Sayang

4.1K 509 82
                                    

CHEONSA POV

Play the soundtrack

Aku berjalan mendekatinya, dengan hati yang ragu semakin dekat dan semakin jelas terpampang raut wajahnya. Aku berjongkok menyamai tingginya yang sedang terduduk lemas sembari menopang kepala di atas dagunya.

"Oh Sehun," bibirku terasa kaku dan lidah ku terasa kelu kala aku memanggil namanya

Yang dipanggil lantas menengadahkan kepalanya dan menoleh kesamping menatapku yang sedang mengkhawatirkannya. Kedua netranya merah padam. Bekas air mata yang mengalir masih membekas di kedua pipinya.

"Apa kau sedang sakit?" tanyaku

"Untuk apa kau kemari?" balasnya sembari mengusap kasar kedua netranya

"Tadinya aku ingin memberimu sesuatu, namun lain kali saja." Sesuatu yang kumaksud adalah uang yang kudapatkan dari hasil kerja ku kemarin.

"Sekarang pergilah dan tinggalkan aku." Pintanya

"Tunggu, apa yang kau cari?" tanyaku, namun dia masih bungkam dan enggan menjawab pertanyaanku

Tidak menunggu jawabannya, aku mengeluarkan sesuatu yang bisa disebut dengan obat itu dari saku almamaterku. Dia terlihat terkejut. Mungkin sejenak dia berfikir, bagaimana bisa barang ini ada pada diriku.

"Kemarin kau menjatuhkan tasmu, dan aku menemukan ini. Apa ini yang kau cari?" tanyaku, kemudian dia mengambil paksa obat itu dari genggamanku

"Hm. Sekarang pergilah." Tangannya gemetar saat memegang obat itu.

"Jelaskan dulu, apa yang sedang kau rasakan saat ini?" tanyaku sembari mengelus telapak tangannya. Namun dengan sigap ia menepisnya.

"Tidak ada! Aku hanya sedang sakit! Sekarang pergilah! Jangan mengikutiku lagi!" dia membentakku, dan ini membuat hatiku terluka.

Sesakit-sakit yang kamu rasakan, percayalah yang kau katakan terasa lebih menyakitkan dari yang kau rasakan. Andai kau tau, aku menemuimu dengan seuncah perasaan yang bahagia namun tiba-tiba kau menghancurkannya begitu saja.

"Baiklah, aku pergi. Cepat sembuh Hun," dia hanya bungkam seribu kata. Menunduk lemas. Dan tangannya masih bergetar. Aku beranjak dari dudukku. Dan tiba-tiba,

BYURRR!!!

Hujan deras datang tiba-tiba. Astaga sekarang apa lagi, mengapa tidak ada tanda-tanda sebelumya. Ini sudah larut malam juga. Oh Tuhan, bantulah aku menghadapi semua cobaanmu.

"Ahhhhh!!! Air ini sangat menyiksa kulitku!!! Ahhh kulitku!! Kulitku serasa terbakar!!!" dia-Oh Sehun, kembali merintih kesakitan sembari mengelus-elus tangannya.

Aku menoleh ke arahnya. Dan apa katanya tadi? Air hujan ini membuat kulitnya serasa terbakar. Sakit apa yang sebnarnya kau rasakan Oh Sehun?

Aku berjalan mendekatinya kembali. Aku tidak tega meninggalkannya dalam keadaan seperti ini sendirian. Tanpa basa-basi dan tanpa bertanya mengapa air hujan ini terasa membakar dirinya, aku membuka almamater yang kukenakan. Dan memakaikan itu kepada Sehun.

"Pakailah, aku tidak tau mengapa air bisa membuatmu terasa seperti di bakar. Aku juga tidak tau sakit apa yang sebenarnya kau alami. Pakailah jaket ini untuk melindungi tubuhmu. Mari aku antar kau pulang sampai ke rumah." Aku mengulurkan tanganku padanya semabri mengulas sedikit senyuman.

Dia mendongakkan kepalanya kepadaku, dan menerima uluran tanganku lalu berdiri. Namun kurasa dia tidak bisa berjalan seperti biasanya. Aku tau dia sedang lemas dan tidak berdaya saat ini.

Jadi aku memapah satu lengannya untuk ditaruh pada leherku. Berat. Namun semua akan kulakukan asal dia tidak seperti ini kembali. Aku menuntunnya berjalan pelan hingga sampai di rumahnya.

Impossible Love [ EXO SEHUN ]Where stories live. Discover now