3. When Hanbin got wrong

6.6K 575 24
                                    

"Kimbab, apa yang salah denganku ya?"

"Salahmu banyak, pabo."

"Ya! Aku serius!"

Bobby memutar bola matanya, "Aku juga serius. Sana pergi. Kau mengganggu gameku."

"Ya Kimbab... Jinan-hyung sepertinya marah padaku... aku harus apa?"

"Kau harus pergi dariku karena aku tidak peduli."

Hanbin merengut dan menarik game bar dari tangan Bobby. Ia kesal, di saat hubungannya dan Jinhwan sedang di ujung tanduk tidak ada yang mau membantunya.

Bobby melotot, "Ya! Sebentar lagi aku menang! Aishhh -HYUNG! JINHWAN HYUNG! HANBIN BRENGSEK, NIH!"

"Berisik. Perhatikan omonganmu, Bobby."

Mulut Bobby terkatup mendengar nada dingin dari Jinhwan. Ia menoleh ke arah hyungnya yang sedang berdiri di depan kulkas. Sekilas ia melirik Chanwoo yang ada di sebelahnya,

'Hyung kenapa?' Tanyanya bertelepati.

Chanwoo mengendikkan bahu, 'Tidak tahu. Dari pagi sudah begitu.'

Hanbin beranjak dari tempatnya saat Jinhwan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

"Hyung tungg-"

BRAK

Bobby, Chanwoo, dan Donghyuk memandang Hanbin yang terlihat gelisah. Perilaku Jinhwan yang seperti itu sangat tidak biasa. Hanbin pasti sedang dalam masalah besar.

"Hyung, apa yang kau perbuat, sih?"

"Tumben eomma sampai begitu, hyung. Kau memang bukan appa yang baik."

"Matilah kau, Kim Hanbin."

"Ck. Ya! Kalian tidak membantu sama sekali, tahu!"

Hanbin mengetuk pintu kamar Jinhwan, "Hyung? Boleh aku masuk?"

Tok tok

"Hyung?"

Tok tok tok

"Jinanie jebal.."

Tok tok tok tok

"Hyungie~ izinkan aku-"

"PERGI! JANGAN GANGGU AKU!"

Yunhyeong dan Junhoe keluar dari kamar mereka dengan penasaran. Teriakan Jinhwan yang terakhir memang kencang sekali, sampai Chanwoo dan Donghyuk membatu ketakutan.

Begitulah memang kalau seorang yang dikenal malaikat tiba-tiba marah.

"Hyung.. lebih baik kau cerita pada kami apa yang terjadi." Ujar Donghyuk bijak. Yunhyeong menarik Hanbin agar duduk di sebelahnya.

"Sebenarnya.."

Hanbin menarik napas,

"Semalam, aku bermain ke kamar Jinan. Saat itu ia sedang tertidur, jadi aku hanya rebahan di sebelahnya. Karena bosan, aku iseng membuka kakao dan melihat-lihat kontak.

Kemudian, tiba-tiba ada yang menchatku. Aku bingung, karena orang itu perempuan. Akhirnya aku ladeni dia dan ternyata dia adalah sahabat SMA-ku dulu. Tentu saja chatnya memanjang dan ia mengajakku untuk video call!"

Yang lain terpelongo menyimak cerita Hanbin sementara Hanbin mengambil napas lagi,

"Aku tidak tega menolaknya. Jadi aku iyakan dan kita video call sebentar. Saat aku matikan, Jinan sedang memerhatikanku dengan sinis. Lalu ia mengusirku dari kamarnya..."

Hanbin berhenti bercerita. Ia mengedarkan pandangannya ke member lain yang menatap dirinya dengan pandangan yang berbeda-beda.

"Ya! Pantas saja Jinhwan-hyung marah, Hanbin-ah!" Protes Yunhyeong diikuti dengan anggukan dari Donghyuk.

"Kau jahat, hyung." Ujar Chanwoo sebal.

Junhoe mendengus, "Mengecewakan. Harusnya Jinhwan-hyung memilihku bukan kau."

"Such a pabo like usual, Hanbin."

