"Umm, sepertinya suamiku sudah membalas pesanku. Baiklah aku berbelaanja dulu." Untuk memutus komunikasi diantara mereka, Jinhwan berpura - pura bahwa hanbin telah membalas pesanya dan segera menghindari pelayan tersebut.

Pelayan itu terlihat cukup kecewa karena Jinhwan menghindarinya. Ia berharap bahwa ia akan bisa bercakap - cakap lebih lama dengan Jinhwan. Menurutnya Jinhwan terlihat sangat manis dan memiliki senyuman yang lebih manis dari madu. Ia berharap dapat berteman dengan Jinhwan.

Tak lama kemudian Jinhwan merasa ponselnya berbunyi dan segera mengeceknya.

Dari hanbin. Pikirnya. Ia segera melihat isi pesan itu.

From : hanbin

Terserah kau saja. Kau sedang di supermarket? Hati - hati.segera pulang jika sudah selesai.

Jinhwan mengernyit tidak mengerti dengan isi pesan hanbin pada kalimat terakhir. "Hati hati? kenapa tiba - tiba ia berkata seperti itu? Aneh sekali." Jinhwan segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya lagi dan memutuskan apa yang akan ia masak nanti malam dan mulai berbelanja.

Ketika tas belanjanya telah penuh oleh barang belanjaanya, ia segera ke kasir untuk membayarnya. Ia kembali bertemu pada pelayan yang tadi berbicara padanya.

"jadi kau ingin memasak sup?" Tanya pelayan itu sambil mengeluarkan belanjaan Jinhwan dari tas belanja.

"hmm" Jinhwan hanya membalasnya dengan gumaman dan senyuman yang manis.

Sambil menunggu pelayan itu menghitung semuanya, Jinhwan melihat - lihat keadaan diluar supermarket. Supermarket itu dibangun dengan dinding bagian depan yang terbuat dari kaca, sehingga ia dapat melihat keadaan diluar dengan mudah.

Tak sengaja, ekor mata Jinhwan melihat pemandangan yang aneh. Terlihat seorang pria di bangunan sebelah sedang keluar dari bangunan itu melalui jendela pada lantai dua. Karena saat ini mendung, walaupun masih sore tetapi sudah gelap. Ia hanya dapat melihat siluet hitam orang itu karena ia memakai baju serba putih. Kemudian dengan samar - samar, ia melihat ada orang lain yang mengeluarkan kepala dan sebagian badanya dari jendela. Terlihat tali yang menghubungkan orang pertama dan orang itu. kemudian orang itu menjatuhkan dirinya dari jendela itu. terlihat seperti orang yang pertama keluar sengaja menarik tali sehingga orang itu terjatuh.

Jinhwan yang penasaran segera keluar dan melihat apa yang sebenarnya terjadi disana.

"Um, boleh aku titip sebentar ? aku akan segera kembali. Um, kau simpan ini sebagai jaminanya kalau aku tidak kembali. Tapi aku pasti akan kembali" ucap Jinhwan dengan tergesa - gesa dan memberikan ponselnya sebagai jaminan. Kemudia ia berlari ke sebrang jalan dimana tepatnya kejadian yang ia lihat barusan.

Jinhwan menatap bingung pada tempat itu. ia hanya melihat sebuah gang sempit yang hanya bisa dilewati oleh satu orang, bahkan orang itu harus memiringkan badanya terlebih dahulu untuk dapat melewatinya. Bagaimana kedua orang itu dapat turun dari lantai dua, bagaimana dengan orang yang terjatuh? Bahkan di dinding gang itu sama sekali tidak terdapat sesuatu yang bisa digunakan untuk tumpuan

Awalnya Jinhwan takut hendak pergi melewati gang itu, tapi rasa penasaranya lebih besar dari rasa takutnya. Beberapa detik kemudian ia mendengar teriakan seseorang dari balik gang itu. ia pun segera melewati gang itu. untung saja badanya cukup kecil, sehingga muat tanpa harus memiringkan badanya.

Gang sempit itu cukup panjang. Ia tidak dapat melihat akhir gang itu karena sangat gelap. Ia menyesal telah memberikan ponselnya sebagai jaminan. Karena itu ia tidak dapat menggunakan aplikasi senter pada ponselnya untuk melihat jalan. Jinhwan menelusuri dinding gang itu dan menemui dinding yang menandakan akhir dari gang itu. ada gang lain yang menuju ke tempat yang berbeda. Gang itu sama sempitnya seperti gang yang ia lalui.

Ia cukup bingung akan kemana, tetapi samar sama ia melihat kilatan cahaya beberapa kali dari ujung gang sempit disebelah kananya. Ia yakin bahwa disana pasti aka nada orang. Ia meneruskan perjalananya melewati gang itu.

Setelah keluar dari gang sempit itu, ia menemukan gang yang cukup luas. Mungkin akan muat jika dua mobil melintas disana. Disana juga terdapat tempat sampah yang cukup besar. Sepertinya ini adalah bagian belakang sebuah rumah makan kecil yang berada beberapa blok dari supermarket tempat ia berbelanja tadi.

Bruk srek puk puk puk...

Jinhwan mendengar suara seperti seseorang sedang memukul sesuatu. Ia akan keluar dari gang sempit ke gang yang lebih besar itu tetapi ia tidak melakukanya. Ia benar - benar terkejut saat itu. apa yang ia lihat benar - benar tidak pernah ia pikirkan sebelumya. Sekelebat ingatan tentang Hanbin menghampiri otaknya. Apa yang ia lihat seperti pembunuhan yang hanbin lakukan pada temanya.

Ia mundur dua langkah dari gang itu. Jantungnya berdebar sangat kencang karena ketakutan. Walaupun ia telah mundur tetapi ia masih bisa melihat apa yang terjadi karena disana terdapat beberapa lampu untuk penerangan. Walaupun orang itu tidak terlihhat karena memakai pakaian serba hitam, tetapi Jinhwan dapat melihat dengan jelas apa yang dilakukanya.

Orang itu, orang yang ia yakin turun terlebih dahulu sedang menancapkan dan menarik pisaunya dari leher orang yang sudah Jinhwan yakin bahwa ia sudah tak bernyawa. Dapat dilihatnya dengan jelas darah mengucur deras dari orang itu. beberapa kali orang berpakaian hitam itu menancapkan dan menarik pisaunya. Sampai akhirnya ia mengeluarkan sebuah pisau, bukan itu semacam pedang. Ia menebas kepala orang yang sudah mati.

Jinhwan benar - benar takut. Ia beberapa kali teringat Hanbin. Ia ingin berteriak saat ini juga, tapi ia benar - benar takut. Ia membekap mulutnya sendiri dan menangis. Ia ingin segera lari dari sana. Tapi ia takut kalau pembunuh itu mendengarnya dan kemudian membunuhnya juga.

Pembunuh itu perlahan menyayat perut korbanya dan mengeluarkan organya dari sana. Benar benar mengerikan. Ia tampak memukuli tulang rusuk korbanya dengan palu. Setelah puas, ia memasukkan semua peralatanya dengan hati hati ke tasnya kembali. Sebelum itu, ia membersihkanya dulu dari darah yang mengotori.

Pembunuh itu tampak menarik sebuah tong logam dari sebelah tempat sampah. Jaraknya cukup dekat dengan gang tempat persembunyian Jinhwan disana. Jinhwan memegangi dadanya karena jantungnya benar - benar bekerja sangat cepat karena ketakutan. Tampak pembunuh itu melepaskan sarung tangan, jaket, dan mengganti sepatunya. Bahkan ia juga melepas kupluk yang awalnya bertengger dikepalanya untuk menutupi dahinya dan melemparkanya ke dalam tong itu. ia mengeluarkan botol besar dari dalam tempat sampah dan menuangkan seluruh isinya ke tong itu.

Kemudian pembunuh itu membakar tong itu beserta barang yang dapat membuatnya tertangkap. Ia membalikkan badanya untuk melihat korbanya. Secara sekilas Jinhwan melihat Hanbin. Mungkinkah itu Hanbin? Pembunuh itu meliat kea rah korbanya dan tersenyum puas. Ia membalikkan badanya lagi sedikit lebih lama sambil mendongak menatap awan dengan posisi badan menghadap gang tempat persembunyian Jinhwan.

Hanbin. Itu benar - benar Hanbin. Jinhwan sangat terkejut. Bahkan ia lupa untuk bernafas. Ia menangis dalam diam. Itu memang Hanbin Itu sungguh Hanbin. Pembunuh itu adalah Hanbin suaminya. Jinhwan hampir kehilangan kesadaranya sehingga ia menjatuhkan dirinya dengan tumpuan lututnya sendiri di dalam gang itu.





gimana? '-' kritik dan saranya juseyooo T^T

makasih buat yang udah baca dan vote :)

You'll Always Be My HeroWhere stories live. Discover now