"Dasar! Aku terpaksa melakukannya karena itu untuk dokumentasi kelas. Dan apa katamu tadi? Jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi? Kejadian yang mana? Apa kau tau banyak tentangku? Bukannya aku baru saja mengenalmu tadi pagi?" tanyaku pada laki-laki itu yang tak lain adalah Oh Sehun.

"Tidak. Aku tidak tau apa-apa tentangmu. Aku hanya sedang teringat seseorang. Dia tidak beda jauh denganmu. Ya! Akan kutunggu buble tea nya!" dia melemparkan sapu tangannya ke arahku. Dia sudah gila! Dia kira aku mesin cucinya apa?

"Ya pabboya!! Aku bukan mesin cucimu! Bau mu sangat busuk! Menjijikkan astaga!!!" teriakku padanya. Kemudian dia menghentikan langkahnya, lalu berbalik arah kepadaku lagi.

"Ingatlah, walaupun bau ini tidak sedap kau pernah menggilainya hingga kau mencari tau kesana kemari dimana aku membeli minyak wanginya. Ingatlah kau pernah tergila-gila dengan yang satu ini." Dia tersenyum menyeringai kemudian mengacak-acak rambutku setelah itu pergi berlalu begitu saja.

Oh my god.

Apa yang dia katakan? Bukankah dia yang bicara sendiri bahwa dia tidak pernah mengnalku? Lalu dari mana dia tau bahwa aku sempat tergila-gila dengan bau maskulinnya? Dia benar-benar mengetahui semuanya? Dari mana dia tau? Dia bukan paranormal kan?

-o0o-

Pertandingan sepak bola memang telah berakhir. Maka dari itu laki-laki itu-Sehun segera pergi mengganti pakaian kemudian pergi ke kelas. Sama halnya denganku. Karena pertandingan juga sudah selesai aku segera menarik Jihyun dan undur diri dari kerumunan siswa.

"Jihyun-ah! Tidak terasa kita akan segera berpisah." Rengekku padanya

"Maksudmu?"

"Kita akan naik kelas, dan tentu saja kita semua akan diacak kembali. Aku berharap aku masih bisa satu kelas bersama mu lagi." Kataku

"Iya kalau kau naik kelas. Kalau tidak?" ucap seseorang sembari menarh baju olah raganya ke dalam lokernya, kemudian memasang wajah datar dan duduk di sembarang bangku. Oh Sehun, bagaimana bisa kau mengataiku seperti itu?! Dasar tidak tau diri!

"Ya! Kau pikir kau siapa berani mengataiku? Kau sendiri sudah sempurna?" balasku

"Ingatlah, dulu kau pernah meminta bantuan cara mengerjakan delapan soal matematika yang menurutku terlalu mudah bagi kita semua." Ucapnya sambil berkutat dengan ponselnya.

"Benarkah? Aku tidak pernah merasa! Bahkan aku baru mengenalmu," ucapku singkat

Aneh memang. Baru mengenal nya tadi pagi itu tidak mungkin. Lalu kemana waktu setahun ini kujalani? Lalu kemana perginya waktu satu tahun yang terbuang sia-sia hanya untuk menunggu laki-laki sepertinya? Maaf. Aku hanya mengikuti alur sesuai prosedur yang dia inginkan.

"Ah iya, aku lupa. Sudah kukatakan kau mirip dengan seseorang, maaf selalu mengatakan hal yang tidak jelas padamu." Mirip seseorang katanya? Memangnya ada gadis yang mirip denganku?

"Semirip itukah? Hingga membuatmu salah sangka padaku?"

"Sangat. Dari segi wajah, cara bicara dan semuanya. Terkecuali sikapnya. Ternyata dia sudah berbeda." Dia? Aku maksudnya? Aku tidak berubah. Masih sama. hanya mungkin kau akan kehilangan cinta yang dulu sempat ada untuk kau miliki namun telah kau sia-siakan.

"Terserah. Aku tidak tau apa yang kau bicarakan." Jawabku

"Sama, aku juga tidak tau apa yang kubicarakan." Balasnya

"Kalau begitu tidak usah bicara." Sindirku

"Jangan lupa buble teanya! Aku menunggumu!" Menunggu katanya? Haha, kemana saja dia? Baru kali ini aku mendengar kata 'menunggu' dari bibir mungilnya.

