Bab 1 - Perkenalan...

50.5K 2.4K 53
                                    

AGHA POV

                -Flash Back On-

                “ Nabila “ Gadis itu mengucapkan nama seraya merapatkan kedua buku tangannya didada. Tanda bahwa kami tidak bisa berjabat tangan. Aku tersenyum dan mengikuti hal yang ia lakukan, kurapatkan kedua buku tanganku dan kutaruh didada.

                “ Agha”,

Riana, sepupuku yang cantik melirikku dengan senyum menggoda. Sial! Dia sengaja rupanya.

                “ Bang Agha, Anak ekonomi juga kan?”, Nabila bertanya padaku, tangannya sibuk mengaduk jus mangga yang ia pesan. Aku mengangguk singkat.

                “ Iya, kamu juga kan? Riana udah cerita sama saya “, Jawabku yang membuat wajahnya merah merona. Wajahnya tertunduk malu dengan kedua tangan memeluk kaki gelas jusnya. Aku tersenyum melihatnya. Wajah Nabila tidak bosan dipandang mata, alisnya tebal terukir indah, pipinya yang chabi kadang mengeluarkan semburat merah persis seperti pipi bayi. Hijab yang ia kenakan makin menyempurnakan penampilannya. Astagfirullah… Agha! Apa sih yang kamu fikirkan?

                “ Kamu kapan lulus Gha? ”, Tanya Riana yang masih suka seenaknya manggil aku dengan sebutan Agha saja. Padahal kalau ketahuan Maminya, dia pasti dijewer secara aku kan kakak sepupunya.

                “ Insya Allah tahun ini, doain aja, lagi nyusun skripsi “, Jawabku santai. Padahal kepala lagi pusing banget mikin bab demi bab yang menghabiskan jam tidur dan mainku. Siang ini bisa ketemu Riana di kampus udah kebetulan banget, padahal dia udah masuk kuliah sejak dua bulan lalu tapi aku sama sekali belum bertemu dengannya.

                “ Pantesan kamu nggak pernah keliatan di showroom “, celetuknya yang membuatku melirik sejenak kearah Nabila. Nabila masing tampak tenang mendengar obrolanku dan Riana.

                “ Kan kamu tahu kalau saya nggak lulus tahun ini saya ngga bakal dianggap anak sama Ayah “, balasanku membuat Riana dan Nabila kompak menertawakanku.  Aku hanya tersenyum meringis dengan tangan menggaruk – garuk rambut yang jujur tidak gatal sama sekali.

                “ Aku tahu kok, yaudah semangat ya, aku doain biar kamu lulus, terus cepet masuk keperusahaan terus bisa jajanin aku deh besok – besok “, Sahut Riana. Aku mendengus sebal mendengar komentar egoisnya. Dasar nona tukang jajan! Dari pada makin digondokin sama Riana lebih baik aku beralih ke Nabila. Kulihat jus’nya sudah tinggal setengah.

                “ Bila “, Panggilku yang membuat tatapannya beralih padaku.

                “ Ya Bang?”, Abang? Kapan aku jadi abang kamu Bila cantik..

                “ Panggil Agha aja “, Kataku.

                “ Cie… Agha.. Cie… “, Sindir Riana yang membuat Bila makin tertunduk malu. Dasar nona tukang kompor!

                “ Apa sih kamu cie cie segala, udah Bil, nggak usah didengerin “, Jelasku mencoba menyamankan perasaan Nabila. Aku tidak mau kalau besok – besok kami bertemu jadi canggung lantaran ledekkan nona tukang kompor disebelahku.

                “ Iya bang, eh Agha “, Sahutnya salah tingkah. Aduuh Bila.. kamu makin bikin aku gregetan nggak jelas gini.

                “ Yaudah kalau gitu saya pamit dulu ya.. Assalamualaikum “,Aku beranjak bangkit.

                “ Walaikumsalam”, sahut mereka berdua kompak. Aku berjalan meninggalkan mereka, tapi seperti ada sesuatu yang tertinggal disana.Hatiku..

My SunshineWhere stories live. Discover now