Suasana hati Hanbin juga ikutan memburuk. Percuma cerita pada mereka, pasti tidak akan ada solusinya. Ia berbalik dan beinrjalan menuju pintu keluar.

"Hanbin-hyung kau mau ke mana?"
Teriak Chanwoo dari dalam.

"Cari angin. Bilang Jinan untuk tidak tidur lebih awal!"

****

Beberapa jam kemudian, di saat semua sudah terlelap, Jinhwan keluar dari kamarnya.

Dalam kegelapan, Jinhwan mencari sakelar lampu dan langsung menyalakannya. Ia berjalan menuju dapur, mencari sesuatu untuk di makan.

"Aish... masa tidak ada makanan untukku, sih.." gumamnya sedih melihat kulkas yang kosong. Pada akhirnya, ia hanya meminum segelas cokelat panas.

"Jinan-ah?"

Jinhwan melongokan kepalanya ke arah ruang utama. Melihat Hanbin yang duduk di sofa, Jinhwan pura-pura tidak mendengar dan berjalan menuju kamarnya.

"A-andwae! Jangan masuk dulu, kumohon.." pinta Hanbin dengan menyelipkan aegyo diperkataannya, yang membuat Jinhwan tidak bisa menolak. Jinhwan hanya berdiri di depan pintu tanpa mau melihat Hanbin sedikit pun.

Hanbin mengambil sekantung plastik, "Aku membelikanmu makanan,"

Jinhwan tetap tidak mau menengok.

"...coklat, cake, nasi box, kimchi, ramyeon, dan beberapa minuman."

Hyung kecil itu menelan ludah, tetapi tetap tidak bergeming.

Hanbin menghela napas. Ia menghampiri Jinhwan sambil membawa kantung plastik penuh makanan itu. Dari belakang, ia memeluk leher Jinhwan.

"Jinan-ah mianhaeyo..." ucapnya lembut. "Aku menyesal sekali. Aku tidak bermaksud apa-apa, ia cuma sahabat lamaku! Aku hanya mencintaimu, Jinanie,"

Hati Jinhwan terenyuh. Ia menoleh pada Hanbin, tapi tetap tidak mengatakan apapun.

Hanbin tersenyum melihat wajah Jinhwan, "Maafkan aku ya?"

"...ya saja deh. Cepat berikan aku makanannya, lapar sekali."

Hanbin berlonjak kegirangan. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa sebelah Jinhwan, sedangkan kekasihnya membuka bungkus makanan yang baru dibelinya tadi.

Jinhwan makan dengan lahap dan tenang, membuat Hanbin yang hanya memperhatikannya juga ikut senang. Ketika semua makanan itu habis, Jinhwan bertanya pada Hanbin,

"Tapi, kenapa kau membelikanku makanan? Kan aku sebenarnya tidak terlalu suka ngemil.."

"Eum? Kau menghabiskan waktu di kamar terus, hyung. Pasti lapar, kan." Jawab Hanbin sambil menuang air ke gelas.

Jinhwan hanya meng-ooh-kan jawaban kekasihnya. Yang tidak ia ketahui adalah... Hanbin sedang menyeringai penuh misteri sekarang.

"...dan juga, aku mempersiapkan dirimu untuk makan sebelum dimakan, hyung."

"Makan untuk dimakan?"

"Oh ayolah.. dua hari kau mengacuhkanku. Aku kan juga butuh pemenuh hasrat,"

Jinhwan mengerjap. Sekali, dua kali.

"Ya Kim Hanbin! Aniyeo, aku ngantuk sekali!"

Hanbin menaruh gelasnya di meja, kemudian menarik tangan Jinhwan.

"Tidak ada penolakan. Ayo."

Dan malam itu tidak ada istirahat bagi mereka.

××××

Maaf OOT, tapi ASTAGA AKU BARU LIAT WINNER MV MAKING SEUNGHOON ADA KISS SCENENYA HADUH SEDIH BGT:''''(

Bukan biasku sih sebenernya tapi tetep aja..

BTW GOODBYE STAGENYA SEDIH AKU SENENG DAN SEDIH BGY NIH:(

Terus pas encore aku liat sedikit binhwan moments hihi;)

Vomments jangan lupa!
-사랑해, 아라-

oneshot ㅡbinhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang