"Ne?" Joongki sedikit bingung.

"Ahahahaha, tidak mungkin kan. Ya mungkin aku yang terlalu dramatis. Hahaha aku terlalu berlebihan hingga kau mengira kau akan bunuh diri. Haahahaha." Ujar Chaewon dengan tawa yang seperti di buat-buat.

Joongki terdiam. Kemudian ia menjawab. "Ya, aku hanyaa tiba-tiba memikirkan sesuatu saat itu." Jawab Joongki kemudian. Lalu ia terdiam. Pandanganya ke bawah. Ia seperti memikirkan yang Chaewon tanyakan tadi.

"Apa kau baik-baik saja? Kulihat tadi kau sempat memegangi dadamu. Apa kau sakit?" Tanya Chaewon.

"Aku juga tidak tahu." Jawab Joongki lirih.

"Joongki shi kau harus memeriksakannya ke rumah sakit."

"Ne tentu saja."

"Baiklah. kalau begitu aku masuk. Selamat malam." Ujar Chaewon.

Joongki mengangguk.

~~~

Chaewon bebaring di tempat tidurnya. Ia sudah menutupi tubuhnya dengan selimut dan hendak tidur. Ia mulai memejamkan matanya. Namun ia tak juga bisa tidur. ia membuka matanya.

Chaewon mengingat ketika Joongki menyebrang jalan begitu saja dan memanggil seseorang. hingga membuat Joongki tertabrak mobil. Kemudian saat tadi ia jelas melihat Joongki memandang seolah ada seseorang di sana. Sampai Chaewon berfikir bahwa Joongki akan melompat.

"Kenapa dia Seperti itu? Noona?" Chaewon kemudian terdiam. Namun sedetik kemudian ia mengingat bahwa ia tahu Noona ang Joongki maksud. "Noona. Jihyo Noona. Aahhh. Kenapa aku bisa lupa. Ya Song jihyo adalah Noonanya. Apa dia melihat Noonanya? Tapikan Jihyo sudah..." Chaewon kemudian terdiam. Wajahnya sedikit kecewa.

"Ya! Noona yang sangat di cintainya." Ucap Chaewon dnegan sedih.

"Apa dia melihat Noonanya? Apa jangan-jangan Noonanya masih hidup dan berpura-pura mati seperti yang biasanya di drama-drama. Jangan-jangan Noonanya adalah agen rahasia yang akan menjalankan misi sehingga berpura-pura mati? Ya, mungkin saja seperti itu." Ujar Chaewon mengada-ada.

"Jangan-jangan memang benar begitu. Hmm.. Sepertinya dia memang sangat mencintai Song Jihyo. Ya mencintainya. Aah Molla." Chaewon kembali mencoba memejamkan matanya. Namun kini sebuah fikiran terlintas di benaknya lagi sehingga membuatnya kembali membuka matanya.

"Aish, apa yang aku fikirkan sekarang? Aniya Chaewon ah aniya." Chaewon menggelelng frustasi.

"Kenapa aku mengingat itu? Ahh Chaewon sadarlah!"

Chaewon memejamkan matanya. Namun yang terbayang adalah wajah Joongki ketika mereka hampir berciuman tadi. Mata Chaewon terbuka. "Aah, sayang sekali. Kenapa dia harus sakit. padahal sedikit lagi." Ujar Chaewon. Namun kemudian ia kaget sendiri dengan yang ia katakan.

"Ya! Ya! Ya! Chaewon! Aniya!" Chaewon bingung sendiri dengan dirinya. Ia berguling-guling tak jelas di atas kasurnya.

~~~

Sementara itu joongki di apartemennya juga sedang berbaring. Ia membayangkan ketika hendak mencium Chaewon tadi. Seulas senyum telukis di wajahnya.

Namun ia segera menyadarkan dirinya dengan menggelengkan kepalanya.

~~

Joongki berjalan melewati sebuah lorong gelap. Seperti lorong sebuah gedung tua yang kotor dan sangat gelap. Hany aberapa lampu kecil yang menyala namun sesekali mati.

Joongki terus berjalan menyusuri lorong itu. hingga sebuah cahaya terpancar dari ujung lorong. Ia menaikkan sebelah tangannya untuk menghalangi silaunya chaya itu. Ia hendak melanjutkan langkahnya menghampiri chaya yang sepertinya berasal dari luar. Namun, suara seseorang menghenikannya.

Please Move OnWhere stories live. Discover now