Chapter 8

957 86 7
                                    


Demi apa chapter ini ngaduk-aduk perasaan banget!!!! Kalian siapin hati yaaa... banyak hal yang bikin kaget di sini.

Kalau chapter kemarin mulai seru, nah yang ini seru banget. Bisa dikatakan salah satu klimaks tinggi di cerita ini. So.... you cannot miss it!!



Donghae meletakkan dokumen yang telah ia tandatangani di meja. Donghae lalu mengistirahatkan punggungnya ke sandaran kursi sambil memandang dokumen yang tergeletak di meja. Semalam, Donghae tidak bisa tidur sama sekali dan akhirnya lebih memilih berada ruang kerjanya begitu melihat cahaya menyempil masuk melalui gorden jendela kamarnya.

Donghae menutup kedua matanya berusaha untuk tidak berpikir. Apa yang telah terjadi tadi malam merupakan sebuah kesalahan. Sebuah kesalahan besar. Donghae membiarkan dirinya berakhir dalam kesengsaraan. Kejadian tadi malam tidak seharusnya terjadi. Tetapi Dara megejutkannya, membuatnya melakukan apa yang telah lama ingin ia lakukan sejak bertemu dengan gadis itu. Donghae membuka mata dan tatapannya jatuh pada dokumen yang ia letakkan di meja.

Dokumen itu merupakan surat gugatan cerai serta dokumen untuk respon gugatan cerai tersebut, diberikan padanya oleh pengacaranya dua hari lalu setelah ia dan Dara kembali dari Jeju. Pengacaranya datang setelah Donghae rapat dan memberikan surat-surat untuk ia tandatangani sambil memberitahukan bahwa pengacara Dara sedang mengajukan gugatan cerai tersebut ke pengadilan dan hanya menunggu tanda tangan Dara. Pengacara Donghae memberitahu bahwa hanya masalah waktu sampai pengacara Dara datang ke rumah mereka karena tidak dapat menghubungi Dara.

Donghae menggertakkan gigi ketika menerima amplop berisi surat-surat itu. Media tidak tahu bahwa Dara menderita amnesia karena kecelakaannya. Donghae juga berpikir bahwa mungkin pengacara Dara juga tidak tahu jika dia memang berencana untuk datang ke rumah mereka, yang mungkin saja akan mengejutkan Dara.

Donghae menghela napas. Mengapa ia melindungi Dara? Inilah kebenarannya. Kenyataannya. Dara sudah meminta untuk bercerai. Dara sudah berbicara dengan pengacaranya untuk mengurus perceraian mereka. Donghae tahu ini akan terjadi dan jika bukan karena kecelakaan itu, mereka berdua mungkin sudah berpisah secara hukum sekarang ini. Kenapa Donghae sampai berpikir kalau Dara yang sedang bersamanya sekarang akan selalu bersamanya selama sisa hidupnya? Dara yang sekarang bersama dengannya hanyalah sebuah memori. Sebuah ilusi yang akan menghilang ketika lampu dinyalakan. Sekarang Donghae sadar bahwa ia membiarkan secarik harapan merayapinya dalam keadaanya yang paling rentan. Gugatan cerai itu seakan tamparan di wajahnya, membangunkan Donghae dari mimpi palsunya.

Jadi Donghae melakukan apa yang selalu ia lakukan jika menyangkut tentang Dara. Donghae menjauh dari Dara, hanya agar ia bisa memeras harapannya dan menyiapkan dirinya saat nanti Dara kembali mendapatkan ingatannya. Semua itu tidak mudah dan semalam merupakan kehancuran bagi Donghae. Semua itu tidak akan terjadi lagi. Donghae memutuskan semuanya tidak seharusnya terjadi lagi. Dan jika itu berarti ia perlu memberitahu Dara mengenai kenyataan kehidupan pernikahan mereka, kalau begitu ia akan melakukannya.



"Selamat pagi cahaya matahari," sapa Dara pada pantulan dirinya dengan bersemangat pada esok paginya. Hari ini energinya penuh meskipun kurang tidur. Mungkin karena baru pukul 4 pagi tadi ia tertidur. Dan sudah sekitar pukul 8 pagi saat ia bangun. 

Dara bisa melihat lingkaran di sekitar matanya, ia terlihat lebih pucat daripada biasanya namun Dara tidak pernah merasa lebih hidup dari sekarang ini. Pipinya memerah ketika ingatannya kembali pada apa yang terjadi semalam dan ia berusaha untuk menghentikannya.

Only You (Indonesian Translation) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang