Books

2K 169 29
                                    

Aku berdiri didepan jendela besar di sekitar menara, aku menatap ke arah luar jendela, aku berpikir betapa kosongnya jiwaku setelah kyungsoo pergi, aku tersenyum terus memikirkan, semua tentangnya, apa yang ia pernah lakukan kepadaku, yang pernah kami lakukan bersama, semua kenangan itu ku kubur dengan manis di hatiku, andaikan saja kyungsoo masih disini, kami berdua pasti akan bahagia.

"memikirkan kyungsoo, heum ??" tanya Chen yang tiba-tiba datang dari arah belakangku

"Chen ? sejak kapan kau berada disini ?" tanyaku lagi

"sebenarnya sejak tadi, tapi karna kau tak menjawab ketukkanku, aku memutuskan agar masuk tanpa izin" kata Chen menjelaskan

"Ohh kalau begitu, kenapa kau tiba-tiba datang kesini ? bukankah kita tidak ada janji untuk bertemu ?" tanya ku

"jadi gini, sepertinya kita harus mempercepat Luhan untuk membuka buku itu, dan kita harus menemukan tempat tersembunyi itu"

"ada apa memangnya, Chen ?" tanya ku heran

"sepertinya Sehun sudah mulai bergerak, jika kita tidak cepat membuka buku itu dan menemukan tempat tersembunyi itu, kita tidak akan mempunyai kesempatan lagi" kata Chen menjelaskan

"benarkah seperti itu ?" kata ku meyakinkan

"iya kai, sekarang Sehun sedang mempersiapkan sesuatu, tapi aku tidak tahu apa itu, sepertinya kita harus bergerak cepat" kata Chen

"baiklah jika seperti itu, aku akan membawa Luhan dan buku itu ke ruang ritual" kata Kai beranjak menuju sel bawah tanah dimana tempat Luhan berada

"aku akan ke ruang ritual dan menyiapkan segalanya" kata Chen

*Luhan POV*

Sudah 3 hari berlalu semenjak Luhan menempati sel tahanan ini, memang tak seburuk yang ia kira, tapi tetap saja sel ini tidak memiliki ruangan yang terbuka, membuat penunggunya yaitu Luhan merasa kebosanan.

"Seharusnya aku tidak mencari sehun ke hutan, bodohnya aku jika berpikir sehun akan langsung datang menemuiku, memang aku siapanya sehun.." aku bergumam sendirian di sel tahananku.

Sudah 3 hari ini aku merenung, melamun, dan menangis. kenapa aku bisa terjebak di dunia seperti ini ? sebelumnya kehidupan ku baik-baik saja bersama bibi, dan anjingku.

Tiba-tiba saja aku mendengar pintu besi yang digunakan untuk mengunci sel tahanan ku terbuka, biasanya para prajurit memberi makan siang kepadaku.

"taruh saja makanannya di depan pintu, nanti akan aku habiskan" kata aku yang masih melamun menghadap dinding sel

"aku tidak kesini untuk memberimu makan siang, sekarang cepat ganti baju tahananmu dengan ini, kau akan melakukan sesuatu, Luhan.." kata Kai sambil menaruh beberapa helai pakaian di dekat pintu

"mau apa Kai ? aku sedang tidak ingin melihat wajahmu sekarang, lebih baik kau cepat pergi" jawab ku sinis kepada Kai

"sudah lah, cepat pakai pakaianmu !" kata kai

"Tidak mau !" kata aku bersikeras menolak

Kai tiba-tiba menarikku sampai aku terpojok di dinding, dan kai menempatkan tangannya di samping kepalaku.

"apa yang mau kau lakukan ?" tanyaku sambil menatap kearah mata Kai

"aku hanya ingin kau mengganti bajumu" kata Kai dengan tatapan yg tajam kearah ku

tiba-tiba Kai mendekatkan wajahnya kepada wajahku, jarak kami terlalu dekat sekitar 5cm, aku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi

"tenang saja sayang, aku tidak akan mengintip" kata kai mebisikkan kata itu kepada ku, setelah itu dia pergi keluar selku

Lalu aku pun menurutinya dan segera memakai pakaian yang diberikan tadi, setelah itu karna sel ku yang sudah dibuka, aku bisa keluar dan melihat Kai sedang menungguku.

"hmm.. kenapa lama sekali ? ayo ikut aku sekarang" kata Kai sambil menarikku pergi dari penjara bawah tanah, aku bersumpah tidak tahu apa yang akan kita lakukan, aku hanya mengikuti ia pergi, dan sampailah di tempat yang familiar bagiku, tempat ritual.

aku melihat seorang laki-laki yang tidak asing bagiku, dia ada juga saat aku baru ditangkap oleh Kai

"mari kita langsungkan upacaranya" kata laki-laki itu.

"Luhan, kuharap kau letakkan tanganmu di buku itu" kata Kai

aku pun menuruti perkataan Kai, aku meletakan tanganku diatas buku besar yang tua, yang di depannya terdapat kata yang tidak aku mengerti

"dan sekarang katakan lah mantra ini.. greto daseiro fas tergu jedra" kata laki-laki itu

"greto daseiro fas tergu jedra" kata ku

tiba-tiba ruangan ritual gelap yang terdapat banyak lilin, seketika padam. buku itu bersinar mengeluarkan cahaya, aku juga menyadari jika aku mengeluarkan cahaya, AKU BERCAHAYA.

setelah buku itu terbuka, seketika aku pusing sekali, badanku menjadi lemas, kai yang menyadari itu langsung memeluku, aku pun jatuh di pelukan Kai.
.
.
.
.
.
.
.
.
SBC

note : hu hu hu :( maafin author yang menelantarkan ff ini sampe sebulan lebih yaa :( entah kenapa lagi ga mood buat nerusin aja, tapi udah ga lagi kok :3. tolong yaa vote dan comment nyaa karna itu yang bikin aku semangat buat nerusin ffnya.
Sekian terimakasih :3

Dear, The Wolf ( HunHan ) EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang