Sequel I

6.7K 583 43
                                    

SEHUN POV

Semua berawal dariku, yang diam-diam sengaja menabrakknya kala itu agar aku bisa mengamati wajahnya lebih lama lagi. Tak kusangka, secepat itu aku mengaguminya. Sayang, aku memang laki-laki brengsek yang pura-pura bersikap dingin padanya.

Saat itu, aku hanya berharap waktu akan mempertemukanku lebih lama lagi dengannya. Tak kusangka, Tuhan menjawabnya sangat cepat. Dia akan menjadi teman satu kelasku. Dari awal aku melihatnya, aku tahu bahwa dialah gadis impianku. Gadis yang lugu, apa adanya, sederhana, semuanya aku suka. Hanya saja aku takut, aku akan menjadi beban hidupnya jika aku bersamanya.

Senyuman yang tadi sempat terukir berubah sedemikian rupa hanya karena aku menyadari suatu hal. Laki-laki sepertiku tidak pantas mendapatkan gadis baik sepertinya. Bahkan ketika namaku dipanggil pun, sebisa mungkin aku hanya memperkenalkan nama dan asal sekolahku tidak lebih. Alasannya singkat. Aku tidak ingin dia tau duniaku lebih dalam.

Ketika namanya giliran dipanggil, saat itulah mata ini menatapnya diam-diam dari belakang. Cara bicaranya, caranya membuat orang tertawa, aku suka. Tidak ada yang ditutup-tutupi darinya. Surai hitamnya yang tergerai panjang, dan satu pita putih yang disematkan membuatnya terlihat cantik alami.

Bahkan, ketika guru yang mengajar kala itu mengacak tempat duduknya, aku hanya bisa berharap semoga aku bisa satu bangku dengannya.

"Oh Sehun! Silahkan duduk disebelah Cheonsa." Saat itulah aku merasa ada kekuatan batin yang menjalar antara kami berdua.

Maafkan aku, jika kala itu aku hanya menatapmu dingin dan tajam. Aku tidak bisa memandangmu dengan pandangan yang memuja. Aku tidak bisa memberikan sedikit senyumku untukmu, padahal dalam relung hati yang paling dalam ini, aku ingin sekali bisa tertawa bersamamu.

"Cih! Mengapa kau harus menjadi teman sebangkuku?" dia berdecih, dari nadanya saja aku sudah tau bahwa dia mungkin membenciku karena telah menabrakknya tadi

"Kalau tidak suka, pergilah! Mudah kan?" sungguh kalimat yang sangat mencekik leherku

Aku akan memaki diriku sendiri saat itu. Sekali lagi maafkan aku. Maafkan aku yang berpura-pura memintamu pergi padahal kenyataannya aku ingin kau tetap disini selamanya. Maafkan aku yang telah memberi kesan buruk di hari pertamamu.

-o0o-

Waktupun berjalan cukup cepat. Tidak kusangka, aku banyak dipertemukan dengannya dalam momen-momen yang singkat. Seiringnya waktu berjalan, aku sering mendapatkan satu kelompok dengannya. Aku sungguh bahagia.

Hingga suatu pekerjaan, membuat kami berdua berdebat kecil. Masih teringat jelas di memoriku. Kala dia mengerjakan tugas biologinya sendiri, kemudian aku mengecek jawabannya ternyata tidak sedikit yang salah. Disaat itu, aku protes kepadanya bagaimana bisa jawabannya seperti ini? Kemudian dia malah memakiku. Haha, maaf aku yang salah. Aku telah meninggalkanmu kala itu.

Saat itu pula, aku sengaja meninggalkan ponsel ku di dalam kelas. Aku sengaja. Aku tau, dia akan memberikannya padaku. Dan ternyata benar. Dia menghampiriku yang berada di kantin bersama gadis lain. Aku sengaja mengajaknya makan bersamaku dikantin.

Alasannya sederhana. Agar dia tau bahwa aku bukan laki-laki yang baik. Dan agar dia tidak jatuh hati padaku. Biarkan saja. Biarkan saja aku yang menyukainya diam-diam dalam ke-egoisanku.

Hingga akhirnya, hujan datang mengguyur kota Seoul saat ini. Aku mendapatinya-Cheonsa tengah berhenti di depan gerbang sekolah. Ah, rupanya dia mengambil payung dari tasnya. Aku hendak mengikutinya, namun sayang aku tidak membawa payung.

Hingga gadis itu datang-Yoora. Dia menawariku untuk pulang bersamanya. Beruntung. Aku bisa mengikutinya dari belakang. Maafkan aku Yoora, aku hanya memanfaatkan keberadaanmu untuk mendekati gadis itu-Cheonsa.

Impossible Love [ EXO SEHUN ]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz