thanks (2)

6.4K 518 2
                                    

"Lo mau pulang bareng gue?" tanya Iqbaal

"Eum.. apa engga ngerepotin?" jawab (Namakamu) dengan sangat hati-hati

"Hahah yaa enggaklah (Nam..) cuma nganterin pulang aja loh.." ucap Iqbaal tertawa sembari mengacak pelan rambut (Namakamu)

(Namakamu) hanya tersenyum dan menunduk, menybunyikan rona malu di pipinya

"Yatuhan, gitu doang blushing nih?" ledek Iqbaal sembari memencet-mencet pipi (Namakamu) yang sudah merah itu

"Tau ah"

Karena sudah tidak dapat menahan malu nya, (Namakamu) memutuskan untuk meninggalkan ruang musik. Iqbaal hanya menggeleng dan terkekeh lalu menyusul (Namakamu)

"(Nam..)"

"Maaf dong"

"Astaga ngambek nih?"

"(Namakamu)"

"Say----

"Beb"

"Yank"

"Astaga (Nam..)"

"(Nam..) berhenti donggg...."

Iqbaal terus saja mengejar (Namakamu) yang terus menjauhinya. Sampai akhirnya.....

BRESSS

Hujan mengguyur SMA Garuda dan (Namakamu) pun berhenti di dekat halte

"Nah akhirnya berhenti juga" ucap Iqbaal sembari mengelap keringatnya

(Namakamu) menatap Iqbaal detail

'Kalo Iqbaal keringetan gini, kecakepannya nambah 100% anjr' gumam (Namakamu) dalam hati

"Maafin ya (Nam..)?" tanya Iqbaal

"Gue gak marah kok, cuma kesel aja. Lo ngisengin gue mulu.." jawab (Namakamu) sambil cemberut

"Yaudah maaf deh. Eh kita duduk di halte sana yuk? Sambil nunggu sopir gue. Dia udah otw kesini" ucap Iqbaal sambil menggandeng lengan (Namakamu)

(Namakamu) sedikit tegang mendapat perlakuan dari Iqbaal yang notabene nya adalah idolanya dia sendiri. Dulu dia hanya bisa berangan bisa seperti ini.

"Nah kita udah sampe..." Ucap Iqbaal yang menyadarkan (Namakamu) dari lamunannya

"Ngelamun mulu lo.."

"Siapa juga ih sotau"

"Lah bukan sotau, daritadi lo senyum2 liatin gue mulu"

Blush!
(Namakamu) pun menunduk lagi. Jadi sedaritadi ia ngeliatin Iqbaal sambil senyum? Astaga

"Hahaha udah jangan merah gitu pipinya.." Ucap Iqbaal sembari mengacak pelan rambut (Namakamu)

Hanya ada keheningan sekarang. Hujan masih setia menemani mereka. (Namakamu) menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Guna mengurangi sedikit rasa kedinginannya

Iqbaal melirik ke arah (Namakamu) ia tersenyum.

"(Nam..) lo kedinginan?" tanya Iqbaal

"Aaa eum e-enggak kok, Baal" alibi (Namakamu)

"Udah gausah boong, kamu pake jalet aku aja ya?"

"Eh engga usah baal, nanti kamu kedinginan gimana?"

"Udah, aku kebal kok. Kan aku cowo hehehe"

"Engga ah baal, aku hangat, kamu juga harus hangat"

"Kode minta di peluk nih?"

"Eh bukan gitu"

Dengan cekatan, Iqbaal langsung menggeserkan duduknya dan merangkul dan mengusap bahu (Namakamu)

"(Nam..)?"

"Eum?"

"Sadar gak sih? Tadi kita ganti panggilan jadi aku-kamu"

"Eh? Iya ya. Hahahaha. Pake lo-gue aja deh baal. Takut banyak yang salah paham"

"Yaudah"

Cukup lama mereka menunggu sopir Iqbaal hingga

"Hoaamm" (Namakamu) menguap

Iqbaal melirik (Namakamu) yang sedang berada dalam rangkulannya

"Lo ngantuk?"

(Namakamu) hanya menggeleng

"Udah gak usah bohong, sini senderan" ucap Iqbaal sembari menepuk bahunya

(Namakamu) hanya diam

"Udah sini, ga apa" ucap Iqbaal sembari menarik kepala (Namakamu) agar bersender di bahu nya

Iqbaal pun mengusap rambut (Namakamu) pelan

"(Nam) tau gak? Lo adalah cewe yang paling tegar yang paling sabar yang paling segalanya yang baru pernah gue temuin. Gue kecewa, kecewa banget sama sifat Steffi ke elo. Gue sebenernya udah capek sama sifat dia. Tapi.... Hhhh entahlah. Gue masih sayang sama dia. Tapi kali ini gue juga nyaman sama lo..." Ucap Iqbaal

"Menurut lo gimana?"

"(Nam..)?"

"Yah tidur, berarti lo gak denger pengakuan gue tadi ya. Udahlah gapapa mungkin belum saatnya"


Bersambung

Artist [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang