkan pandanganku di satu titik di depan sana.
Kedua tanganku terangkat ke udara dengan memegang bola. Mengambil ancang-ancang untuk kembali melakukan shooting.

Slap! Brak!

Binggo! Kali ini tepat sasaran. Masuk!

"Mau sampai kapan kau seperti ini, Jong?" Sehun melewatiku.

Hap!

Aku menangkap sebotol air mineral yang sempat dia lemparkan padaku.
Aku mengikuti langkahnya yang berjalan ketepi lapangan.

[KAISTAL] We Broke UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang