12. Panggilan Telepon

108K 8.8K 416
                                    

Sudah satu minggu berlalu dan Noura masih tinggal di rumah orangtuanya di Norwegia. Ia dilarang pulang ke Jerman oleh ketiga kakaknya yang super duper posesif itu setelah mereka tahu kisahnya. Kisah yang akhirnya harus ia ceritakan gara-gara Arne yang menyebalkan itu.

Flashback on...

"Arneeeee!!!" Teriak Noura dengan sebal. Arne menoleh dan menyerahkan ponselnya.

"Dia mematikannya," katanya santai dan tanpa dosa.

Noura melotot dan merebut ponselnya, mencoba menghubungi Andrasekali lagi. Nihil. Dicobanya sekali lagi. Sial! Andra mematikan ponselnya.

"Siapa dia?" Tanya Adam ingin tahu.

"Bukan siapa-siapa," jawab Noura sambil cemberut.

"Jika bukan siapa-siapa, lalu kenapa kau semarah itu?" Giliran Anders yang bertanya.

"Aku marah padanya!"Noura menunjuk Arne dengan kesal dan kakaknya itu malah tersenyum-senyum seolah tanpa dosa.

"Kau tidak akan semarah itu jika dia memang bukan siapa-siapa. Katakan, Nounou!" perintah Adam dengan tegas seperti biasa.

Ia sudah bilang kalau Adam itu diktator kan? Setiap kata yang keluar dari mulutnya ada sabda seorang raja. Tidak ada yang bisa menolaknya. Ditambah tatapannya yang setajam elang sedang mengintai mangsanya itu. Noura menunduk takut. Adam selalu penuh intimidasi. Bagaimana pria ini bisa menjadi kakaknya??

"Nounou," panggilnya lagi setelah Noura tidak juga menjawabnya.

"Kalian menyebalkan!! Okey, aku menyukainya!! Salah, aku mencintainya!!" Teriak Noura marah. Ia lelah. Lelah menyimpannya sendirian. Tidak ada tempat untuk berbagi. Selama ini hanya Nayla yang ia punya untuk menumpahkan segalanya.

"Dan masalahnya adalah?" Anders bertanya dengan lembut. Dan jebol sudah pertahanannya. Semuanya ia ceritakan pada mereka. Termasuk soal gadis itu.

"Brengsek!! Akan kupatahkan leher dokter sialan itu!!" Teriak Arne marah. Dia memang selalu begitu.

"Tidak usah pulang ke Jerman!"

Noura melotot pada Adam. "Apa maksudmu??"

"Sudah jelas. Kau. Tinggal. Kembali. Di. Rumah!"

Flashback off...

Sejak itulah semua yang berhubungan dengan Andra dimusnahkan oleh Adam. Nomor Andra dan Nayla di hapus dari ponselnya. Adam bahkan menelepon atasan Noura di kantor dan berkata ia keluar dari pekerjaannya. Ia tidak boleh pergi ke manapun sendirian. Mereka bertiga bahkan kembali tinggal di rumah. Dan jelas, ia merasa seperti tahanan!

"Nounou, mau ikut aku besok?" Arne bertanya saat Noura sedang melamun sendirian di taman belakang.

"Ke mana?"

"Pestaaa!! Temanku naik jabatan, kami akan makan-makan. Akan kukenalkan kau pada temanku."

"Aku tidak mau," jawab Noura malas-malasan.

Pesta? Yang benar saja. Ia malas ke pesta. Pesta selalu mengingatkannya tentang Edward. Dia adalah lelaki gila pesta. Hampir setiap malam, ia selalu menghadiri pesta yang Noura sendiri tidak tahu apa itu. Noura juga heran, bagaimana mungkin dia bisa tetap berprestasi di kampus sementara kerjanya setiap malam hanyalah berpesta.

"Nounou?" Arne membuyarkan lamunan Noura tentang si brengsek Edward.

"Tidak, Arne." Ia tetap menolak.

My Doctor, My Love (Tersedia Cetak Dan Ebook)Where stories live. Discover now