8. Stressed Vitamin

4.4K 455 21
                                    

Akhir-akhir ini, Hanbin selalu kesal.

Tidak di studio tidak di dorm, wajah Hanbin selalu tertekuk. Bahkan YG Sajangnim pun sempat bertanya-tanya atas sikap salah satu anak kebanggaannya itu.

Bobby, yang perihalnya paling dekat dengan Hanbin pun tidak tahu kenapa. Mencoba mengajak bicara saja tidak berani. Apalagi member lain, mereka hanya menganggap Hanbin sedang dalam masa-masa stressnya yang biasa.

"Apa? 'Stress' kalian bilang hal yang biasa?"

"Ayolah, hyung. Itu hal yang biasa untuk Hanbin. Setiap membuat lagu baru pasti terjadi hal ini. Ini bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan."

Jinhwan merasa terusik dengan ketidakpedulian mereka. Selama ini, ia memang dikenal sebagai member yang paling peka dan perhatian. Terutama pada Hanbin. Jinhwan merasa ikut merasakan kesalnya Hanbin sekarang.

"Kalian tidak berpikir kalau kita sudah terlalu membebani Hanbin? Kok cuek banget, sih."

Suasana di dorm mulai tegang. Bobby yang tadinya bermain ps menaruh gamepadnya dalam diam, diikuti dengan empat member lainnya.

Donghyuk menelan ludah. "Bukan begitu maksud kita, Jinhwan-hyung.."

Jinan mendengus. Ia berjalan melalui mereka semua.

"Mau ke mana?" Tanya June.

"Studio." Jawab Jinhwan sekenanya.

****

Hanbin mengacak-acak rambutnya frustrasi. Sudah berkali-kali ia mengecek ulang tetapi ia masih tidak menemukan beat yang tepat untuk satu baris dalam lagu ini.

Tok tok

Hanbin tahu seseorang memasuki studio, tetapi ia tidak ingin menggubrisnya.

"Hanbin-ah,"

Suara lembut memenuhi telinga Hanbin. Hanbin memutar kepalanya dan melihat adanya Jinhwan di depan pintu.

"Ah, Jinan-ah."

Jinhwan mendekati Hanbin, tetapi pergerakannya ditahan oleh perkataan sang leader. "Lebih baik kau pulang. Aku sibuk. Kalau kau ke sini hanya untuk menyuruhku kembali-"

"Gwaenchanhayo?"

Mulut Hanbin terkatup begitu saja. Ia menatap sosok di depannya yang sedang memandangnya dengan lembut dan perhatian.

Jinhwan mendekat lagi. Ia menaruh tangannya di bahu Hanbin. Seketika itu juga, pertahanan Hanbin runtuh.

Hanbin melingkarkan tangannya ke tubuh Jinhwan dan membenamkan wajahnya di sana. Jinhwan sedikit terkejut, tetapi pada akhirnya ia mengelus kepala Hanbin tulus.

"Aku.. stress, Jinan-ah,"

Hanbin menghela napas. Jinhwan hanya diam mendengarkan.

"Biasanya tidak begini, tapi entah kenapa aku merasa banyak sekali beban,"

Jinhwan memeluk Hanbin dan menaruh dagunya di atas kepala Hanbin (Jangan tanya kenapa, Jinhwan posisinya berdiri dan Hanbin duduk jadi Jinhwan lebih tinggi).

"Apa kau tidak mau istirahat?" Tanya sang hyung setelah beberapa lama terdiam.

Hanbin menggeleng.

"Tapi kau sudah di studio selama empat hari penuh, Hanbin-ah. Aku mengkhawatirkanmu."

Pipi Jinhwan langsung merah setelah tersadar akan omongannya yang terakhir. "M-maksudku kami, aku dan anak-anak lainnya,"

Hanbin tertawa kecil melihat keimutan Jinhwan. Dengan lembut ia menarik Jinhwan ke pangkuannya. Sang hyung terkejut, merah di pipinya sudah menyebar ke seluruh wajahnya.

"Y-ya!"

"Aku butuh istirahat dan vitaminku, Jinan-ah."

"Tapi ini tidak nyaman, Hanbin-ah.."

Posisi Jinhwan sekarang sedang duduk di pangkuan Hanbin, tetapi membelakangi sang leader. Hanbin menaruh kepalanya di belakang leher Jinhwan. Oh, jangan lupa, tangannya juga melingkari pinggang sang hyung.

"Kau mau aku sehat lagi, tidak?" Tanya Hanbin sedikit ketus.

Jinhwan mengerucutkan bibirnya, "Mau, sih.."

"Kalau begitu diam. Aku sedang menyerap kekuatanku."

Setelah beberapa lama, Jinhwan menengok ke belakang. Ia melihat Hanbin yang sudah tertidur di pundaknya. Dengan hati-hati, ia bangun dari pangkuan sang leader dan berjalan mengambil selimut di kursi di pojok studio.

Setelah menyelimuti Hanbin, Jinhwan menyempatkan diri untuk memandangi wajahnya lamat-lamat. Tangannya bersandar di senderan kursi Hanbin.

Tubuh Jinhwan jatuh ke bawah setelah ada tangan yang menariknya. Matanya terbelalak ketika menyadari bibirnya..

Bibirnya bertemu bibir Hanbin.

Ciuman itu bertahan lima detik. Hanbin menjauhkan wajahnya dari Jinhwan sambil menyeringai nakal. Sedangkan Jinhwan? Ia seperti patung berwarna merah.

"Yak, aku sudah memakan vitaminku. Waktunya kerja lagi!" Seru Hanbin.

Jinhwan dengan sangaaaat pelan berjalan mundur menjauhi Hanbin. Bukannya takut, ia hanya gugup atas kejadian tadi. Tepat sebelum ia menarik gagang pintu, suara Hanbin menahannya.

"Siapa bilang kau boleh pergi, hyung? Temani aku malam ini."

Jinhwan menghela napas.

Menjadi stressed vitaminnya Hanbin tidaklah mudah bagi fisik dan batinnya.

××××

Udah aku bilang, kan? Abis UN aku balik? Aku udah menepati janjiku nih!

Btw aku sedih Junhwan juga lucu banget gimana ya tapi very first otp aku Binhwan:( but that couple is sinking now:(

Feel free to vote and comment!

정말 사라아아앙해!
아라.

oneshot ㅡbinhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang