Part 19

12K 436 5
                                    

Raka mengajak Keisa kesalah satu tempat bermain setelah taman yang mereka kunjungi. Hanya tempat bermain untuk anak-anak, tapi juga banyak orang dewasa yang jalan-jalan di taman bermain itu.

Keisa dan Raka duduk disalah satu kursi yang menghadap kekolam. Kolam yang sengaja dibuat untuk menambah kesan cantik dimata pengunjung taman bermain. Keisa dan Raka duduk dengan santai. Memandang kolam lurus mengabaikan suara yang berasal dari belakang mereka.

"Keisa," Keisa menoleh menatap Raka yang memanggilnya.

"Loe mau minum? Atau yang lain? Gue haus mau beli minum,"

Keisa memikir dahulu sebelum menjawab pertanyaan Raka. "Em samain kayak loe aja."

Raka tersenyum, berdiri meninggalkan Keisa sendiri duduk dibangku. Setelah Raka meninggalkannya sendiri. Keisa memandang kolam dengan tatapan kosong. Tatapannya diluruskan kearah kolam tapi jika kalian memandangnya lebih dekat pasti hanya tatapan kosong.

Keisa masih memikirkan perkataan Raka ditaman. Dia memejamkan matanya perlahan menghirup udara. Menghembuskannya dengan perlahan. Kenapa bisa jadi seperti ini? Kenapa tiba-tiba Raka ingin gue jadi pacarnya? Oh gue pasti sangat senang, karena gue suka sama dia dan dia juga suka sama gue. Cocokkan? Tinggal kita jadian dan sudah selesai.

Tapi kenapa Raka harus nunggu jawaban gue dulu? Apa yang dipikirkan? Tinggal terima dan tara... Keisa berpacaran dengan Raka. Sekali lagi, kenapa Raka harus nunggu? Oke banyak alasan yang harus gue sampaikan. Gue belum bercerita dengan Ravi dan Kenzo. Mereka adalah kakak yang harus gue beritahu juga. Tidak mungkin gue gak beritahu mereka. Raka tolong tunggu sebentar jawaban gue, jangan bosen nunggu gue, gue suka sama loe, sayang sama loe, tunggu gue, oke? Tanyanya dalam hati.

Keisa langsung menoleh saat melihat Raka duduk dengan membawa dua kaleng. Raka memberikan satu kaleng untuk Keisa, dan satunya untuk dia. "Sorry gue gak tahu minuman yang loe suka,"

"Gak papa, gue juga suka ini, thanks." Jawabnya membuat Raka tersenyum.

Keisa meminum setengahnya dahulu. Menaruhnya diantara mereka berdua. "Raka,"

"Hem?"

"Loe... loe mau nunggu jawaban gue kan?"

Raka mengangguk, "Iya, gue nunggu jawaban loe kok. Jadi tenang saja, jangan khawatir." Jawabnya sambil tersenyum.

Keisa menundukkan kepalanya bimbang. Sekali lagi dia harus berpikir untuk menjawab ya atau tidak. Keisa mengangkat kepalanya menatap Raka yang menatapnya juga. Dia ingin bertanya, kenapa Raka bisa menyukainya.

"Gue boleh tanya?" Raka menganggukan kepalanya.

"Em... kenapa loe bisa suka sama gue? Loe tahu kan, gue bad girl sekolah. Terkadang gue juga bolos pelajaran, suka ngomong kotor yang gak pantes ditiru, gue juga pernah ke club, gue... gue juga gak can...,"

"Loe cantik, loe beda, loe special...," Jawabnya menggantung. "Semua yang ada didiri seorang Keisa tidak ada didiri perempuan lain. Walaupun loe bad girl, gue kira loe bukan bad girl. Pasti ada alasan dibalik loe berubah jadi bad girl dan bicara kotor seperti itu. Club? Loe bilang club? Gue juga pernah kesana, tapi gue malah dipukul penjaga disana karena gue masih pakai seragam sekolah. Loe beda dari yang lain Keisa.

"Itu kenapa gue suka sama loe. Loe beda itu yang buat loe special. Gue suka sama loe, sayang sama loe, cinta sama loe, sebelum loe suka gue." Sambungnya membuat Keisa terdiam.

Gue special? Gue beda? Gue... gue, ucapnya dalam hati. Keisa menundukkan kepalanya. Terjawablah sudah jawaban dari pertanyaannya. Keisa memejamkan matanya menatap Raka lagi. Dia tersenyum ke arah Raka, "Makasih, makasih loe udah suka sama gue. Gue kira ada alasan yang... loe bisa tebak kan?" Raka tersenyum mengangguk mengerti.

Bad GirlWhere stories live. Discover now