Sehun-ah. mengapa disaat aku ingin melupakan semuanya kau malah dengan sengaja mengingatkan semua yang telah kulakukan? Kau pikir itu mudah untuk dilakukan? Mengapa dengan teganya kau mengungkit semuanya dengan jelas dan lugas? Apa kau tidak tau bagaimana rasa sakitnya berjuang sendirian?

Dan tolong, aku tidak ingin mengalaminya kembali. Merasakan bagaimana diacuhkan oleh seseorang yang kucintai, merasakan bagiamana rasanya harus berjuang sendirian. Dia tidak akan pernah tau bagaimana sakitnya hati ini karena sikapnya yang terlampau kejam untukku.

-o0o-

Aku kembali terduduk di bawah pohon rindang sembari menengadahkan kepalaku menatap langit biru dan menghirup udara sejuk yang sejuk. Mendengarkan lantunan-lantunan musik melengkapi semuanya. Seolah apa yang ada di dalam hati ku saat ini ada dalam setiap bait melodi ini.

Tanpa sadar atau tidak, air mata ini mengalir dari pelupuk mataku. Aku benar-benar tidak tau apa yang sedang kuhadapi saat ini. Sepertinya aku gagal. Melupakan semuanya bukanlah sebuah jalan yang tepat. Berpura-pura untuk baru mengenalnya tadi pagi tidak mudah bagiku. Bahkan disaat aku berusaha untuk terbiasa dengan semuanya, seolah dia berusaha mengingatkannya kembali.

Katakan apa maksudmu kali ini? Oh Sehun, sampai kapan kau membuatku terluka seperti ini? Kau yang memintaku untuk melupakan semuanya. Kau yang memintaku untuk berhenti mencintaimu. Namun apa yang lakukan? Kau melakukan semuanya seolah kau ingin membuatku jatuh hati padamu. Tolong, aku tidak ingin terluka untuk kedua kalinya.

"Cheonsa-ya," suara itu. Suara yang selalu aku rindukan namun tak kunjung datang,

"Untuk apa kemari? Buble tea? Sepulang sekolah akan kutunggu di kedai biasanya." Jawabku

"Apa kau menangis?"

Sial!

Aku ketahuan. Haha, ketahuan juga tidak masalah. Dia sudah sering melihatnya kan? Ralat, maksudku dia sering membuatku menangis tapi tak pernah menanyakan apa penyebabnya walau hanya sekali bukan? Disaat dia membuatku menangis sesegukan dia malah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, seolah dia tidak tahu apa-apa. Dan sekarang? Dia menanyakan kalimat itu yang dulu sempat aku harapkan?

"Apa pedulimu?" tanyaku sembari mengusap kasar air mataku

"Jangan menangis lagi, jangan menangisi laki-laki yang bahkan selalu mengacuhkanmu, jangan pernah sesekali menangisi laki-laki yang hanya membuatmu semakin kacau." Dia terduduk, menyamai tinggiku. Dia mengusap pipiku lembut.

Oh Sehun, kau semakin membuatku menangis. Mengapa baru sekarang? Mengapa disaat aku sudah tidak ingin mendapatkanmu kau malah bersikap seperti ini? Kau selalu membuatku bimbang. Kau benar-benar paham bagaimana caranya membuat hatiku terluka dan bagaimana caranya membuatku luluh kepadamu.

TBC

heihoooo~

kambekkk egeinnn wkwkwk, wdyt guys? absurd ya? makin gajelasss yaa? :3 sabarr kawan ini masih awal, next part dan seterusnya itu adalah inti ceritanya, kenapa dulu sehun nyuruh cheonsa ngejauhin dia wkwkwk pokoknya jangan lupa tinggalkan jejak yaa, biar aku bisa memperbaiki cerita kedepannya.

ehiya part selanjutnya gak jadi aku private :3 ntaran aja kalo mau end aku private wkwkwk,

Next? Coment+30 nee ^^ seyuuu

Impossible Love [ EXO SEHUN ]Where stories live. Discover now