Tidak jauh dari meja genk Trojan, ada Darwin dan Arabella yang duduk saling berhadap-hadapan. Berkat pemuda berambut pirang itu, mau tidak mau Arabella duduk di antara sekawanan anak-anak pembuat masalah seperti genk Trojan. Pasalnya, kita semua tahu bahwa Darwin telah menakklukan geng Trojan dalam tempo waktu satu hari. Maka secara otomatis, dia termasuk ke dalam spesies genk Trojan. Penampilan berpakaian dan cara berbicara Darwin pun berubah drastis; rambut pirangnya ditata seperti milik James Dean, dua kancing kemeja sekolah bagian atasnya dibiarkan terbuka, lalu bagian lengan kemejanya digulung sampai ke atas siku.

Tidak ada genk Trojan yang sudi mengenakan baju hangat HCW School ketika berada di luar sekolah. Karena menurut mereka, memakai baju hangat itu hanya untuk nenek-nenek tua.

Darwin terkekeh geli saat melihat Nigel tersedak burger. "Lihat si polar bear itu, dia tidak pernah belajar dari pengalaman."

Arabella jelas mendengar apa yang dikometarkan Darwin tentang Nigel, tetapi dia tak sampai hati membalasnya. Dia mengalihkan pandang ke arah jendela yang berada persis disampingnya, mengamati barisan mobil yang di parkir lumayan rapih; termasuk mobil Darwin yang memiliki warna merah paling mencolok.

Rasa ketertarikannya pada pemandangan di luar jendela pudar sewaktu soda, yang baru diantarkan pelayan, terlihat begitu menggoda. Sambil menopang sebelah sikunya ke atas meja, dia menyeruput soda dengan malas. Setiap cairan yang melewati lidahnya bagaikan paku-paku kecil yang menusuk. Otaknya kembali mengingat perkataan ayahnya semasa hidup.

"Jauhi makanan cepat saji kalau tidak mau cepat mati!"

Arabella jelas merindukan saat-saat di mana ayahnya yang cerewet sangat mengutuk keberadaan makanan cepat saji. Dia memikirkan mendiang sang ayah di waktu yang tidak tepat, tetapi pikirannya terus melayang ke arah sana. Ayahnya adalah sosok yang selalu berada di sampingnya jika masa sulit tengah menghampiri. Namun setelah sang ayah meninggal, dia tidak punya seseorang untuk dijadikan sandaran, atau tempat berbagi cerita. Darwin bisa saja dijadikan tempat pelarian bagi Arabella, tetapi tetap saja cowok itu bukan ayahnya.

Tiba-tiba pikirannya melayang mengingat kejadian di lapangan basket beberapa waktu lalu. Apa yang dikatakan Madam Sera mengenai kekuatan gelap yang mengintai nyawanya bukanlah omong kosong. Membayangkan sosok hitam yang nyaris merenggut nyawanya membuat perasaan gelisah gadis itu semakin memuncak; takut kalau-kalau sosoknya datang lagi.

"Ada apa denganmu, Baby?" tanya Darwin cemas. "Mengapa kau tidak makan makananmu?"

Arabella mengedikkan bahu sebagai jawaban.

Darwin menjulurkan tangannya guna meraih ujung jemari Arabella. "Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu," komentarnya. "Kau memang berada di sini, tetapi pikiranmu tidak."

"Apakah aku terlihat seperti itu?"

Darwin mengangguk kecil. "Apakah kau masih memikirkan kejadian di sekolah tadi? Sudah kubilang lupakan masalah itu! Aku dan genk Trojan berjanji akan memberi pelajaran kepada si cabul itu."

"Namanya Elliot."

Nigel mengatakan bahwa sekolah memberi hukuman skors kepada Elliot selama satu minggu penuh. Dia dan teman-temannya justru tidak setuju atas hukuman yang diberikan sekolah kepada Elliot. Bagi mereka itu sangat tidak adil, karena Nigel yang ketahuan memecahkan kaca mobil guru Olahraga, mendapat hukuman harus mencuci mobil para guru selama satu bulan.

Hukuman yang diberikan kepada Elliot tidak luput dari peran Arabella sebagai saksi kunci. Andai saja dia lebih berani menjelaskan kepada Mr. Garner tentang apa yang terjadi di lapangan basket, Elliot pasti tidak akan mendapat hukuman. Tetapi siapa yang mau percaya kalau yang merusak fasilitas sekolah itu adalah hantu? Belum lagi pelecehan seksual yang dituduhkan kepada Elliot sempat membuat hatinya teriris.

Arabella & The Waterhouse FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang