Obat?

4.3K 529 57
                                    

dun bi sidersss yeahh~
Happy reading^^

CHEONSA POV

Ya, dibawah hujan ini aku kembali menangisinya. Entah apa yang menimpa dirinya sehingga membuatnya kacau seperti ini. Apa yang dia lakukan saat ini tidak seharusnya dia lakukan. Apa alasannya sehingga ia mengorbankan kesehatannya? Apa orang tuanya tau bahwa dia bekerja untuk orang lain? Apa orang tuanya tidak memberiya uang? Itu tidak mungkin. Dia adalah pewaris perusahaan yang besar. Lantas mengapa dia melakukan semua ini? Sejuta pertanyaan kembali muncul di pikiranku dan aku hanya bisa menerka-nerka jawaban benarnya.

Aku kembali ke rumah dengan keadaan basah kuyup. Tidak peduli apa yang akan dikatakan orang seisi rumah. Toh, selama ini aku terbiasa hidup sendiri tanpa ada perhatian-perhatian kecil dari orang tua. Nasib, memiliki kedua orang tua yang lebih mementingkan uang daripada anak semata wayangnya ini.

Untuk saat ini aku lebih memilih bungkam pada semua orang dirumah. Sapaan yang terucap dari bibir mereka pun tidak ada satupun yang ku hiraukan. Aku masih dibuat tidak percaya atas semua kejadian barusan. Dari semua teka-teki yang dia berikan, tidak ada satupun yang dapat kupecahkan.

Setelah selesai dengan mandi dan berganti pakaian, aku merebahkan diriku diatas kasurku yang empuk sembari menatap langit-langit putih diatasku.

'Jangan pernah meninggalkanku lagi, tetaplah berada sisiku Cheonsa-ssi,"

'Maaf tuan, saya tidak sengaja,'

Kalimat itu terus terngiang di pikiranku. Benar, itu memang suaranya. Aku yakin itu sangat. Wajahnya yang terlihat memelas, peluh yang memenuhi wajahnya, kantung yang bersarang di kedua matanya, luka, lebam, sungguh Oh Sehun yang kukenal semakin tidak karuan.

Bodoh! Untuk apa dia melakukan ini semua? Tidak cukupkah baginya menjadi seorang pewaris perusahaan dari mendiang ayahnya? Lalu satu lagi, untuk apa dia memintaku tetap berada disisinya? Kemana perginya gadis itu-Yoora? Semua yang dia lakukan saat ini telah berbanding terbalik dengan sebelumnya. Oh Sehun, disaat aku tengah dalam perjalanan yang amat panjang, kemudian kau menghianati semua yang dulu pernah terucap dari bibir manismu, rasanya ingin membuatku mati berdiri saat ini juga.

-o0o-

Terik matahari mulai masuk kedalam kamarku melalui celah-celah jendela. Aku mengusap mataku dan mengernyitkan dahiku sesaat melihat jam dinding yang menunjukkan angka 06.30. bagus! Aku akan kena hukuman saat ini juga.

Aku lari terbirit-birit memasuki kamar mandi, kemudian bergegas memakai baju seragam, memoles wajah seadanya, menuruni tangga tergesa-gesa kemudian langsung pergi menuju sekolah. Aku melupakan satu hal yang tidak biasanya kulakukan. Sarapan. Aku tidak yakin perutku bisa diajak kompromi nantinya. Berharap semoga penyakit maag ku tidak kambuh nantinya.

Namun apa yang terjadi? Sesampainya di sekolah aku kedapatan terlambat oleh guru kedisiplinan, baiklah aku mengaku salah untuk saat ini.

"Lihat! Sudah terlambat, atribut tidak lengkap, lari lapangan 20 kali! Jangan berhenti! Aku bisa melihatmu!" perintah guru itu yang tidak dapat kupungkiri kedisiplinannya,

Oke ini adalah hari sialku. Memang tidak hanya aku yang terlambat, ada sekitar 20 anak yang juga berlarian mengelilingi lapangan berkali-kali. Mungkin aku hanyalah gadis bodoh, menganggap bahwa tidak ada pelajaran berarti moleh masuk sedikit siang. Sial! Aku akan mengutuk diriku sendiri.

Aku benar-benar lari saat ini. Hukuman tetap menajadi hukuman bagiku. Baik, ini sudah lima kali aku memutari lapangan sepak bola yang kelilingnya hampir mencapai 200m. Tidak perlu ditanya bagaimana keadaan kakiku, tentu sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Impossible Love [ EXO SEHUN ]Where stories live. Discover now