"Aku tahu aku kelihatan seperti bandit kecil yang tidak bermoral, pakaian ketat ini pelan-pelan akan membunuhku," tukas Mr. Jones seraya mengulurkan tangan kepada tamunya. "Patrick Jones, tapi kau cukup memanggilku dengan sebutan Mr. Jones. Aku tidak mengerti mengapa orang tuaku memberi nama Patrick, kedengarannya seperti seorang pecandu narkoba."

Tidak seperti kebanyakan para detektif profesional yang seringkali muncul di film aksi, Mr. Jones malah mengenakan pakaian ketat berwarna merah ala sirkus. Belum lagi tidak adanya lencana atau tanda pengenal yang membuktikkan bahwa orang itu adalah detektif sempat membuat Arabella ragu. Dia melirik Darwin, hendak memprotes jika kasus yang dimilikinya bukan lelucon. Masalah yang dia hadapi merupakan masalah serius, yang mana harus ditangani oleh orang yang juga profesional. Tetapi, Darwin mengisyaratkan untuk tidak berkata apa-apa lebih dulu.

Dengan ragu Arabella membalas jabatan tangan Mr. Jones. "A..ara--"

"Aku sudah tahu siapa dirimu," potong Mr. Jones cepat. "Si pirang ini sudah memberikan profilmu secara gamblang."

Mr. Jones berjalan menuju meja kerjanya. Sebelum duduk di kursi yang tinggi, dia harus menginjak sebuah kotak kayu terlebih dulu. "Kelebihan menjadi orang kerdil adalah kau jarang sekali dicurigai. Silakan duduk dan mari memulai bisnis," katanya, menunjuk dua buah kursi yang ada di seberang meja kerja.

"Apa kau Mr. Jones yang sesungguhnya? Maksudku ... apakah kau benar-benar seorang detektif?" tanya Arabella sangsi.

Darwin berdehem, memberi isyarat kalau pertanyaan yang dilontarkan Arabella bernada sensitif. "Tentu saja dia orangnya."

Bukan tanpa alasan Arabella bertanya seperti itu. Setidaknya dia harus melihat satu bukti yang benar-benar meyakinkan. "Aku tidak melihat sebuah lencana, atau faktor-faktor lain yang memperlihatkan kalau kau adalah seorang detektif."

Darwin menyikut lengan Arabella dengan sikunya. "Ma ... af dia tidak bermaksud seperti itu."

Tanpa mengindahkan permintaan maaf Darwin, Mr. Jones yang semula menggerutu soal baju sirkusnya mulai memperhatikan dua tamunya. "Aku menghargai pertanyaan rasionalmu, Nona muda. Tentunya aku tidak menganggapmu sebagai orang yang berpikiran sempit, tetapi tidak dengan pacarmu yang pirang ini. Sebelum memulai bisnis kita memang harus mengenal satu sama lain, bukan?" Mr. Jones mengeluarkan lencana dan kartu tanda pengenal dari dalam laci untuk diserahkan kepada Arabella.

"Menjadi bagian dari sirkus murahan adalah seperkian banyak penyamaran yang harus aku lakukan. Sebelum semua ini bermula, aku sudah berlatih bagaimana cara menjinakkan singa betina. Kau tidak akan pernah tahu rasanya menjadi pawang singa, tetapi kusarankan jangan pernah mengambil pekerjaan itu ketika besar nanti. Apakah mereka tidak bisa membuat baju yang lebih longgar lagi?" keluh Mr. Jones sembari menarik-narik baju di area lehernya.

"Mr. Jones baru saja menyelesaikan kasus yang terjadi di antara Cedar Point dan Bohemian Sircus. Berkat jasanya Bohemian Sircus tidak jadi ditendang dari taman bermain ini. Selain itu banyak kasus-kasus besar yang telah ditangani oleh Mr. Jones dalam kariernya. Kau tidak perlu khawatir mengenai kualitasnya," jelas Darwin.

Tentu saja Mr. Jones tidak berbohong mengenai profesinya. Lencana dan tanda pengenal itu tidak palsu. Dengan berat hati Arabella mengakui bahwa Mr. Jones adalah seorang detektif. Walau di dalam hati kecilnya, dia meneriaki kata waspada berulang kali kepada orang kerdil itu.

"Yup, kau tahu reputasiku, Pirang. Untuk menyelesaikan kasus sebesar itu tentu saja membutuhkan uang uang uang yang sangat banyak." Kedua tangan Mr. Jones menari-nari di udara ketika mengatakan kata uang.

"Kau dengar, Arabella?" gumam Darwin. "Mr. Jones akan membantumu keluar dari rumah terkutuk itu. Kau akan bebas dari makhluk-mahkluk mengerikan yang ada di sana."

Arabella & The Waterhouse FamilyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon