Office Boy (?)

3.9K 520 60
                                    

*Dont be silent readers yeahhh~^^

CHEONSA POV

PLAY THE SOUNDTRACK^^

Masih ditempat yang sama dan suasana yang sama. Dia masih mendekap erat diriku. Tangisnya semakin mendalam. Katakan padaku bahwa ucapanmu barusan bukan sebuah dusta. Katakan padaku bahwa kau benar-benar sadar saat ini.

"Apa kau mabuk?" tanyaku yang masih dalam dekapannya

"Tidak." Jawabnya singkat

"Apa kau sadar apa yang telah kau ucapkan?" tanyaku

"Tentu."

Aku tidak tau bagaimana untuk kedepannya. Kurasa diriku dan dirimu tidak akan bisa bersatu. Entah mengapa. Dia tau, jika aku telah berhenti untuk segelanya. Kemudian dia datang membawa penawar luka yang dia ciptakan. Menurutmu, apakah semua akan baik-baik saja? Kurasa tidak.

Ketika aku telah mengakhiri dengan kalimat selamat tinggal, kemudian dia kembali dengan mengawali kalimat selamat datang. Ketika aku yakin bahwa dia memang bukan untuk kumiliki, lantas dia datang memintaku untuk kembali. Inikah yang namanya cinta? Cinta yang mungkin datang terlambat.

Rinai hujan kian turun semakin deras. Seluruh tubuhku sudah basah kuyup. Sehun melonggarkan dekapannya, dan menjauhi tubuhku. Dia meraih ransel yang ada dibelakangnya. Memungut benda yang kiranya bisa untuk menghangatkan badan.

"Mengapa baru pulang? Darimana saja kau pergi? Pulanglah, ini sudah larut malam." Jaket yang dia ambil tadi ia letakkan menutupi tubuhku menyalurkan sedikit kehangatan

"Seperti jaket inilah aku sekarang." Ucapku asal, disela-sela ia memakaikan jaketnya untukku

"Maksudmu?" tanyanya

"Tidak."

"Pulanglah, sampai jumpa besok di sekolah." Dia mengacak-acak surai hitamku lembut, sembari memperlihatkan senyum manisnya, kemudian dia melangkahkan kakinya maju kedepan meninggalkanku ditempat.

Seperti jaket inilah aku sekarang. Kalimat yang kuharap bisa membuatnya tersadar, nyatanya hanya dibalas sebuah pertanyaan singkatnya.

Kuharap dia tau, walau jaket itu tengah membuat badanku sedikit menghangat, namun jaket itu tidak bisa mengubah keadaanku saat itu. Jaket itu hanya bisa menghangatkan tubuhku, namun tidak untuk mengeringakan tubuhku.

Begitu pula dengan hati ini. Entah itu adalah ungkapan yang dia ucapkan dengan tulus atau tidak, hanya bisa membuat luka di hati ini sembuh. Namun tidak untuk menghilangkan bekasnya.

Semakin jauh dia melangkah maju, dan aku masih diam diri di tempat. Memandang punggungnya dari kejauhan sembari sesekali menjatuhkan setetes air mata bersama rintikan air hujan. Semoga usaha yang tidak sia-sia baik untukku maupun untukmu.

-o0o-

Untuk kesekian kalinya, terik matahari membuatku mengerjapkan mata berkali-kali. Rupanya sudah pagi. Tidak ada semburat semangat untukku pergi ke sekolah saat ini. Aku benar-benar lelah. Ternyata untuk mendapatkan sepeser uang tidaklah mudah. Lalu bagaiman denganmu Hun? Apa kau tidak merasakan hal yang sama?

Setelah selesai dengan semuanya, akupun langsung menuruni anak tangga untuk sarapan. Setelahnya aku melangkahkan kaki menuju sekolah. Tidak ada salam manis dan cipika cipiki dari kedua orang tua. Sedih, seperti hidup sebatang kara.

Sesampainya di sekolah, aku hanya melihat beberapa anak saja yang sudah datang. Niatku untuk menemui Jihyun gagal karena nyatanya dia belum datang. Entah karena ikatan batin atau apa, mataku langsung tertuju pada seorang laki-laki yang sedang menikmati tidurnya di atas meja.

Impossible Love [ EXO SEHUN ]Where stories live. Discover now