Shady Tree's

6.5K 751 69
                                    

CHEONSA POV

"Siapa laki-laki itu?" siapa katanya? Apa dia tidak tau siapa laki-laki yang selama ini selalu membuatku menangis selain dirinya?

"Aku kah laki-laki itu?" sambungnya lagi

"Bukan. Bukan siapa-siapa. Bukan perkara laki-laki sehingga membuatku menangis." Jelasku sembari mengusap air mataku kasar. Kedua tangannya pun terulur untuk menangkup wajahku. Sehingga mau tidak mau aku harus menatap mata indahnya kembali.

"Katakan yang sejujurnya. Akulah laki-laki yang telah membuatmu menangis bukan? Maaf atas segala yang telah kulakukan padamu," jelasnya lagi

"Maaf? Maaf katamu? Setelah apa yang kau lakukan padaku kemudian kau hanya mengatakan 'maaf'? semudah itu kau mengucap kata maaf? Kau kira luka di hati ini akan hilang begitu saja setelah kau mengucap maaf? Tidak semudah itu menghapus semua luka yang telah kau berikan Oh Sehun!" aku kembali menangis tersisak dibuatnya setelah apa yang dia ucapkan.

Dia masih menatap wajahku sendu, matanya berlinang air mata, kedua tangannya masih menangkup wajahku, tatapannya masih tidak bisa diartikan. Aku yang sakit hati jadi dia tidak perlu ikut menangis. Tunggu, apa barusan dia menangis? Oh Sehun? Menangis?

"Apa kau menangis?" aku kembali menatap matanya nanar, tanganku pun tergerak memegang satu tangannya yang ada di wajahku

"Tidak. Aku hanya merasa, bahwa aku hanyalah laki-laki bodoh yang telah membuat malaikat kecil sepertimu menangis sia-sia." Kemana saja jawaban seperti itu melayang? Aku telah menunggunya setiap saat. Menanyakan mengapa air mata ini jatuh begitu saja, menanyakan siapa yang telah membuat ku menangis tersisak. Aku sangat menanti pertanyaan-pertanyaan kecil seperti itu. Namun apa? Nyatanya sekian lama aku menunggu pertanyaan seperti itu tidak kunjung keluar dari bibir mungilnya.

Satu yang kusesali. Mengapa baru sekarang dia bertanya seperti itu? Disaat aku telah lelah atas semuanya dia datang menjadi sosok yang sedikit peduli padaku, datang menjadi sosok yang kunanti-nanti. Dia pandai meluluhkan hatiku dengan kata-katanya. Sedangkan aku? Sedikit ataupun sebesar apa usaha ku untuk meluluhkan hatinya tidak pernah berhasil sedikitpun.

"Tidak perlu merasa bersalah. Ini mungkin sudah jalan takdirnya. Kau sendiri yang berkata padaku untuk berhenti mencintaimu dan melupakan semuanya. Ketahuilah, aku telah dalam masa proses melakukan hal itu. Maka aku mohon padamu. Jadilah Sehun yang dulu, Sehun yang pernah kukenal. Aku telah di tengah perjalanan, maka jaganlah menghalangi langkahku." Aku tersenyum pahit menatap dirinya. Dengan sekuat hati aku mengatakannya.

"Tidak perlu. Maaf karena telah memintamu melakukan hal bodoh seperti itu. Jangan lakukan jika kau tidak sanggup. Aku tidak akan memintamu menjauhiku lagi. Lakukan apa yang ingin kau lakukan padaku," jawabnya lagi. Kali ini dia benar-benar serius dengan ucapannya atau tidak aku tidak tau pasti. Aku hanya ragu dengan jawabannya. Aku takut jika dia berdusta kemudian melukai hatiku lagi.

"Baiklah, aku hanya ingin melakukan apa yang kau inginkan. Aku hanya akan melakukan semuanya sesuai dengan prosedur yang kau minta. Aku akan melupakan semuanya Oh Sehun. Mari kita mulai dari awal sesuai yang kau katakan." Jawabku.

"Lupakan. Lupakan semua yang telah ku ucapkan padamu. Jangan teruskan jika kau tidak sanggup. Aku tau itu terlampau susah dan melelahkan untukmu. Aku tau benar masih ada perasaan yang tersisa sedikit untukku. Maka dari itu tetaplah mencintaiku. Karena aku, akan belajar menerimamu disisiku."

Deg.

