20. Miracle

4.7K 490 129
                                    

Selamat membaca ^^

***

BAMBAM POV

Kemarin, aku, Mark, Nathan dan Dylan menghabiskan waktu bersama di banyak tempat. Kami bahkan sampai pulang larut malam karenanya. Itu sedikit membuat hatiku tenang dari sebelumnya. Walaupun tidak bisa kutepis, aku sakit dan sedih.

Tanganku dengan gemetar dan tidak rela menyerahkan Dylan pada Jackson. Jackson menggendong Dylan dan mencium pipi bocah satu tahun itu singkat. Nathan ada di sampingku. Aku tahu dia tidak mengerti dengan situasi ini. Kulihat wajahnya menatap kami bingung.

"Dylan sama Papi mau kemana?" tanyanya.

"Papi mau jalan-jalan sebentar sama Dylan," jawabku bohong.

"Nath ikuuttt," rengeknya.

Aku mengusap surai kecoklatan Nathan lembut. "Nath sayang, Gantian ya, sekarang dek Dylan yang jalan-jalan sama Papi. Dulu Nathan kan udah."

Nathan cemberut kecewa disana.

Aku mengalihkan pandanganku pada Dylan. Mendekat, aku mengecup kening dan pipinya sayang.

Mama dan Papa ada di belakang kami. Seperti biasa, Papa bisa menahan semua emosinya, sedangkan Mama hanya bisa membenamkan wajahnya di bahu Papa. Berusaha meredakan tangisnya yang tak kunjung henti.

Aku menghapus air mataku yang sudah jatuh tak bisa ditahan lagi. Aku mencoba menyunggingkan senyum, berharap pilihan kami benar adanya tanpa penyesalan nantinya.

Jackson tersenyum padaku, lalu menganggukkan kepalanya mengisyaratkan untuk segera pergi dari sini.

Aku pun mengangguk mengiyakan.

Namun, baru selangkah Jackson berbalik arah. Suara mobil mendekat mengalihkan perhatian kami. Aku tidak tahu itu milik siapa. Yang aku tahu, aku hanya melihat mobil berwarna silver itu berhenti di depan kami.

Seseorang keluar dari sana. Dan betapa terkejutnya kami saat melihat Mommy keluar dari dalam mobil. Mommy, aku dan Jackson biasa memanggilnya seperti itu. Beliau adalah ibu kandung Jackson. Untuk apa Mommy kesini?

"Mom," ucap Jackson terkejut.

Mom tersenyum pada kami. Wanita cantik itu kemudian mengambil Dylan dari gendongan Jackson lalu mendekat ke arahku, Nathan, Mama, dan Papa sekedar menyapa kami.

"Grandma.. Grandma kenapa nggak bilang mau kesini?" tanya Nathan ceria sambil memeluk pinggang Mommy. Nathan berbicara cantonesse dengan Mommy, yang tentu saja aku bisa mengerti. Anakku itu sudah mengerti tiga bahasa diumurnya yang ke-empat tahun. Betapa cerdasnya dia.

Aku tersenyum melihatnya, kurasa Nathan sangat merindukan neneknya yang sudah berbulan-bulan tidak bertemu.

"Cucu Grandma yang tampaaan," sapa Mommy seraya menunduk dan mencium kening Nathan. Kulihat Nathan tersenyum lebar disana.

Jackson berjalan dan mendekat ke arah Mommy. "Mom, kenapa bisa disini?" tanya Jackson to the point.

Mommy terkekeh, lalu menyarankan pada kami untuk masuk ke dalam.

Kami duduk di ruang tamu. Dengan tidak sabar, Jackson kembali bertanya pada ibunya.

"Kenapa Mom tidak memberitahuku?"

Mommy masih betah membiarkan Dylan duduk di pangkuannya. Kemudian, ia menoleh dan menatap Jackson.

"Kebetulan sekali ayahmu ada pekerjaan mendadak di Thailand. Jadi Mom ikut bersamanya, dan menyempatkan datang kesini."

Ma Babies [ MarkBam JackBam ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang