Part 11

16.4K 635 3
                                    

Hari minggu ini bagi Keisa adalah hari yang membosankan. Dan sekarang sudah pukul 3 sore dan Keisa belum makan pagi dan siang. Keisa bangun dari tidurnya dan turun untuk makan. Cacing-cacing diperutnya sudah bernyanyi dari tadi memintanya untuk segera makan. 

Keisa melihat makanan yang dibuat Kenzo dengan mata berbinar. Melihat makanan yang ada dimeja makan membuatnya mengingat Kenzo lagi.

Apa dia sudah makan?

Tau ah, gue gak peduli. Keisa langsung duduk dan ambil nasi. Makan dengan tenang tanpa ada seorang pun yang mengganggunya. Sebelum suara orang melangkah ke dapur. Keisa membiarkan suara langkah itu dan tetap makan dengan tenang. Bukan tenang sekarang, tapi Keisa menjadi gelisah saat Kenzo duduk didepannya. Keisa tahu suara derap langkah itu dari Kenzo.

"Kamu baru makan Kei?" Keisa langsung menghentikan acara makannya itu. Sabar Kei, dia Kenzo. Kakak lo sendiri, batin Keisa.

"Lo lihat sendiri kan? Jadi tolong jangan ganggu gue makan." Jawab Keisa tanpa melihat Kenzo. Kenzo menghembuskan nafasnya pelan melihat adiknya. Dia berubah, sudah berubah Ken. Batin Kenzo.

Kenzo kecil pulang dengan Keisa kecil. Mereka pulang dengan senyum yang terlihat sangat jelas diwajah mereka. Seperti tidak ada masalah sama sekali. Kenzo yang melihat Keisa sekarang tidak ingin adiknya yang manis ini jauh darinya. Kejadian kemarin memang membuat Keisa menangis terus, tapi Kenzo bisa mengatasinya.

"Kei hati-hati kalau jalan." Kata Kenzo kala itu. Kenzo melihat adiknya yang sekarang berlari karena sudah dekat rumah mereka. Kenzo akhirnya mengejar Keisa yang sudah berada didepan pagar rumah mereka. Penjaga yang melihat mereka berdua langsung membukakan pagar untuk mereka berdua.

•••

"Kenzo turun sayang kita makan malam." Panggil seorang perempuan yang terlihat masih muda di usianya. "Bentar mah, Kenzo panggil Keisa dulu." Jawab Kenzo. Kenzo langsung melangkahkan kaki kecilnya kekamar sebelah. Tertulis disana 'KEISA TAMA' Kenzo tanpa mengetuk kamar itu langsung saja membukanya dan melihat Keisa yang ada dimeja belajarnya.

"Kei ayo makan." Ajak Kenzo. Keisa yang melihat Kenzo langsung melihatkan senyumnya dan turun dari kursi belajarnya. Dia langsung berlari dari kamarnya dan turun ke meja makan meninggalkan Kenzo dikamarnya.

"Dimana Kenzo?" Tanya seorang laki-laki yang melihat Keisa tertawa. "Kenzo masih ada dikamarku ayah." Jawab Keisa masih tertawa.

"Kamu bilang apa?! Kenzo tadi memanggilmu dan kamu malah meninggalkannya dikamarmu?!" Tanya perempuan itu dengan nada marah.

"Ma-maaf mah. Keisa hanya bercanda." Jawab Keisa menunduk. Air mata sudah siap untuk menetes tapi Keisa masih bisa menahannya.

"Ikut ayah!" Laki-laki itu langsung menarik tangan Keisa untuk naik kekamarnya lagi. Kenzo yang masih didalam sana terkejut karena sekarang Keisa sudah menangis dan tangannya ditarik oleh ayahnya. Pasti sakit, batin Kenzo. Kenzo hanya diam melihat kejadian tadi. Dia tidak bisa membantu Keisa. Jika dia membantu, pasti Kenzo akan diancam oleh Ayah dan Mamahnya.

•••

Tengah malam, Kenzo bangun dari tidurnya. Keluar dari kamarnya dan menuju kamar di sebelahnya. Membuka pintu itu dengan perlahan tanpa suara decitan. Agar perempuan kecil yang tidur sekarang tidak bangun.

"Semoga mimpimu indah." Kata Kenzo pelan dan mencium pipi adiknya itu. "Maafkan kakak juga." Katanya lagi dan mecium pipi adiknya lagi.

Keisa yang sekarang berada ditempat tidurnya lagi sangat bosan. Sangat dan sangat. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan Keisa langsung melihat siapa yang meneleponnya. Tertulis dilayar datar itu Raka.

Bad GirlDonde viven las historias. Descúbrelo ahora