Tn Jung menarik nafas panjang saat memasuki kamar Eunji. Kamar dengan warna pink hampir keseluruhan ini sudah terlihat seperti bangsal rumah sakit dengan Eunji yang terkapar disana. Masker oksigen masih terpasang karena penafasannya masih belum stabil, dua selang infus bergantiaan masuk kedalam pembuluh darah Eunji dengan harapan Eunji bisa segera sadar.

Menarik nafas kembali Tn Jung kemudiaan menghampiri Han Ajumma yang tengah duduk menahan kantuk di sofa.

"Tuan sudah datang?" Han Ajumma bangkit berdiri, mengucek matanya sebentar lalu menoleh sekilas ke arah Eunji.

"Nona masih belum sadar Tuan."
Tn Jung mengikuti arah pandang Han Ajumma, tersenyum miris melihat keadaan putrinya.

"Tidak apa-apa, kau boleh pergi sekarang, biar saya yang menemaninya malam ini."

Tn Jung sengaja meminta wanita paruh baya tersebut untuk menjaga Eunji, karena masih ada beberapa berkas penting yang harus ia selesaikan di ruang kerjanya tadi.

Han Ajumma mengangguk mengerti.
"Baik Tuan. kalau begitu, saya permisi dulu."

"Ya silahkan."

Setelah kepergiaan Han Ajumma. Tn Jung memilih untuk duduk disofa, menyadarkan kepalanya sembari menerawang menatap langit kamar Eunji, yang bernuansa pink. Pink adalah warna kesukaan Eunji.

"Ayah, aku ingin kamar ini nanti berwarna merah muda."

"Harus ada boneka tedy bear pinknya ya Ayah."

"Lampunya harus warna pink juga Ayah, tunggu, hmm apa lagi ya?"

Sekelebat bayangan masa lalu muncul dikepala Tn Jung. Ia terkekeh menginggat saat-saat pertama kali dirinya membawa Eunji tinggal dirumah ini. Gadis kecil itu begitu ceria, antusias, dan cerewet persis seperti Ibunya. Ibunya?

"Park Hyein..." Tampa sadar Ia mengumankan nama itu.

"Ibu.... Ibu...." Inggau Eunji. Tn Jung terlonjak kaget dan segera mendekat.

Tubuh Eunji bergerak gelisah, nafasnya narik turun, keringat dingin mengucur didahinya.

"Ibu.... Ibu... jangan tinggalkan Hyerim... Ibu ..." Eunji kembali menginggau. Tn Jung termanggu ditempat. Eunji masih mengingat Ibunya. Tersadar Tn Jung segera duduk disisi kanan ranjang Eunji mengengam jemari putrinya erat dan mengecupnya.

"Ayah disini nak, tenanglah."

"Ibu... Ibu ...."

"Ibu tidak akan pergi Hyerim." Bagai mantra sihir tubuh Eunji seketika membaik, nafasnya yang tadi naik turun kini mulai normal kembali.

Tn Jung menarik nafas lega, menatap wajah damai Eunji yang kini kembali terlelap.

Inilah salah satu alasan, kenapa Ia bersikeras tidak mau membawa Eunji kerumah sakit dan memilih merawatnya dirumah. Eunji masih tidak bisa melupakan kenangan masa lalunya.

"Nona Eunji masih trauma dengan kepergiaan Ibunya, dan mungkin inilah yang menyebabkan dia sering bermimpi buruk, jadi saya sarankan untuk tetap berada disisinya disaat kondisinya sedang seperti ini."

Pure LoveKde žijí příběhy. Začni objevovat