"Benar. Tidak ada yang dia harapkan kecuali aku anak semata wayangnya." Dia melanjutkan langkah kakinya.

Hingga terbesit dibenakku untuk membantunya. Bekerja paruh waktu. Sama seperti yang dia lakukan. Kurasa aku bisa melakukannya, sepulang sekolah nanti aku akan melamar pekerjaan disebuah restoran dekat kompleks.

"Cheonsa-ya, berjanjilah padaku kau tidak akan meninggalkanku apapun yang akan terjadi nantinya," tiba-tiba dia memintaku hal itu kembali

"Alasan apa yang kiranya bisa kuterima agar aku sudi menuruti permintaanmu?" tanyaku

"Karena aku membutuhkan dirimu disisiku." Tidak sempat aku menjawab alasannya barusan, karena aku telah sampai pada tujuan utama-UKS.

"Aku akan menunggumu, mintalah obat maagnya dan mari segera kembali sebelum guru itu mencari kita," tuturnya. Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya

Selang beberapa menit kemudian, aku keluar dari ruang UKS dan mendapatkan sebutir obat telannya. Dan kudapati laki-laki itu-Sehun sedang duduk di kursi tunggu dan menopang dagunya menggunakan kedua tangannya.

"Oh Sehun, mari kita kembali sudah kudapatkan obatnya." Ucapku

"Hm, apa perlu kugendong lagi?" tanyanya menyindir

"Anniya, aku sudah baik-baik saja." Setelah itu kami pun segera kembali di depan kelas

Dan keadaan kelas masih sama. guru itu tak kunjung angkat kaki dari kelasku. Hingga aku harus menunggunya kembali di luar kelas. Untung saja sudah kudapatkan obat pereda sakitnya.

"Sehun-ah, apa kau bekerja di proyek itu setiap hari?" tanyaku memecah keheningan

"Hm, setiap hari sepulang sekolah." Jawabnya

Haruskah dia melakukan itu semua? Dia akan kehilangan waktunya untuk belajar atau bahkan untuk bermain bersama kawan-kawannya. Pikiranku memang benar. Aku akan mengikuti jejaknya untuk bekerja di sebuah restoran sepulang sekolah. Akan aku bantu sebisaku Sehun-ah.

-o0o-

Bel berbunyi untuk kesekian kalinya di sekolah ku. Sesuai dengan ucapanku, aku akan bergegas melamarkan diri sebagai pekerja di sebuah restoran ternama sekitar kompleksku. Aku mulai melangkahkan kakiku meninggalkan sekolah tercinta.

Melewati jalanan yang sunyi bukan menjadi hal yang aneh bagiku. Sendirian, tanpa ada seorang yang menemani sudah terlampau biasa untukku. Hingga sampailah kaki ini berlabuh di tempat yang kutuju. The La' Restaurant feel your pleasure in here. Aku menghela nafasku sejenak sebelum aku benar-benar yakin dengan keputusanku.

"Tuan, saya ingin melamar pekerjaan disini. Saya sangat membutuhkan kerja paruh waktu untuk biaya sekolah. Saya mohon tuan terimalah saya." Ucapku memohon kepada sang pemilik restaurant tersebut

"Ah baiklah, kebetulan kami juga sedang kekurangan pekerja. Kau akan kuterima menjadi pramusaji. Gaji awalmu sebesar 400ribu won perbulan. Apa kau mau?" tawarnya. Aku tersenyum sumringah mendengarnya

"Baik tuan saya mau." Jawabku

"Kau boleh bekerja mulai hari ini." Titahnya. Aku menganggukkan kepala sebagai jawabannya

*play the soundtrack^^*

Akupun bergegas mengganti pakaian seragam sekolahku dengan seragam kerjaku. Tepat pukul 15.00KST aku memulai pekerjaanku, menghampiri meja-meja yang penuh dengan pelanggan, mengantarkan makanan-makanan yang dipesan. Tak jarang aku juga mendapat omelan karena salah memberi pesanan makanan. Hingga waktu menunjukkan pukul 21.00, artinya aku akan segera pulang ke rumah. Ternyata begini rasanya banting tulang demi mendapat sesuap nasi.

Selesai dengan semuanya aku melangkahkan kakiku keluar restaurant ini dengan perasaan lega yang tak terbayar. Akhirnya, aku mendapat 400ribu won-ku yang pertama kalinya. Hasil dari jerih payahku sendiri.

Kembalilah aku berjalan di jalanan menuju rumahku sendirian. Sepertinya hujan akan segera tiba. Dan sayangnya aku tidak membawa payung. Di tengah perjalanan, aku melihat sosok yang tak asing bagiku berjalan lemas di depanku.

Rambutnya yang berantakan, seragam sekolah yang kusut. Apa lagi yang terjadi denganmu Oh Sehun?

Bunyi gemuruh terdengar sangat nyaring. Hingga hujan deras turun membuat pandanganku sedikit mengabur. Basah kuyup sudah tidak kupedulikan lagi. Aku dengannya-Sehun masih fokus dengan jalanan di depan.

Hingga sekitar jarak lima meter kami berpasapasan, saat itu pula kami saling memandang dalam kesunyian. Tubuhnya dan tubuhku sudah sama-sama basah kuyup. Matanya dan mataku masih saling bertemu lumayan lama untuk pertama kalinya.

Greebb!

Hingga aku merasa pelukan hangat menyelimutiku dibawah dinginnya hujan yang mengguyur. Tidak ada sepatah apapun yang dia ucapkan. Dengan tiba-tiba saja dia-Oh Sehun memelukku dalam kesunyian yang menyelimuti kami berdua.

Lama dia mendekapku dibawah hujan ini. Dapat kurasa detak jantungnya berdegup cepat saat ini. Mendekapku erat, mengelus surai hitam basahku seolah dia lakukan tanpa ada beban. Mengelus punggunggku seakan menyalurkan kehangatan disana.

Masih dalam diam dia mendekapku, tidak ada satupun dari kami yang membuka pembicaraan. Baik aku dan dia masih berperang dengan pikiran masing-masing. Hingga secuil kata dia ucapkan lirih tepat diatas kepalaku,

"Aku memintamu tidak menjauhiku," dia menjeda kalimatnya

"Karena aku mulai mencintaimu, Choi Cheonsa," setelahnya, dia semakin mendekapku erat dalam peluk hangatnya. Dapat kurasa tetesan air mata hangatnya menetes tepat di bahuku. Seakan ribuan dinginnya air hujan yang mengguyur kalah dengan satu tetesan air matanya yang hangat.

Tidak ada yang dapat kusampaikan sebagai jawabannya. Ingin rasanya aku tidak sadarkan diri di depannya saat ini juga. Namun kedua tangan kekarnya masih bisa menahanku. Oh Sehun di bawah hujan ini kau kembali membuatku menangis untuk kesekian kalinya.

-o0o-

Why can't i hold you in the street

Why can't i kiss you on the dance floors

I wish that it could be like that,

Why can't it be like that

Cause im yours,

Tbc
Hai kakk kambek lagi ^^
Wdyt untuk chap ini?
Makin absurd ya? Maaf yaa jgn lupa tinggalkan jejak, seyuu next part ^^

Impossible Love [ EXO SEHUN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang