Part 13

15.4K 543 10
                                    

Aulia menarik tangan Keisa menuju kantin. Sepertinya hari ini Aulia akan mentraktir Keisa, karena nanti malam Keisa akan membantunya mengerjakan tugas matematiknya. Keisa mencari tempat duduk yang dekat dengan jendela. Membiarkan Aulia memesan makan untuknya. Keisa disuruh mencari tempat untuk makan, jadi dia menurut saja. Keisa juga malas disuruh mengantri disana.

Keisa melihat jendela dengan malas. Dia mengedarkan penglihatannya keseluruh kantin. Dan sama saja membuatnya malas. Tidak ada yang bagus, pikir Keisa. Saat menunggu Aulia datang, tiba-tiba Raka datang tepat didepan Keisa. Keisa terkejut saat Raka datang dengan tiba-tiba. Dia melihat Raka dengan raut wajah se-datar mungkin.

"Sendiri Kei?" Tanya Raka mulai duduk disebelah Keisa. Raka tidak jadi duduk didepan Keisa dia lebih memilih duduk disamping Keisa.

"Kenapa lo jadi duduk disebelah gue? Mending lo duduk disana Raka." Jawab Keisa. Karena sekarang Keisa mulai gelisah saat Raka duduk disebelahnya. Akhir-akhir ini jika Raka duduk atau sekedar dekat dengannya Keisa akan menjadi gelisah. Dia tidak tahu kenapa.

"Emang kenapa? Gak boleh? Gue pengen duduk disebelah lo Kei," Balas Raka.

"Lo harus duduk disana Raka."

"Nanti lo marah lagi," Sahut Raka.

"Marah? Kapan gue marah?"

"Lo lupa Kei? Waktu itu lo marah gara-gara gue duduk disana. Dan gue gak mau duduk disana lagi. So, gue duduk disini, sebelah lo." Jawab Raka langsung membuat Keisa menghentikan perkataannya yang akan keluar tadi. Aulia datang dengan penjual yang membawa mangkok dan minuman. Aulia melihat Keisa dan Raka dengan senyum miringnya.

"Keisa ini pesenan lo." Keisa langsung menoleh kearah Aulia. Bukan, bukan kearah Aulia tapi kearah Raka. Aulia berada dibelakang Raka, tapi dia salah tatap. Keisa malah bertatap muka dengan Raka. Melihat warna hitam dimata Raka yang membuatnya berdetak lagi. Keisa menjadi salah tingkah saat melihat manik mata Raka itu. Dan Raka hanya tersenyum menang melihat tingkah Keisa yang sekarang menjadi salah tingkah. Dia harus berterima kasih kepada Aulia sekarang.

"Keisa Tama, gue disini." Keisa menjadi salah tingkah lagi saat mendengar kata Aulia tadi. Keisa berdiri dan mengambil mangkok yang dibawa penjual tadi. Aulia hanya tersenyum miring lagi melihat sahabatnya sejak SMP itu menjadi salah tingkah karenanya. Setelah itu Aulia dan Keisa kembali duduk lagi.

Ah kenapa gue jadi salah tingkah gini sih. Kenapa juga tadi Aulia manggil gue terus gue malah lihat Raka. Terus kenapa Raka jadi lebih tampan dari dekat. Ah otak gue mulai kegeser nih, tapi Raka cakep juga. Samalah kayak Kenzo dan Ravi, tapi Kenzo kayaknya lebih cakep dari Ravi, eh bukan Ravi yang lebih cakep dari Kenzo. Tau ah, mereka sama-sama cakep, pikir Keisa sambil senyum-senyum. Aulia dan Raka melihat Keisa dengan bingung. Karena Keisa sekarang tersenyum sendiri. Padahal mereka bertiga tidak berbicara sedikitpun, tapi kenapa Keisa bisa-bisanya tersenyum.

Raka menoel pipi Keisa yang mulai merah, "lo mikir apa Kei? Sampai pipi lo merah gitu? Lo mikir aneh-aneh ya?" Tanya Raka langsung.

"Heh, gue gak mikir yang aneh-aneh ya. Gue mikir sesuatu. Gak mungkin gue mikir aneh-aneh,"

"Bilang aja mikir seseorang," Sahut Aulia tanpa melihat Keisa. Keisa dan Raka langsung menoleh ke arah Aulia dengan penasaran, "Gue tau apa yang dipikiran lo Keisa Tama. Gue tau itu." Sambung Aulia tanpa melihat Keisa lagi. Aulia masih mengunyah makanannya dengan sedikit senyum miring yang tidak terlihat oleh siapapun kecuali dirinya.

Keisa hanya diam setelah mendengar jawaban Aulia. Dia memang sahabat gue, batin Keisa. Setelah itu Keisa melanjutkan makanannya. Tapi kegiatan makan Keisa terhenti saat dia menoleh kearah Raka. Raka melihatnya dengan senyum manisnya. Untuk sekali saja, Keisa ingin berteriak karena Raka hari ini sangatlah tampan. Atau dia yang baru tahu jika Raka memang tampan.

Bad GirlWhere stories live. Discover now