Apa yang barusan dia katakan? Menerimaku disisinya? Tidak mungkin. Jelas tidak akan terjadi. Dia telah menolakku mentah-mentah. Aku masih ingat benar apa yang dia katakan kemarin. Aku masih ingat benar, dia sendiri yang mengatakan padaku bahwa dia tidak akan menerimaku disisinya, dia sendiri yang mengatakan padaku bahwa aku bukan gadis yang dia cari.

Dia sendiri yang membuatku tersadar bahwa ada hal-hal yang telah disediakan namun bukan untuk kumiliki. Jadi apa yang dia katakan barusan tadi hanyalah dusta yang dia sampaikan. Itu tidak benar. Bagaimana bisa aku mempercayainya setelah apa yang telah terjadi padaku?

"Itu tidak mungkin. Kau sendiri yang mengatakannya padaku, apapun keadaannya apapun yang terjadi sampai kapanpun kau tidak akan pernah menerimaku disisimu. Aku masih ingat betul Sehun-ssi! Aku tidak mungkin lupa dengan yang satu ini. Kalimat yang selalu tersadar bahwa aku memang seonggok sampah yang selalu mengharapkan dirimu disampingku! Aku ingat benar itu!" bantahku padanya

"Bahkan sekarang kau memanggilku seakan kau baru mengenalku," dia tersenyum simpul

"Apa itu salah? Aku hanya melakukan apa yang kau inginkan." Aku menghela nafas kasar, jangan terkejut jika tiba-tiba aku berubah seperti ini bukan aku yang menginginkannya melainkan dia sendiri.

"Baiklah, dari awal aku yang salah. Anggaplah ini semua balasan yang dapat kuterima, mungkin memang tidak sebanding dengan apa yang dulu kulakukan padamu, namun setidaknya biar aku yang giliran merasakan sakitnya diacuhkan." Sambungnya

"Tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Kau memang benar, aku hanya salah menjatuhkan hatiku pada orang yang tidak tepat. Itulah yang menyebabkan mengapa aku bisa terluka seperti ini. Aku sendiri yang menyebabkan diriku terluka bukan siapa-siapa. Cukup, jangan salahkan dirimu. Belajarlah untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya." Aku tersenyum ikhlas

"Baiklah akan kucoba, bantulah aku supaya aku bisa melakukannya dengan benar, tuntun dan ajarilah aku bagaiamana caranya menghargai perasaan seorang gadis."

"Tidak perlu kuajari, kau bisa melakukannya sendiri. Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu." Kemudian aku menarik kedua tangannya melepas wajahku.

Rasanya begitu hangat. Beginikah rasanya bisa menyentuh telapak tangan seseorang yang kucinta? Rasanya begitu nyaman dan menenangkan. Aku merasa ada sesuatu yang bisa menjagaku dengan kehangatan cinta yang kurasakan.

Namun seketika aku tercekat, aku memicingkan kedua netra ku sesaat mendapati tangannya yang kasar, kemudian bekas luka yang terukir di telapak tangannya yang putih seputih susu, memar dan lebam di pergelangan tangannya. Ada apa dengannya?

"Kau kenapa?" tanyaku sembari memegang satu telapak tangannya

Seketika dia menjadi gelagapan. Dia menarik tangannya tiba-tiba. Ada apa dengannya? Apa yang dia sembunyikan? Apakah sesuatu yang buruk sedang menimpanya?

"Katakan mengapa tanganmu jadi parah seperti itu? Kau melakukan pekerjaan rumah? Pembantumu tidak ada? Seharusnya biarkan orang lain mengurus keperluan rumah, tidak seharusnya kau yang melakukannya. Bukannya apa, jika kau yang melakukannya bukan malah membantu tapi malah merusak." Jelasku

"Bukan. Bukan seperti itu. Ada hal lain yang tidak perlu kau ketahui." Jawabnya

Apa? Sekarang apa lagi? Apa yang telah terjadi padamu Sehun-ah? Jangan biarkan sesuatu yang buruk menimpamu hingga melukaimu seperti ini. Darimana asalnya bekas luka itu? Sudah lama kah? Sudah seringkah ini terjadi padamu? Oh Sehun-ah! Jangan membuatku bimbang seperti ini.

TBC

Hayoooo tangannya sehun kenapa hayoo wkwkw

NEXT? vote +60, coment+40 ^^ seeeyuuuu~

Impossible Love [ EXO SEHUN ]Where stories live. Discover now