First

4.8K 196 10
                                    

Disclaimer :
Fanfic ini terinpirasi dari lagu Growing yang di nyanyikan oleh K.Will dan juga sebuah webdrama dengan judul yang sama seperti fanfic ini "We Broke Up".
Dengan tambahan ide lain yang murni dari otakku. So, no copas, please^^

"The love that began on spring, ended on spring too." -Jung Soojung.

"We broke up on April Fool's Day and I thoungt that she was just joking." -Kim Jongin.

-Growing-
꽃이 핀다 by K.Will
.
.
.
.
.

"Hei! Jung Soojung! Berhentilah bermain dengan bolpoinmu itu. Kau tak mau mencatat?"

Sesaat putaran bolpoinku berhenti ketika suara milik teman sebangkuku memasuki gendang telingaku.
Aku hanya menoleh sekilas ke arahnya. Bisa kubilang sedikit tak menggubris.

Namanya Seulgi, gadis itu sangat cerewet. Selalu saja menggangguku.
Tidak tau apa kalau sahabat tercintanya ini sedang dalam mood yang tidak baik?! Dia tidak peka sekali!
Aku menghela napas kesal dan menjatuhkan kepalaku diatas meja.

"Kau saja yang mencatat, ya? Moodku sedang tidak baik. Nanti aku akan menyalinnya dirumah." Jawabku lesu dengan tetap membenamkan wajahku di meja.

"Dasar merepotkan! Tidak bisakah kau sedikit merubah kebiasaan burukmu itu nona Jung?! Ingat Jung, sebentar lagi kita akan ujian universitas." Seulgi berbicara panjang lebar dengan sedikit berbisik.

Tentu saja, ini kan sedang dalam jam pelajaran. Mana berani kita berbicara terlalu keras. Apa lagi jika gurunya macam orang yang sedang menjelaskan di depan kelas saat ini. Bisa-bisa penghapus papan akan dengan mulusnya meluncur ke arah kami berdua.

"Ya, aku mengerti, kau lakukan saja tugasmu dengan baik nona Kang, tak perlu hiraukan aku." Aku mulai menegakkan punggungku.

Aktivitasku berganti, bolpoin yang tadi kubuat pusing berputar-putar kini telah bertengger dengan manisnya di tangan kananku dan dengan lihai mulai menggoreskan tinta hitamnya di sebuah kertas putih yang sedari tadi telah menunggu untuk di jamah.

Bukannya mencatat, malah mengukir tulisan "we broke up!" Dengan gambar hati yang patah di sebelahnya.

Hhaah!

Lagi lagi aku membuang napas kasar mengingat apa yang telah aku lakukan dua hari lalu.
Kenapa aku begitu bodoh sampai akhirnya memutuskan untuk melakukannya?!
Aku sampai kesal sendiri mangingatnya.

Pikiranku berkecamuk.
Badanku memang sekarang sedang di dalam kelas, tapi pikiranku sedang melalanglang buana entah kemana ranah tujuannya.

Aku heran, kenapa wanita selalu saja bertentangan antara hati dan logikanya. Atau mungkin pria juga seperti itu?

Ah! Entahlah! Aku menggelengkan kepalaku cepat, kemudian berganti denfan anggukan.

"Kau sudah melakukan hal yang tepat." Gumamku.

Seketika pandanganku beralih pada seorang laki-laki yang duduk di dekat jendela. Sejajar dengan tempatku duduk, hanya saja dia berada di sisi kiri ruangan sedangkan aku berada di barisan tengah.

"Tsk! Yang dia lakukan sepanjang hari hanya duduk melamun menghadap jendela, dia bahkan tidak mendengarkan satupun penjelasan dari guru." Aku mencibir.

"Eh? Kau berbicara denganku Jung?" Seulgi menoleh kearah ku.

"Ah! Tidak, aku hanya bergumam sendiri, Seul." Balasku dengan tersenyum kikuk.

Astaga, aku lupa kalau sahabatku yang satu ini memiliki pendengara yang sangat tajam. Bahkan suara langkah semutpun kupikir dia bisa mendengarnya.

"Hei!" Seulgi menyenggol lenganku dengan sikunya. Aku menoleh.

"Kau masih memikirkannya?" Mata Seulgi mulai memicing ke arahku.

"Siapa?"

"Siapa lagi? Tentu saja dia!" Dagunya menunjuk seseorang yang sedari tadi menyita perhatianku.

"T-tidak!" Jawabku gugup. Gugup? Bukan. Hanya saja aku.... ah! Lupakan.

"Astagaaa~ berbohong lagi." Seulgi mencibir.

"Aku bilang tidak! Siapa yang berbohong? Lagipula untuk apa aku memikirkannya. Tidak penting sekali."
Aku mengalihkan pandanganku ke depan. Mencoba fokus dengan penjelasan yang diberikan oleh Mr. Wu, guru bahasa Inggris kami.

"Jangan bohongi perasaanmu, Soojung." Kata Seulgi sambil lalu.

Awalnya memang tak begitu ku perhatikan. Tapi lama kelamaan aku mulai merasa jengah.
Aku melirik Seulgi yang kini sudah kembali berkutat dengan catatannya.
Aku sedikit memikirkan perkataannya barusan.

Tbc...

[KAISTAL] We Broke UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang