TO THE POINT!!!!

"Uhuk.. Uhuk..." Gayoung tersedak panecakenya karena mendengar pertanyaan D.O.

"Ah kau ini, kau bercanda kan? Mana mungkin kau ingin menjadi kekasihku? Kau gila ap-" Ucapan Gayoung terhenti melihat wajah D.O yang sangat serius. Tak ada ekspresi bergurau sedikitpun. Tatapan matanya tajam lurus ke arah mata Gayoung. Tentu saja itu membuat Gayoung sedikit kaget. Berarti ini bukan candaan, pikir Gayoung.

"Ehn, kau tau kan? Ehm kita ini baru saja kenal, jadi ehm begini, kita juga belum terlalu dekat, yaa ehm..."

"Apa kau tau istilah love at the first sight?" Tanya D.O.

"A-aku tau, ya aku tau."

"Apa kau percaya aku mengalami itu padamu? Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, aku jatuh cinta pada pertemuan kita yang pertama." Jelas D.O dengan lembut dan menatap mata Gayoung teduh sambil menggenggam tangan Gayoung.

"Aku tak memaksamu menjadi kekasihku, tapi apakah kita bisa memulainya dari awal? Kita berkenalan, menjadi teman, menjadi teman yang lebih dekat, menjadi sahabat, menjadi sahabat yang sangat dekat, kita membuat banyak kenangan, aku jatuh cinta padamu dan kaupun sama mencintaiku. Kita menjalin sebuah hubungan yang sangat indah. Tapi jika selama itu kau tidak juga jatuh cinta padaku, aku akan menunggu. Menunggu sampai kau mencintaiku. Tidak bisakah kita seperti itu?" Tanya D.O dengan raut muka sedih, Ia memohon pada wanita ini, wanita yang membuatnya jatuh cinta pada pandang pertama.

"Ini akan sulit D.O-ya jika kita melakukannya. Aku takut aku tak bisa mencintaimu layaknya kau mencintaiku. Aku tak mau semua itu terjadi."

"Kumohon, beri aku kesempatan. Biarkan aku berharap padamu, walaupun hanya sedikit?" Mohon D.O hampir menitikan air mata.

"Tidak bisa D.O-ya. Aku tidak ingin membuatmu berharap jika pada nyatanya aku tak memberimu harapan. Kita, menjadi teman saja. Itu sudah lebih dari cukup." Jelas Gayoung dengan tegas sambil melepaskan genggaman D.O.

"Jika memang tak bisa, biarkan aku berada disisimu disaat kau sedih, disaat kau membutuhkan seseorang, aku akan ada untukmu." Ucap D.O sambil berlalu pergi meninggalkan Gayoung yang masih terdiam di tempatnya semula.

Ia terlalu sakit menerima kenyataan ini. Tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Inikah rasanya patah hati? Kenapa rasanya lebih sakit dari sebuah luka fisik? Kenapa sangat sesak di dada seakan kehabisan oksigen?

D.O's POV

Ternyata rasanya sangat sakit. Aku bahkan ingin menangis sekencang-kencangnya. Aku fikir pria tak akan bisa merasakan hal seperti ini. Sebuah rasa sakit dari sebuah patah hati.

"Kenapa kau tega sekali Gayoung-ah?! Aku tulus mencintaimu, kenapa kau tidak? Jika saja kau ingin belajar untuk mencintaiku."

Akhirnya keluar juga air mata ini tanpa kusuruh. Aku begitu, patah hati. Air mataku tak dapat berhenti. Aku memukul-mukul dadaku agar rasa sakit ini hilang. Dan tanpa kusadari aku jatuh terlalu dalam akan pesona gadis itu. Aku tertawa menyadari tingkahku yang kekanak-kanakan ini. Kenapa juga aku harus menangis? Cengeng sekali.

Author's POV

Gayoung kembali ke ruang kerjanya dengan kepala yang penuh pemikiran akan hal tadi. Saking tidak fokusnya, Ia bahkan menabrak pintu kaca ruang kerjanya dan di tertawakan rekan satu kantornya.

"Hey anak muda, berhati-hatilah!" Ucap seorang penata rias artist kepada Gayoung. Gayoung hanya tersenyum menanggapi ucapan orang tersebut.

Ia duduk di kursi kerjanya. Memejamkan mata sambil menghirup dalam-dalam udara yang ada di dalam ruang kerjanya. Seharusnya Gayoung tak perlu ambil pusing akan hal tadi. Tapi tetap saja terpikirkan, karena Ia merasa bersalah pada D.O.

"Pria itu pasti sangat tersakiti hatinya." Gumam Gayoung sambil mengusap-usap wajahnya. Dan tanpa di sadari olehnya, sedari tadi ada pria yang duduk di sofa ruang kerjanya.

"Aakh! Aku keluar berniat merefresh otak! Tapi kenapa malah membuat otakku semakin penat dan kacau!" Teriak Gayoung sambil mengehentakkan kaki dan mengacak-ngacak rambutnya.

"Ya! Kau sudah gila apa?" Tanya namja itu dengan santai. Gayoung kaget mendengar suara itu dan langsung melihat ke arah sofa.

"Eoh?! Chanyeol?! Kau sudah pulang? Cepat sekali? Kenapa kau ada diruanganku? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Gayoung bertubi-tubi.

"Kenapa kau perhatian sekali? Apa otakmu terbalik karena terjedut tadi?" Sambil menempelkan telapak tangannya di kening Gayoung.

"A-ani! Bukan begitu! Aku hanya bertanya!" Ucap Gayoung sambil menepis telapak tangan Chanyeol.

Chanyeol menatap Gayoung curiga. Ia memasang senyum jahil di wajahnya.

"Kau merindukanku ya? Sini-sini biar kupeluk agar rasa rindumu hilang." Ucap pria itu sambil menarik Gayoung ke pelukkannya. Gayoung berontak, tapi pelukan Chanyeol begitu erat dan kuat.

"Ya! Lepaskan aku!" Teriak Gayoung sambil melepaskan diri. Sebenarnya ada sedikit rasa senang karena di peluk oleh Chanyeol.

"Eoh? Rasa rindumu sudah hilang ya?"

"Mwo? Aku tidak merindukanmu. Aku malah senang jika tak ada kau!" Teriak Gayoung sambil pergi meninggalkan Gayoung. Diam-diam Ia tersenyum malu.

Chanyeol tertawa melihat tingkah Gayoung. Gadis yang satu ini gampang sekali untuk dijahili, pikir Chanyeol.

*****

Don't forget to give a vote and comment guys! Don't be a silent readers! I really need your vomment to next this story:)) and thx for everyone who support this story;)))) and thx for keep waiting for the next of the story. Love yaa Exo-L!!!!!! :D

Secret Love (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang