Chapter 10

913 95 9
                                    


Dara sedang menonton televisi di ruang keluarga setelah Bom pergi, untuk pertama kalinya, ia berada di salah satu ruangan di rumahnya selain di kamarnya, tetapi pikirannya tidak berada di sana. Dara terus mengganti saluran televisi, mencoba mengatur pikirannya tetap urut. Ia memikirkan orangtuanya di atas semuanya. Dara tahu ia bisa mempertahankan mereka kembali jika ia meminta Lee Hi untuk mendapatkan nomor telepon mereka. Gadis itu bagus dalam bidang investigasi. Tapi akankah sekarang menjadi waktu yang tepat untuk menhubungi mereka? Dara ingin menjambak rambutnya sendiri karena berpikir ia akan tetap sama setelah semua yang ia ketahui mengenai dirinya sendiri.

Bagaimana dengan Donghae? Apakah ia hanya menikahi pria itu karena ia ingin menyakiti seseorang bernama Jiyong, yang bahkan tidak ia ingat? Tapi bagaimana jika ia mendapatkan ingatannya kembali dan mengetahui bahwa ia benar-benar ingin bercerai? Bagaimana jika ia menemukan alasan mengapa ia menikahi Donghae? Bagaimana jika ia menemukan alasan mengapa ia tidak ingin tinggal dengannya?

Tapi ia benar-benar ingin melakukannya. Semua yang ada di kepalanya mengatakan yang sebaliknya. Ia ingin tinggal bersama Donghae. Ia ingin tetap menikah dengan Donghae. Bahkan menilik semua yang Donghae katakan, ia tidak bisa menemukan perasaan atau firasat apapun tentangnya yang menginginkan jauh dari Donghae. Dan apalah itu mengenai tikus? Dara mematikan TV karena frustrasi dan menyandarkan kepalanya di sofa. Apa yang akan ia lakukan? Apa yang bisa ia lakukan? Dengan semua jawaban yang menghilang darinya, Dara tidak tahu bagaimana untuk maju.

Ia melihat Mrs. Rey memasuki ruang keluarga dan meletakkan sepiring sandwich dan segelas jus di meja.

"Kau perlu makan," kata Mrs. Rey. "Kau terlihat seperti hampir pingsan kapan saja."

Dara mengangguk, berterimakasih, dan Mrs. Rey berbalik untuk keluar. "Kau sudah bersama dengan Donghae saat ia menikahiku, kan?" Dara memanggilnya dan Mrs. Rey berhenti berjalan dan menolehkan kepalanya menatap Dara penuh tanya. "Apakah aku... berlaku sangat buruk terhadap Donghae?"

Mrs. Rey mengangguk tanpa ragu. "Sangat. Kau seperti jalang."

Dara melongo. Kata-kata seperti itu bisa keluar dari mulut seorang wanita paruh baya. Bahkan seorang wanita paruh baya yang telihat hebat.

Mrs. Rey tertawa dan berjalan menghampiri dara. "Dulu aku benar-benar tidak menyukaimu."

Dara meringis. "Bagus. Semua orang di rumah ini membenciku."

"Tidak. Dulu kau dibenci, ya. Tapi sekarang..." Ia duduk di samping Dara. "Kurasa aku akhirnya bisa melihat mengapa Donghae jatuh dalam genggamanmu."

Dara merasa mulutnya gatal. Ia tidak tahu apakah Mrs. Rey sedang mencercanya. Mrs. Rey tersenyum melihat ekspresi Dara.

"Praktisnya aku yang membesarkan Donghae dan aku sudah memperlakukannya seperti putraku sendiri. Saat ia masih kecil, aku selalu berpikir ia akan menikah dengan seorang wanita yang bisa mencintainya sebesar Donghae mencintai wanita itu saat nanti ia tumbuh dewasa karena bocah itu... Donghae... dia adalah anak yang paling tidak mementingkan dirinya sendiri yang pernah kulihat. Well, mungkin bantuanku dalam membesarkannya telah mengajarkannya seperti itu. Dan tentu saja dengan kedisiplinan orangtuanya." Mrs. Rey tersenyum lebar terlihat bangga. "Saat itu ketika Donghae hampir lulus sekolah menengah saat ia... apa istilahnya... maju... untuk memberikan pidato perpisahan. Ada salah seorang anak yang berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat pertama. Pada akhirnya, Donghae mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tingi dari anak ini. Jadi tentu saja, Donghae akan menjadi yang pertama. Tetapi ia menghampiri gurunya dan berkata bahwa ia menyontek saat ujian dan ia tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah. Jadi Donghae diskors, orangtuanya dipanggil. Ayahnya sangat marah kepadanya dan Donghae tidak bisa duduk selama berhari-hari setelah pukulan yang diberikan ayahnya."

Only You (Indonesian Translation) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang